Membaca Kondisi Ekonomi Global 2023 Makin Sulit
Yudha Adi Putra
Penulis
Tahun 2023 akan tiba dalam beberapa bulan lagi. Namun banyak bermunculan informasi mengenai apa yang akan terjadi di tahun 2023, terutama berkaitan dengan kondisi ekonomi global. Bahkan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan kondisi ekonomi global tahun 2023 akan semakin sulit dibandingkan tahun 2022.Â
Menariknya, banyak manuver yang mulai dilakukan dalam diskusi antisipasi keuangan pada tahun 2023. Tentu saja hal ini sangat mengganggu upaya dan kinerja berbagai sektor, terutama yang masuk dalam kegiatan ekonomi secara makro.Â
Kemunculan prediksi ekonomi global tahun 2023 akan sulit disebabkan karena aspek inflasi yang akan terus meningkat. Itu menjadi persoalan ketika bermunculan risiko inflasi yang semakin parah, pendapatan negara melemah, disrupsi energi dan pangan, risiko iklim dan geopolitik beserta berbagai dinamikanya.Â
Tentu saja juga berkaitan dengan adanya perang di Ukraina dan Rusia, implikasi pentingnya pada krisis ketahanan pangan serta kebijakan ekonomi dalam konteks global.Â
Sebagai respon dalam kesulitan ekonomi yang mungkin terjadi di tahun 2023, terdapat kelesuhan daya jual dan beli. Itu karena menjadi bentuk menjaga ketahanan.Â
Akan tetapi, malah memunculkan persoalan baru terkait penimbunan berbagai aset ekonomi. Hingga akhirnya, dinamika ekonomi malah tidak berjalan dan kesulitan ekonomi 2023 malah semakin nyata serta cepat terjadi.
Upaya preventif tetap perlu bijaksana dalam meresponnya. Analisis kebijakan dalam kegiatan ekonomi tidak hanya berdampak pada masa depan saja. Akan tetapi, memberikan perhatian pada dinamika yang terjadi pada masa kini. Kekhawatiran kondisi yang terjadi memberikan banyak respon salah.Â
Bukan hanya malah mempercepat kesulitan ekonomi. Kekhawatiran dengan respon yang salah akan membawa pada gangguan dinamika ekonomi yang terjadi. Bentuknya dapat sesuai dengan warna serta kepentingan bersama.Â
Kemunculan berbagai kasus penimbunan telah menunjukkan, kesiapan dalam mereson kesulitan ekonomi di tahun 2023 tidak dilakukan dengan bijaksana.Â
Upaya seperti itu memberikan sumbangan persoalan baru, mengganggu jalannya perekonomian masa kini yang dampaknya dapat dirasakan berbagai pihak.
Padahal, dalam presidensi G-20 terdapat upaya dan harapan bersama untuk memulihkan ekonomi dalam ranah global. Sehingga perhatian pada ranah lokal tetap memerlukan analisis.Â
Implikasinya tentu pada penyeimbangan kepentingan ekonomi beserta kebijakan yang membersamainya. Dalam rangka memastikan semua tidak ada yang tertinggal.
Mengganggu
Pernyataan dari Sri Mulyani menjadi perlu untuk diperhatikan, ketika tantangan ekonomi global dengan persoalannya yang kompleks itu tidak dapat diselesaikan oleh satu negara saja. Tindakan dan kebijakan secara kolektif akan terganggu. Dalam artian, memerlukan dukungan serta kontribusi 85 % perekonomian dunia yang memiliki pengaruh penting.Â
Tindakan kolektif untuk merespon gangguan dapat dilakukan. Jika diperhatikan lebih jauh, pernyataan tersebut mengganggu kebijakan yang sudah terjadi saat ini. Saat ada berbagai antisipasi terhadap kondisi ekonomi global 2023.Â
Akan tetapi, memerlukan revisi dan refleksi kebijakan supaya dapat bertahan bersama. Pada kebijakan ekonomi global tentunya ada banyak perwakilan dan semuanya perlu dipastikan untuk mendengar.Â
Banyak negara dengan pengaruh global memiliki peran untuk terlibat dalam mencari solusi bersama. Tentu tidak mudah. Itulah yang menjadi agenda penting dalam presidensi G-20.Â
Bagaimana bisa bertahan bersama dan pulih dengan berbagai potensi. Dimana setiap anggota dari negara G-20 memiliki pandangan dengan berbagai analisis yang beragam. Tetapi, perbedaan itu bisa menjadi olah solusi yang baik dalam membawa tranformasi perubahan bagi dunia.
Riset dan Kolaborasi
Pernyataan akan kondisi ekonomi di tahun 2023 yang memprihatinkan tentunya membawa banyak perubahan pada masa kini. Bukan hanya pada kebijakan, tetapi olahan riset untuk mengembangkan dinamika ekonomi.Â
Ekonomi makin sulit tidak hanya menjadikan perubahan. Akan tetapi, membawa warna baru untuk berkolaborasi. Selain keberagaman potensi lokal yang ada di Indonesia, perlu ada riset dan kolaborasi bersama. Sehingga kegiatan ekonomi tidak hanya menjadi ajang daya saing tertentu. Melainkan menjadi momen untuk bekerja sama, tentu dalam semangat presidensi G-20.Â
Bukan tidak mungkin kondisi ekonomi 2023 akan mudah. Banyak hal yang terjadi menunjukkan prediksi itu ada benarnya. Kesibukan saat ini dalam berbagai ranah ekonomi jangan sampai menjadi terganggu hanya kekhawatiran akan apa yang terjadi di tahun 2023.Â
Upaya mencari koalisi menjadi penting dan perlu, tidak hanya berkaitan dengan promosi yang masif. Melainkan adanya semangat untuk berjuang bersama menghadapi kesulitan di tahun 2023 mendatang.Â
Maka, bentuk kolaborasi dapat menjadi inovasi dalam antisipasi kesulitan ekonomi. Sebab, di tengah ketidakpastian ekonomi yang terjadi di masa mendatang, perekonomian dunia tetap memerlukan optimisme dalam berjuang.Â
Alangkah baiknya jika riset dan kolaborasi bagi masyarakat hingga pembuat kebijakan untuk memperhatikan kinerja produktif. Pesan tersebut menjadi upaya dalam membaca kondisi ekonomi di tahun 2023.Â
Keresahan akan kondisi ekonomi global yang terjadi dapat menjadi semangat untuk mengembangkan kegiatan ekonomi di masa kini, termasuk dalam hal riset dan kolaborasi. Kebimbangan akan kondisi ekonomi bisa menjadi keresahan bersama hingga pada bentuk ketahanan secara komunal.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI