"Sudah, Pak. Besok aku tidak usah bawa bekal makanan saja ya," ucap anak itu dalam perjalanan pulang.
"Besok katanya sampai sore. Ada ekstra basket bukan? Nanti kalau lapar bagaimana?"
"Mau dibawakan sama Alvin soalnya," jawab anak itu.
"Alvin siapa?"
"Itu, pacar baru Roni. Katanya, ada usaha membuat makanan di rumah. Jadi, sekalian mau bawakan aku nasi goreng. Bolehkan, Pak ?"
Lelaki berjaket kumal itu tidak menjawab. Ia terus mengendarai sepeda motor matic menuju jalan-jalan kampung. Bayangan peristiwa beberapa tahun seketika muncul dihadapannya, ketika dia memiliki cinta monyet bernama Ucik.
***
        Harto tak pernah mengira bisa duduk di samping Ucik, seorang gadis cantik dari kelas lain setelah peristiwa dia dibentak oleh ayahnya Ucik. Hampir semua siswa di sekolah mengenalnya, karena selain baik, Ucik juga merupakan siswa pintar dengan penampilan cantik. Setiap bulan, ada saja kejuaraan lomba yang diumumkan dan Ucik maju ketika upacara bendera sebagai perwakilan sekolah membawa kemenangan.
        "Aku bawakan nasi goreng. Ini buatanku sendiri," Harto mengulurkan sebuah kotak bekal.
        "Wah, kamu tahu makanan kesukaanku. Aku senang sekali dengan nasi goreng," jawab Ucik.
        "Sudah lama aku tidak makan nasi goreng buatan ibuku," lanjut anak perempuan itu sambil mulai memakan nasi goreng. Sebenarnya nasi itu dibeli Harto tadi pagi.