Namun, semua mahasiswa di kelas itu tidak mau tahu, yang ada dalam benak mereka, Girsang adalah mahasiswa aktivis yang plagiat ketika mahasiswa lain berusaha mengerjakan dengan jujur.
"Keluarkan saja dia dari organisasi," kata mahasiswa yang menjadi pengurus organisasi dimana Girsang terlibat.
Yudha yang mengetahui ada keributan terus menerus mengenai Girsang mencoba untuk mediasi. Yudha adalah ketua BEM. Ia berteman baik dengan semua mahasiswa, termasuk Girsang dan Theoharis.
"Sudah, teman-teman tenang dahulu. Jangan kita asal menuduh Girsang. Siapa tahu ada yang salah ketika mengkoreksi," ucap Yudha.
"Benar kata Yudha, hadapi semua dengan diskusi yang rendah hati, tidak hanya karena gosip lalu semua menjadi kacau," kata Timeo, turut membenarkan omongan Yudha.
Girsang yang mengetahui Yudha berkata seperti itu malah bertatapan dengannya secara sinis. Girsang merasa tidak nyaman, bukannya senang ada yang membela. Akan tetapi, ungkapan Yudha seperti bernada lain. Mereka saling bertatapan dan Yudha tersenyum kecut.
"Mahasiswa plagiat itu tidak usah jadi aktivis, apalagi jadi mahasiswa berprestasi, itu hanya membawa nama buruk bagi kampus kita," seru Theoharis dengan semangat.
"Tenang dulu, mari kita lihat tugasnya Girsang dengan tulisannya Dandi. Siapa tahu ada yang salah dalam mengkoreksi tugas ini."
"Girsang, sekarang kau tenangkan dirimu dulu. Kami akan cek ulang tugas ini di perpustakaan," ucap Yudha sembari tersenyum mendekati Girsang.
Hari berganti, dimana tugas milik Girsang dan Dandi sudah dicek oleh Yudha dan Theoharis, Yudha segera menemui Girsang di kantin untuk memberi informasi terkait pengecekan tugas makalah.
Girsang saat itu sedang makan kwitiaw dan terkejut karena Yudha tiba-tiba duduk di depannya. Wajah Girsang menjadi penuh amarah, tapi tidak mengerti alasannya. Girsang merasakan ingin marah.