Â
Siapa sangka jika tiupan saksafon paman Kenny G mampu menghipnotis imajinasiku ketika menulis ?, Â padahal sejak dulu tidak begitu amat kecanduan seperti ini.
Namun saya menyadari bahwa diawal tahun 2010, semua mulai berjalan menjadi terbiasa sejak ketidaksengajaan saya mendengarkan beberapa instrumennya seperti The Moment, Loving You, dan Forever in Love sehingga langsung membuat saya jatuh hati, bahkan menjadikan ketiga instrumen itu pada sebuah playlist khusus yang wajib didengarkan
Saya sebenarnya telah diperkenalkan oleh paman tentang Kenny G melalui kaset CD yang dibelinya, sementara itu, ia juga menjadikan instrumen The Moment sebagai nada dering pada telepon genggamnya.Â
Selepas dari situ, ketika dijaman SMP saya pun sering mendengarkan instrumen Careless Whisper dan My Heart Will Go On nya Kenny G pada saluran 102,60 Matoa FM Manokwari. Radio ini punya kekhasan khusus disetiap awal dan akhir program siarannya dengan sering mengudarakan dua Instrumen itu.
Berkaitan dengan menulisku, instrumen Kenny G sudah menjadi keharusan ketika saya bermain jari di laptop karena mudah dinikmati dan bahkan mampu membuat imajinasi menjadi liar ketika mendengarkan tiupan saksafonnya.Â
Biasanya diatas jam 12 malam saya mulai menulis dan akan selesai pada jam 7 atau 8 pagi, memilih interval waktu yang tidak biasanya digemari oleh kebanyakan orang tentu menjadi alasan tersendiri karena disaat seperti itu, saya memang  terbantu dengan suasana yang tenang dan itu membuat berpikir menjadi fokus.
Menulis dan saksafon Kenny G adalah kesatuan yang tidak terpisahkan layaknya senduk dan garpu, setiap kata yang membentuk cerita terbantu oleh iringan saksafon paman Kenny G bahkan saya pernah menyelipkan namanya dalam sebuah cerita fiksi yang saya tulisankan.Â
Dengan semua cerita itu, pernah beberapa orang bertanya padaku soal keterkaitan anatara menulis dan Kenny G, jawaban sederhana yang saya balas adalah saya menyukai tiupan saksafon nya.Â
Kesukaan pada musik adalah soal jiwa dan hasrat yang tidak bisa dipaksakan, ia senantiasa muncul dari dalam jiwa dan diekspresikan dengan berbagai macam perasaan. Beberapa instrumen Kenny G yang menjadi kesukaanku adalah The Moment, Loving You, Forever in Love, Endless Love, Sentimental, Going Home, Homeland, Don't make me wait for love dan masih banyak lainnya yang tidak habis saya sebutkan
Instrumen saksafon biasanya tergolong dalam genre jazz, Kebanyakan orang menyebutkan bahwa pemilihan musik jazz seperti itu adalah untuk orang orang yang berstatus middleclass hingga hightclass tetapi saya tidak sependapat karena musik pada umumnya dapat menyatukan siapapun dalam beragam kesempatan, misalnya pada konser amal bertema jazz, tentu kita akan bertemu siapapun disana, hal ini juga diyakini bahwa musik sebagai panggilan.
Bye the way, pernahkah menulis membuat saya bertemu paman Kenny G ? Â Â Â
Satu satunya panggung jazz berlatar candi Prambanan hanya dapat dijumpai di Sleman, Yogyakarta sehingga menjadi nilai komersil bagi penyelenggara event Prambanan Jazz untuk mengundang paman Kenny G dengan maksud mempromosi wisata budaya dengan mengkolaborasikan musik jazz internasional disana pada pertengahan oktober ditahun 2015.
Secara langsung membuat saya bisa bertemu dengan seorang saksofonis bernama lengkap Kennet Bruce Gorelick, dia tampil dengan pernapasan begitu sempurnah memainkan satu nada terlama dengan menggunakan saksafon, dia mampu menahan nada E flat berdurasi 45 menit, hal itu membuat penonton seakan histeris begitupun saya.Â
Bertemu Kenny G adalah impian karena tiupan saksaponnya tanpa lelah selalu mengiringiku menulis dan juga memberikan kepekaan rasa dalam berdiksi sehingga tiada salahnya ketika menulis mengharuskan saya untuk bertemu paman Kenny G sebagai alasan untuk membuat imajinasi semakin hidup   Â
Akhirnya, menulis dan Kenny G bagiku adalah perpaduan rasa yang selalu harmoni ditelinga, pikiran dan hatiku... Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H