Mohon tunggu...
Yudha Adi Putra
Yudha Adi Putra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Tidak Pernah Mati

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Obat Panu

21 Desember 2022   16:00 Diperbarui: 21 Desember 2022   16:02 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mau, kalau gratis. Hahaha. Emangnya kamu beli di apotek mana?" jawab Budi

Heri terdiam sejenak. Ia bingung mengatakannya.

"Obat ini dari luar negeri. Aku import. Jadi mahal sekali," kata Heri sambil membuka tasnya dan memberikan botol kecil berisi cairan.

***

Dua bulan berlalu, ada kabar burung di grup WA sopir-sopir kawan Heri. Mereka mengabarkan soal Budi yang tiba-tiba mendapatkan nomor judi. Jumlahnya fantastis, cukup untuk membeli sepuluh mobil. Hanya saja, Budi menjadi tidak bisa dihubungi. Itu membuat teman-temannya penasaran.

"Her, kamu kemarin ketemu Budi tidak ? Katanya dia habis dapat nomor ?" tanya Roni.

"Tidak. Aku baru pulang mengambil rapor anakku, tadi bertemu istrinya Budi. Dia tidak mengatakan apa pun. Hanya tersenyum saat berpapasan,"

"Ya tidak mungkin cerita sama istrinya. Aneh saja kamu," kata Tono ikut menyambung pembicaraan.

Hingga mereka terkejut, beberapa polisi tiba-tiba datang dan mengacungkan senjata mereka.

"Angkat tangan!" bentak seorang polisi

"Ayo, ikut kami ke kantor semua," bentak yang lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun