Mohon tunggu...
Yudha Adi Putra
Yudha Adi Putra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Tidak Pernah Mati

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tangisan Pasar Malam

10 Januari 2023   22:05 Diperbarui: 10 Januari 2023   22:04 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

         Semua penduduk bersorak dengan suaranya masing-masing. Kebanyakkan dari mereka setuju, tapi yang tidak setuju memilih berjalan perlahan untuk meninggalkan lapangan.

         "Bagus, ide Agung berhasil," kata Dio dengan lembut.

         Akhirnya, pasar malam diadakan di lapangan desa. Itu semua berkat tangisan anak pasar malam yang direncanakan oleh Agung. Hanya anak-anak dan pengelola pasar malam yang tahu. Bagi mereka yang tidak setuju, pulang dengan banyak gerutu.

         "Siap-siap saja, jalanan di kampung menjadi jelek. Nanti, pasti lapangan menjadi rusak kalau dipakai buat pasar malam," ujar seorang lelaki.

         "Aku mau cari pawang hujan, biar hujan terus turun waktu malam hari. Tidak ada pasar malam, biar bangkrut saja. Menyebalkan sekali, kalau malam pasti berisik ini," keluh seorang petani, bapaknya Agung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun