Sudah menjelang petang. Anak-anak tidak terurus. Mereka bermain sesuka hati. Ada yang ingusan. Ada yang menghina kawannya. Tentu karena miskin. Bukankah menjadi miskin itu sulit ?
Kalau tidak profesional, bisa dihina. Maklum, anak-anak masih belajar menjadi miskin.
        "Dasar orang miskin !"
        "Palingan besok jadi pengamen !"
        "Tidak. Aku punya cita-cita lain."
        "Apa?"
        "Membunuhmu !"
        Perkataan anak-anak memang bercanda. Tapi, daya kreasi mereka bukan untuk candaan. Kalian sudah tumbuh dewasa, tapi kehilangan kreativitas akan sia-sia. Seperti ibu-ibu yang pesan makanan. Bukankah bisa masak ?
        "Bukan begitu. Nanti, kami harus ke salon lagi. Sayang dengan kulit dan kuku kami. Bau bawang !"
        "Tapi memang sudah bau."
        "Bau apa?"
        "Mayat !"