Mohon tunggu...
Yudha Adi Putra
Yudha Adi Putra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Tidak Pernah Mati

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Berada dalam Ruangan

7 Februari 2023   19:00 Diperbarui: 7 Februari 2023   18:58 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Berada dalam Ruangan

Cerpen Yudha Adi Putra

                Samar suara Haryo terdengar. Kebencian muncul dalam diri Jarwo. Peristiwa tentang Haryo selalu diingatnya. Ibarat minum jamu, kepahitan menjadi ingatan. Jarwo sudah ingat betul perilaku Haryo. Harus bagaimana lagi, mereka berada dalam satu ruangan yang sama. Jarwo terdiam. Malas berkomentar tentang usulan Haryo.

                "Kalau semua uang itu hanya untuk pembangunan. Lalu, petani dapat apa ? Apa kondisi mereka tak cukup memprihatinkan ?" seru Haryo. Semua yang datang berdecak kagum. Berani sekali lelaki paruh baya itu.

                "Sudah. Cukup, kita harus berlaku adil. Semua anggota mendapatkan kesempatan. Di sini ada pedagang, tidak hanya petani saja !"

                Gebrakan meja terdengar. Jari telunjuk Haryo menuding-nuding lawan bicaranya. Suasana menjadi tegang. Hanya Jarwo, santai mulai menyalakan rokok.

                "Pak, di sini tidak boleh merokok." ujar seorang perempuan lirih. Ada perasaan tidak enak. Menegor salah satu tamu mereka.

                "Kami ini petani. Orang sawah. Tak paham dengan percakapan seperti ini. Untuk apa kami dilibatkan ? Bikin pusing saja !" balas Jarwo. Kepulan asap bermunculan. Dalam benak Jarwo, asap itu adalah harapan. Muncul sebentar, lalu menghilang. Hanya untuk memunculkannya. Perlu banyak perjuangan.

                "Tapi, perluasan lahan untuk gereja sudah siap. Kita akan mulai membangun minggu depan. Panen sudah tidak bisa diandalkan. Bagaimana nasib petani seperti kami ?"

                "Uang ganti rugi bisa kami cari. Tanah untuk bertani, itu tak akan pernah bisa kembali." Kata Haryo meninggalkan ruangan.

                Percakapan siang itu terhenti. Banyak pertanyaan muncul Tak pernah ada kata sepakat. Untuk pertama kalinya, Jarwo setuju dengan Haryo. Sahabat lama yang dulu sempat berkhianat demi mendapatkan Lastri. Istrinya Haryo sekarang, dulu adalah kekasih Jarwo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun