"Setidaknya, berusahalah untuk tepat waktu. Tadi, bilang jam sembilan datang malah bertambah. Muncul banyak dugaan. Sekarang saja, terlambat datang dan terlambat pula untuk pulang !"
        Itu bisa saja jadi puisi, Jarwo malah enggan menuliskan. Ia membiarkan perasaanya campur aduk. Bahkan, ketika waktu terus berjalan.
        "Konin ini makanannya apa ? Kemungkinan Minggu jadi banyak tempat haru. Bertambah pula kerinduan, melambung,"
        Catat, setiap perjalanan perlu dicatat. Entah, menjadi latihan atau senyuman. Semua perlu dilakukan. Menatap perlahan, kita tak pernah kehilangan.
        "Jarwo kinanthi ing Gusti dalam laku sehari-hari. Jadi tanya, jadi misteri. Tak apa, semua hidup perlu dijalani. Bukan untuk dimengerti. Itu pengertian bisa saja mengikuti," kata Jarwo pada tulisan terakhirnya.
Godean, 19 Maret 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H