Mohon tunggu...
Yudha Adi Putra
Yudha Adi Putra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Tidak Pernah Mati

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Karcis

10 Februari 2023   19:00 Diperbarui: 10 Februari 2023   19:11 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Nanti, kamu tinggal masuk saja sesuai nomor di gerbong. Ada angka dan huruf, dilihat saja. Sesuaikan. Terus, pastikan duduk sesuai nomor tempat dudukmu." begitu penjelasan Asih yang terbayang oleh Jarwo.

"Ini menyebalkan sekali. Semoga aku bisa menikmati perjalanan ke Solo naik kereta." kata Jarwo sambil menatap kaca kamar mandi stasiun.

***

Akhirnya kereta menuju Solo tiba. Tempat menunggu kereta ditinggalkan oleh banyak penumpang, termasuk Jarwo. Bersama seorang lelaki tua, Jarwo bingung. Dimana letak gerbong kereta ?
"Urutan depan itu dari dekat lokomotif, Mas!" ujar kakek-kakek memberi tahu Jarwo.

Dengan langkah mantap, Jarwo naik gerbong dan mencari nomor tempat duduknya. Ada di pojok dekat toilet kereta.

"Ayo, Mas. Buruan jalan. Kenapa malah berhenti ? Desak seorang ibu di belakang Jarwo."

"Tempat duduk saya dimana ya ? Tulisannya di A12 kenapa sudah ada yang menduduki ?"

"Jangan asal nuduh, Mas. Ini baca yang benar." lelaki yang duduk di kursi A12 berdiri dan menunjukkan karcisnya. Jarwo terdiam. Ia nurut saja. Banyak penumpang lain memperhatikan mereka. Seperti orang merasa bersalah. Jarwo berjalan menyusuri gerbong lain.

"Mas, tempat duduknya dimana ya ? Tadikan harusnya berdampingan dengan saya ? Kenapa malah berjalan ke gerbong lain ?" seorang ibu membawa banyak barang bawaan bertanya pada Jarwo.

"Tidak tahu. Tempat saya duduk, ternyata sudah ditempati. Saya yakin, tidak salah baca. Atau memang saya yang salah ya ?" Jarwo menunjukkan karcisnya. Ibu itu memeriksa dengan teliti.

"Itu benar yang tadi, Mas. Jangan mau ditipu. Dibohongi soal tempat duduk. Orang yang duduk di kursi tadi yang salah. Mas itu sudah benar !" dengan nada kesal, Ibu itu membela Jarwo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun