Cerpen Yudha Adi Putra
Setelah mendengar teriakan Ani, Yanti menghentikan lamunannya. Gigitan kuku dilepaskan sejenak. Tak tega, anak perempuan kepanasan dalam perjalanan. Pulang sekolah jam sebelas tentu cukup panas. Ani bersepeda. Sepeda biru pemberian adik Yanti. Seolah sedang dalam kesendirian dan Yanti hanya menatapi bunga. Kedatangan Ani mengalihkan perhatiannya.
"Anak cantik Ibu sudah pulang. Panas ya di jalanan tadi?"Â
"Iya, Bu. Sepedaku bannya kempes juga. Jadi, aku dorong tadi. Untung saja sudah dekat dengan rumah." keluh Ani, anak kelas dua SMP.
"Ibu masak apa hari ini ?"Â
"Itu ada sayur bayam. Tadi Ibu kasih rolade juga. Dekat kulkas juga ada jambu merah. Jambu pemberian Bu RT,"Â
Yanti sedikit lega. Anak perempuannya tak rewel soal makanan. Tidak seperti suaminya, sangat menjauhi sayur. Mata Yanti mengamati gelang baru yang dipakai Ani. Tak bertanya. Hanya tersenyum bahagia. Seketika, Yanti ingat kembali. Kala masa remaja, ada seorang lelaki yang memberinya gelang. Mereka memakai gelang sama. Entah, sekarang Yanti tak tahu. Dimana pemberi gelang itu. Jelas bukan suaminya.
"Sudah. Sana bersih-bersih dulu. Nanti Ibu temani makan. Terus kita mengantarkan tanaman ? Mau ikut tidak ?"
Hanya anggukan yang diterima oleh Yanti.
***