Percakapan itu dilakukan di depan Darso, bapaknya Andin. Darso tak banyak merespon, sesekali ia tersenyum. Lebih sering ia menangis, tak tahu apa yang harus dilakukan. Berbicara sudah tak bisa hanya dengan kursi roda. Ia bisa mudah berpindah tempat menyapu jalanan. Nampak lusuh dan miskin.
***
Pagi tiba, saatnya Andin ke sekolah. Ketika sedang pelajaran pertama, ada guru dihubungi oleh lelaki berseragam. Ada sebuah informasi kalau Pak Darso meninggal, ia tergelincir dari kursi roda ketika sedang menyapu jalanan.
"Pemimpin kami meninggal ! Sersan Mayor Darso !" ucap lelaki dalam sebuah telpon.
Sejak saat itu, mereka tahu, ternyata orangtua Andin adalah tentara yang menyamar. Pak Darso menjadi penyandang disabilitas karena kalah saat berperang. Tubuhnya terkena banyak tembakkan oleh kelompok separatis.
"Dia bukan anak tukang sapu?" tanya Dio.
"Diam ! anak buahnya bisa menyapu keluarga kita," jawab orangtua Dio.
Andin tahu, orang yang dicari bapaknya sebenarnya adalah orangtua Dio. Pernah sekali, Andin mendengar percakapan ketika menjemput sekolah.
"Ada barang bos?" tanya orangtua Dio.
"Nanti saja, ada Darso. Pasti, anak buahnya ada di sekitar sini. Kita pergi dulu saja," sambil menunjuk seorang tukang sapu dengan kursi roda. Â Â Â Â Â Â Â Â
                                                        Sembuh Kidul, 18 Januari 2023