Ketika siang hari, Hendri berusaha melakukan sebuah kegiatan. Memandikan burung kesayangannya. Tapi, baru dua langkah berjalan dari tempat tidurnya. Pinggangnya terasa kesemutan. Gatal-gatal terasa lagi. Nyaris saja ia memakan ayam goreng di meja makan. Tapi, ingat kalau hanya boleh makan sayuran. Ingat dengan perjuangan ketika harus mandi malam, bahkan ketika sudah sampai hari ke sepuluh.
"Aku tidak betah di rumah saja !" kata Hendri dengan wajah pucat. Ia menahan kedinginan dalam tubuhnya. Padahal, cuaca sedang terik.
"Kamu mau kemana ?" tanya istrinya.
"Aku mau menemui kawanku yang menyarankan jalan ini. Sudah hampir hari ke dua puluh, tapi belum ada perubahan,"
"Aku masih saja merasakan gatal-gatal. Bahkan, sekarang bertambah parah. Tubuhku kurus, rasanya ringan!" lanjut Hendri.
Ketika Hendri berusaha berjalan mendekati istrinya, tiba-tiba ia rebah. Tubuh kurus Hendri menjadi dingin. Istrinya melihat ke arah televisi. Di dekat rumahnya, ada penangkapan praktik pengobatan ilegal. Tak lama kemudian, nampak gambar kawan Hendri tertangkap polisi.
"Kau sudah sehat, Mas. Sekarang sudah tidak sakit lagi," istrinya berbicara sambil menangis.
Tak lama berselang, nampak beberapa orang mulai datang.
"Hari gini, masih saja ada orang percaya dengan cara sehat begituan," gumam tetangga Hendri.
"Tapi benar, sekarang dia sudah sehat !" kata seorang perempuan berlinang air mata di kuburan. Tepat, setelah jenazah Hendri dikuburkan.
Godean, 22 Januari 2023