"Kawan kebangganmu sudah meninggal, kita sudah tua rupanya ya? Dia meninggal karena penyakitnya atau ada apa?" tanya Mbah Rontong penjual keris dan pernak pernik hiasan rumah Jawa.
      "Sebulan yang lalu katanya sakit gula dan jantung. Tapi, sudah berobat ke luar negeri. Kemarin sudah jalan-jalan ke sini, katanya cari kabel," Mas Andri ikut bergabung dalam pembicaraan.
***
      Setelah istirahat pertama, anak-anak SMP mulai masuk ke kelas masing-masing. Tapi, Sarijo dan Aziz masih sibuk menghitung uang.
      "Lumayan, jualan hari ini kita dapat banyak. Besok bawa es lebih banyak saja, mereka suka sekali beli es," kata Aziz pada sahabatnya, Sarijo.
      "Tapi, aku tidak punya kulkas. Ini saja karena tetanggaku mau berbaik hati. Aku boleh nitip membuat es lilin di kulkasnya," jawab Sarijo tertunduk.
      "Tenang, di rumahku ada kulkas. Cukup besar, muat untuk puluhan es lilin. Jadi, kita bisa buat setelah pulang sekolah,"
      "Wah, asyik. Ayo kita masuk kelas dulu, nanti bisa kena marah Bu Sukarsih lagi,"
      Sarijo dan Aziz adalah kawan baik, meski mereka berasal dari keluarga yang berbeda secara ekonomi. Orang tua Sarijo hanya buruh tani yang tidak punya sawah, sedangkan orang Aziz adalah seorang pengusaha mebel.
      "Ayo kita lari, siapa yang paling cepat sampai kelas. Dia yang menang," kata Aziz khas guyonan anak SMP.
      "Siapa takut, ayo" Sarijo berlari mendahului Aziz.