Mohon tunggu...
Huzer Apriansyah
Huzer Apriansyah Mohon Tunggu... Lainnya - Pada suatu hari yang tak biasa

Belajar Menulis Disini

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Vietnam Itu “Gila,” Tapi... (Catatan Jelang Semifinal)

18 November 2011   11:23 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:30 1367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_143095" align="aligncenter" width="650" caption="Skuad Vietnam, tangguh tapi.../doc@huzera"][/caption]

Tak perlu lagi menghabiskan energi menyoroti kekalahan timnas garuda muda di laga kontra Malaysia kemarin (17/11). Konsentrasi kita adalah semi final. Akankah, kita melenggang ke final atau hanya akan pulang dengan medali Perunggu ? tentu menang dan kalah itu hanya sebuah konsekuensi dari permainan. Tapi bagaimana timnas U-23 kita mempersiapkan diri untuk bertanding, menikmati pertandingan dan memberikan yang terbaik itulah yang terpenting.

Bagaimana sebenarnya Vietnam di Sea Games ini ? Jauh sebelum laga semifinal yang akhirnya mempertemukan garuda muda dengan Vietnam, saya sudah menuliskan catatan mengenai kemungkinan pertemuan ini. Kini prediksi di catatan itu menjadi kenyataan.

Dua kali saya menikmati langsung laga Vietnam di GBK dan Lebak Bulus. Dari dua kali “berjumpa” Vietnam langsung di lapangan saya jadikan bekal untuk mencoba memberi catatan jelang laga semi final ini. Sebelumnya saya nyuwun sewu (permisi) kepada para analis, penulis dan komentator bola yang jumlahnya tak sedikit di rumah sehat kita ini…

***

Cepat dan Bertenaga itulah Vietnam !

Menyaksikan pertama kali Vietnam ketika kontra Filipina, saya langsung yakin mereka minimal akan ke semifinal. Meski di laga pertama itu nampak ada beban di pundak pemain-pemain Vietnam tapi di babak kedua mereka tampil tanpa ampun, mencabik-cabik Filipina yang dihuni sebagian oleh pemain naturalisasi.

Ciri utama permainan Vietnam terletak pada kecepatan. Transisi dari bertahan ke menyerang, kemudian dari menyerang ke bertahan berlangsung dalam tempo sesingkat-singkatnya. Peragaan permainan cepat itu tentu saja membutuhkan stamina yang prima, namun menyaksikan Vietnam, mereka seperti tak pernah ada kata lelah. Cepat sepanjang laga…ngebute poll !

[caption id="attachment_143097" align="aligncenter" width="650" caption="Tiga serangkai lini depan Vietnam/doc@huzera"][/caption]

Siapa aktor di balik kecepatan itu. Pengamatan saya menunjukkan ada paling tidak empat aktor kunci yang mengkreasi speedy game ala Vietnam. Mereka adalah sang kapten Pham Than Luong (19), gelandang sayap mereka Hoang Van Bihn (22) dari tengah ada gelandang Dihn Tung (7) dan penyerang lubang mereka Nguyen Van Quyet (12).

Dua sayap mereka Than Luong dan Van Bihn memiliki kemampuan lari yang bisa jadi selevel dengan Okto Maniani di Indonesia atau Syahrul di Malaysia. Satu hal pula bahwa akurasi umpan dua sayap ini telah teruji dengan lebih dari 7 assist yang mereka berdua hadirkan selama penyisihan. Di samping itu, tembakan jarak jauh dua sayap ini terbukti mampu menghasilkan gol.

Kecepatan sekaligus bertenaga adalah ciri utama pemain-pemain Vietnam. Nyaris tak nampak lelah sepanjang 90 menit pertandingan. Ini bisa menjadi masalah manakala pemain timnas kalah stamina. Apalagi pertandingan mungkin saja berakhir hingga perpanjangan waktu Pokoknya timnas Vietnam kalau bermain seperti kesurupan, gila ! Kuat, dan cepat.

Waspadai Van Quyet !

Striker pekerja keras dengan kecepatan yang luar biasa ini adalah momok bagi pertahanan lawan. Posisinya sebagai penyerang yang berdiri di belakang Le Van Thang (9) membuatnya leluasa bergerak, ia sangat mobile, mencari bola, mengkreasi serangan dan menghasilkan gol.

Sejauh ini 5 gol sudah dikemas Van Quyet, kesemuanya dari open play. Pergerakan tanpa bola pemain satu ini memang menyulitkan pertahanan lawan, ia cenderung lepas dari penjagaan. Konsentrasi pertahanan lawan biasanya lebih tertuju pada Le Van Thang.

Jika pemain belakang kita dan gelandang bertahan kita gagal mematikan pemain satu ini, bukan mustahil ia akan menambah perbendaharaan golnya menjadi 6 bahkan 7. tentu kita tak ingin. Untuk itu Egi harus benar-benar mampu menutup pergerakan Van Quyet, sedangkan Abdul Rahman dan Gunawan berkonsentrasi menutup Van Thang, striker bertubuh tinggi yang sundulannya sangat berbahaya.

Menit 46-70 : Indonesia Loyo, Vietnam Garang

Empat laga penyisihan timnas, menit ke 46-70 nampak menjadi “menit-menit kebuntuan” bagi timnas kita. Banyak yang menyebut menit-menit itu timnas kita mati gaya. Melamban, kemudian penetrasi menjadi tak kreatif dan kesulitan mencetak gol. Catat saja hanya satu gol yang tercetak di menit-menit itu. Hanya Patrich Wanggai ketika mengalahkan Thailand mencetak gol di menit 62.

[caption id="attachment_143098" align="aligncenter" width="650" caption="Waspadai bole udara penyernag Vietnam/doc@huzera"][/caption]

Mari kita bandingkan dengan Vietnam justru di menit-menit inilah mereka menggila. Ada 7 gol yang lahir bagi Vietnam di menit-menit itu. Kondisi kontradiktif ini perlu menjadi perhatian timnas kita. Kalau sampai mati gaya lagi seperti ketika melawan Kamboja, Thailand dan Singapura di menit-menit itu bukan tak mungkin lini belakang kita akan diserang habis-habisan oleh Van Quyet dan kawan-kawan.

Catatan-Catatan untuk Garuda Muda !

Beberapa hal yang betul-betul perlu menjadi perhatian timnas kita adalah ;

Pertama, Diego Michels dan Hasyim Kipuw dua bek sayap kita ini perlu ekstra waspada dengan dua sayap Vietnam. Satu hal pula yang perlu dicatat, Than Luong kerap berganti posisi, jika ia merasa buntu di kanan ia akan bergerak ke kiri. Prediksi saya ia akan kesulitan melewati Diego di kiri pertahanan kita, maka ia akan mencoba mencabik dari kanan, karena secara kualitas kecepatan Kipuw agak lebih lamban dari Diego. Namun, Kipuw lebih disiplin dalam bertahan.

[caption id="attachment_143099" align="aligncenter" width="650" caption="Jaga ketat sang kapten/doc@huzera"][/caption]

Kecepatan Tham Luong dan Van Bihn rasanya akan sangat sulit diredam oleh dua sayap kita. Maka bantuan dari Egi maupun Hendro untuk ikut me-marking dua sayap ini menjadi kunci mematikannya. Tiap mereka mendapat bola, maka harus dijaga minimal oleh dua pemain yang saling melapis.

Kedua, Van Quyet, top skor Vietnam ini harus benar-benar dikunci pergerakannya. Bukan hanya pergerakan dengan bola tapi pergerakan tanpa bolanya juga harus diwaspadai. Saya yakin, Abdul Rahman dan Gunawan Dwi akan dibuat pontang-panting oleh aksi Van Quyet. Namun, jika pertahanan kita bisa membuat frustrasi Van Quyet saya yakin ia akan menyerah.

Frustrasinya Van Quyet bisa dilihat ketika pasukan bertahan Timor Leste mampu mematikan Van Quyet. Kemanapun Van Quyet ada satu pemain yang menjaganya. Itu kunci Timor Leste mematikan Van Quyet. Tak ada salahnya kita belajar dari “adik” kita itu. Mungkin jika Timor Leste tidak bermain dengan 10 orang sejak awal babak pertama, bisa memberi perlawanan lebih sengit. Bukan tak mungkin berakhir seri ketika itu.

Ketiga, organisasi permainan Vietnam sama baiknya dengan Malaysia. Kemampuan mereka memainkan ritme dan mengoptimalkan peluang sungguh luar biasa. Maka, tak ada jalan lain bagi timnas kitaselain memperbaiki organisasi permainan. Tanpa organisasi permainan yang baik, permainan pada akhirnya akan bertumpu pada aksi-aksi individu. Aksi individu tentunya akan memudahkan pertahanan lawan membaca permainan kita.

Maaf Ferdinan dan Yongki…Istirahat ya..!

Saya yakin RD sudah mengevaluasi skuadnya secara menyeluruh. Hanya sekedar catatan saja. Rasanya RD perlu memarkir dalam-dalam Ferdinan Sinaga dan Yongki. Kalau Yongki tentunya bukan masalah besar memarkirnya sebagai cadangan, karena selama ini memang lebih banyak dicadangkan. Pemain tipe Yongki yang kerap kalah body charge akan habis dimatikan oleh Vietnam. Apalagi aksi “sinetron” Yongki bisa membahayakan tim secara keseluruhan, bisa berbuah kartu.

Nah, kalau Ferdinan Sinaga ini agak sedikit kompleks. Dua laga awal kontra Kamboja dan Singapura ia adalah starting namun di laga kontra Thailand ia digantikan oleh Andik saat lawan Malaysia Ferdinan kembali starter. Kalau mau jujur, Andik jauh lebih efektif dan tak egois ketimbang Ferdinan Sinaga. Emosi Andikpun nampak lebih stabil.

Satu hal lagi yang menurut saya alasan mengapa Ferdinan Sinaga perlu diistirahatkan, adalah beban moral dan mental yang dimiliki Ferdinan lebih besar ketimbang Andik. Secara psikologis Ferdinan “terpukul” dengan kekalahan kontra Malaysia. Ia disebut-sebut sebagai salah satu penyebab kekalahan timnas. Beberapa peluang matang ia buang. Ditambah aksi individu sarat ego nya membuat ia banyak disorot.

Tanpa mengurangi apresiasi dan terima kasih kepada Yongki dan Ferdinan. Tapi rasanya memang perlu istirahat di semifinal nanti.

Keuntungan Indonesia

Di tengah segala ketangguhan Vietnam, saya mencatat ada beberapa keuntungan yang bisa kita optimalkan;

Pertama, seorang  pemain Vietnam, Nguyen Than Long (3) mendapat kartu merah ketika berlaga kontra Laos. Meski pemain penggantinya Duong Than Huong (2) tak kalah baiknya, namun kehilangan Than Long ini tentu akan membuat kesimbangan lini belakang Vietnam berkurnag kekuatannya. Apalagi Than Long punya heading yang sangat baik. Ini keuntungan bagi kita untuk mengoptimalkan crossing dan dieksekusi dengan heading dari Tibo atau Wanggai, bisa jadi solusi memanfaatkan celah di lini belakang Vietnam ini.

Kedua, 2 gol yang diderita oleh Vietnam di penyisihan ketika menghadapi Filipina dan Laos semuanya lahir dari serangan balik di sayap. Hal ini wajar terjadi karena kerapnya sayap Vietnam baik di tengah maupun di belakang meninggalkan lubang. Ini kesempatan kita untuk memaksimalkan kecepatan Andik dan Okto.

Ketiga, tentu saja dukungan pemain ke-12 yang akan memerahbarakan SGBK esok hari. Ini harus dimanfaatkan oleh timnas kita. Dukungan itu harus dikonversi menjadi pelecut semangat tim kita.

***

Gema emas sepakbola Sea games telah menjalar ke seluruh nusantra. Hampir di setiap sudut kini membincang peluang emas kita. Media kian kerap mengarahkan moncong pena dan lensa ke bintang-bintang muda timnas kita. Jangan terbebani wahai garuda muda…

[caption id="attachment_143101" align="aligncenter" width="450" caption="Berjuanglah garuda muda../doc@huzera"][/caption]

Nikmati saja tiap detik permainanmu..menarilah dengan lincah dan ceria..Kalah atau menang itu hanya konsekuensi dari kerja keras dan soliditas tim. Kalaupun terpaksa kalah..kami tetap akan bersama kalian !!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun