Mohon tunggu...
Yudha Adi Putra
Yudha Adi Putra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Tidak Pernah Mati

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Becak Tugiman

27 Desember 2022   13:45 Diperbarui: 27 Desember 2022   13:45 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Becak Tugiman

Cerpen Yudha Adi Putra

Kesenangan Tugiman memelihara burung dan membawanya sambil menarik becak sebenarnya sudah sering diprostes penumpang. Temannya juga sudah sering meningatkan. Tapi, Tugiman tetap meletakkan sangkar kecil di samping becak kayuhnya.

            "Kasihan burung itu, nanti stress kalau kamu bawa kemana-mana. Pelihara di rumah saja atau kamu lepaskan," komentar salah satu penumpang.

            "Tugiman, kau ini ada-ada saja. Pelihara burung itu di rumah. Bisa kau letakkan di depan rumah. Bukan kau bawa kemana-mana seperti itu," kata tukang parkir pasar.

            Tugiman ketika dikomentari hanya cengengesan saja. Tidak diperhatikan atau marah. Ia malah sibuk membersihkan sangkar burung. Burung gelatik batu dan prenjak tamu kelabakan saat tangan Tugiman menambangkan air untuk mereka.

            "Ini menyenangkan sekali. Bisa jadi kawan kalau menunggu penumpang. Kalau tiduran terus, malah dikira penarik becak malas," jawabnya sambil senyam-senyum.

            Beberapa pedagang pasar sudah tahu, Tugiman dulunya bekerja sebagai buruh tani. Tapi, ketika musim tanam atau panen sudah selesai. Ia menarik becak. Tugiman selama ini memang dikenal sebagai penarik becak nyentrik. Disebut nyetrik karena dalam becaknya ada beberapa buku dan sangkar burung. Meski hanya penarik becak, Tugiman pandai berbahasa Inggris. Tidak hanya itu, sering yang naik becaknya adalah turis asing.

            "Tugiman, you bisa antar saya ke bookstore ?" ucap seorang turis asing dengan bahasa campuran.

            "Siap, Sir. Sebentar, saya kasih makan burung saya dulu,"

            "Burungmu kau taruh dekat warung dulu saja, nanti you punya becak jadi bau. Saya tidak nyaman jadinya," saran turis tadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun