Selalu Disiplin Membaca : Tetap Membaca Saat Tidak Ada Buku
Yudha Adi Putra
Pemelihara Burung Ciblek Semi
Mengisi waktu menunggu di tempat umum dengan membaca buku maupun mendengarkan musik memang mengasyikkan dan menyenangkan, sekaligus sebagai momen untuk terus belajar mengetaui informasi terbaru hingga mengolah supaya tetap berpikir kritis.Â
Namun di saat membaca buku, terkadang akses buku secara fisik tidak mudah dibawa atau diperoleh, tentu saja keinginan untuk membaca buku apalagi mendengarkan musik sambil membaca, menjadi perlu inovasi supaya tetap bisa disiplin membaca.Â
Adanya akses buku secara elektronik di Ipusnas menjadi kemungkinan yang harus dipertimbangkan. Terutama dari aspek praktis dan kemungkinan bisa membaca buku dimana saja, bahkan sambil mendengarkan musik dari ponsel.
Perlu Prioritas dan Komitmen
Dalam membaca melalui buku elektronik, ada banyak godaan untuk membuka aplikasi lain. Sebab, seperti yang sering dilakukan ketika asyik membaca.Â
Tiba-tiba muncul notifikasi atau pesan yang membuat konsentrasi menjadi terpecah. Itu perlu direspon dengan mengambil kebijakan serta berkomitmen.Â
Hendaknya, notifikasi dimatikan terlebih dahulua. Kesan membaca buku elektronik akan menjadi nyaman ketika ada prioritas dalam membaca hingga menjaga komitmen untuk selesai apa yang hendak dibaca.Â
Artinya, tidak boleh mengabaikan apa yang sudah disepakati diawal untuk membaca bagian tertentu. Pencegahan akan gangguan notifikasi dalam aktivitas membaca melalui ponsel memang tidak dapat dihindari.Â
Akan tetapi, keberadaan notifikasi bisa dikelola supaya tidak menganggu, termasuk saat mendengarkan musik sekaligus membaca buku. Kesesuaian antara musik dan bacaan yang sedang dibaca menjadi komitmen tersendiri.Â
Namun juga tidak menjadi terjebak dalam kenyamanan hingga membaca hanya menjadi aktivitas berlalu saja, tanpa memperoleh pengetahuan maupun hal baru dari bahan bacaan.
Perilaku membaca buku secara elektronik dapat menjadi kebiasaan yang baik ketika dievaluasi. Dalam hal ini, Ipusnas menyediakan layanan buku elektronik dengan jejak digital dengan berbagai kemudahan aksesnya. Sementara kebiasaan membaca dengan ketergantungan pada buku fisik menjadi perlu rekontruksi kembali.Â
Memang, buku secara fisik tidak dapat tergantikan sensasinya dalam membaca. Akan tetapi, potensi buku secara elektronik juga menjadi bagian dalam perkembangan literasi. Terutama, dalam kemudahan akses hingga kebaharuan literasi yang bisa diperoleh secara cepat dan mudah.Â
Terhadap fenomena meningkatnya minat pemakaian ponsel, menjadi perlu diperhatikan seberapa penting literasi digital bagi masyarakat. Dalam hal sederhana, bagaimana masyarakat turut memakai buku elektronik untuk dibaca serta menjadi sumber untuk klarifikasi apa yang terjadi sebagai pengetahuan.Â
Dukungan Ipusnas memberikan pandangan baru akan hal ini, sosialisasi penggunaan buku elektronik Ipusnas menjadi perlu. Hal ini tentu karena akses yang memakai masih terbatas di kalangan akademisi saja. Masyarakat secara umum belum memakai kemudahan akses buku elektronik yang disediakan oleh Ipusnas.
Selalu Disiplin Membaca
Guna mendorong masyarakat untuk disiplin dalam hal literasi, keberadaan buku elektronik yang dapat dengan mudah diakses di Ipusnas perlu dipromosikan. Promosi yang dapat dilakukan bisa berkaitan dengan kebiasaan dalam ranah publik.Â
Perlu pembiasaan membaca sebagai bagian dalam proses belajar masyarakat. Ada proses pemantauan dan pemeriksaan buku elektronik seperti apa yang menjadi favorit dibaca oleh masyarakat umum. Ketika diketahui, maka membaca saat tidak ada buku tetap menjadi kebiasaan yang diupayakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H