"Mungkin itu pengaruh dari relasi yang aku bangun ketika merantau, Yudh. Juga kemampuanku bekerja sama dengan banyak pihak," kata Tomi seperti berkhotbah.
        Tapi sebulan kemudian desa kami di datangi penjinak bom dan banyak sekali polisi. Mereka menggledah limbah pustakan yang didirikan oleh Tomi. Tomi tertembak di kaki kanannya karena berusaha melarikan diri. Para petani melihat Tomi ditangkap polisi, tidak nampak seperti pengiat literasi. Percakapan di pos ronda malam harinya mulai ramai, Doni yang mengirimkan barang ke perpustakaan dan membiayai Tomi menjadi pengiat literasi ternyata adalah bandar narkoba dan perakit bom. Tomi dituduh bekerja sama dengan jaringan narkoba itu dengan membantu menyembunyikan puluhan kilo ganja di perpustakaan.
        "Mas Yudha tidak mengetahui kalau Tomi penyelundup narkoba di perpustakaan ?" tanya Pak RT ketika ronda malam. Karena Pak RT melihat aku dan Tomi memetik mangga di kebun beberapa minggu yang lalu.
        "Tidak tahu, Pak." jawabku singkat.
        Tiba-tiba aku teringat kalau suatu malam ada seorang pemuda membawa kardus dan membukanya di belakang perpustakaan. Waktu itu, dia menyapaku tapi aku hanya diam saja.
        "Ada barang, bos ?" katanya.
Tembi Rumah Budaya, 17 Desember 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H