Mohon tunggu...
Yudha Adi Putra
Yudha Adi Putra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Tidak Pernah Mati

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Senyuman Penjual Tahu

12 Januari 2023   20:00 Diperbarui: 12 Januari 2023   20:00 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Eko hanya tersenyum mendengar percakapan mereka. Mungkin, dua orang itu mengira Eko tidak mendengarkan karena asyik menggoreng tahu.

***

Harga sembako mulai melambung tinggi. Tentu, itu menjadi masalah besar bagi pengusaha gorengan seperti Eko. Setiap hari, setidaknya butuh sepuluh liter untuk menggoreng aneka gorengan.

"Pakai minyak goreng kemarin saja. Jadi, sisa minyak penggorengan dicampur dengan minyak baru. Biar awet dan bisa menggoreng banyak," saran seorang penjual minyak.

"Sudah, berhemat saja. Kurangi ukuran gorengan, biar nanti bisa menutup modal. Kalau pakai minyak sisa kemarin, itu tidak baik buat kesehatan," ujar penjual sayuran.

Membuat gorengan bagi Eko juga membuat relasi. Ada interaksi antar penjual ketika dia membeli bahan baku, menurutnya. Semua pandangan mereka menarik.

"Penjual gorengan malah disuruh bahas kesehatan, tapi ini lagi bicara soal keuntungan. Jadi penjual gorengan itu untungnya banyak, kalau tidak usah beli minyak. Beli minyak buat sulit kembali modal," seru penjual gorengan lain ketika membeli minyak bersama Eko.

Eko tetap membelanjakan uang modal berjualan gorengan seperti biasa, meski harga bahan melambung tinggi. Ia tetap dengan takaran sama, sebuah pilihan sulit dalam baginya. Menaikkan harga gorengan atau berbuat curang supaya keuntungan tetap stabil, setidaknya bisa kembali modal dan ada tabungan yang disisikan.

"Sebenarnya, menjual gorengan itu seperti berpuisi. Kadang, kalau waktunya tepat bisa begitu berharga. Misalnya saja, bisa untuk kudapan ketika ronda. Teman menikmati teh manis. Tidak jarang, dijadikan lauk ketika tidak cocok dengan sayuran di rumah. Hanya saja kalau tidak sesuai, langsung dituduh sumber penyakit," ujar Eko ketika ditanya alasan berjualan gorengan.

"Kau bisa melakukan lebih dari menjual gorengan bukan?" seorang pemuda seusia Eko bertanya. Apa yang membuat Eko tak berambisi seperti pemuda lain. Investasi, membeli saham, hingga membangun citra diri. Seolah, Eko tidak memanfaatkan gelar sarjananya untuk berkarya.

"Ini soal puasa," jawab Eko singkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun