"Sendirian, Mas ! Pusing di rumah. Makanya, coba jalan-jalan ke sini. Mumpung dekat. Hahaha," jawab Yudha.
        Karena seperti dipersilakan. Ia memilih jongkok di samping lelaki bernama Agung itu. Sedikit mulai melupakan kepenatannya. Soal panggung boneka. Soal suasana rumah penuh kekacauan. Apa saja, Yudhis ingin menikmati malam itu.
        "Tadi pagi, aku memberi makan prenjakku. Lupa menutup pintunya. Sial. Tak lama, terdengar suara burung prenjak begitu nyaring.." belum selesai Agung bercerita. Istrinya menimpali.
        "Prenjaknya lepas dan terbang bebas !" kata istri Agung. Ia tertawa dan anak perempuan Agung turut memperhatikan. Seolah, cerita burung prenjak lepas menjadi begitu menarik.
        "Waduh.." Yudhis mengaduh. Tapi, bukan karena empati terhadap lepasnya burung kesayangan milik Agung. Dari kejauhan, ia melihat dua pasang mata menatapnya. Tatapan di pasar malam yang tidak asing. Benar.
        "Itu Kak Cicik dan Mbak Wury !" kata Yudha sambil memalingkan muka.
        "Ketahuan ! Tidak ikut dekorasi, malah main di sini !"
        Mereka tertawa. Yudhis menahan malu.
 Godean, 21 Januari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H