Mohon tunggu...
Ley Hay
Ley Hay Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa Atma Jaya Yogya

love papua nature :)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta Bersemi di Tepian Sungai Kamundan

21 Oktober 2016   02:24 Diperbarui: 21 Oktober 2016   02:43 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sesampai di tepi sungai, tampaknya ia sangat panik jika terjadi sesuatu yang lain padaku. Shinta langsung saja menekan perutku, ia memastikan apakah saya telah meminum banyak air atau tidak. Rupanya benar, setelah ia menekan perutku, banyak air yang keluar dari mulutku. Entah’lah berapa banyak liter air yang telah ku telang.

Shinta tidak meninggalkan ku, Ia menunggu hingga saya sadar. Sejam kemudian, saya’pun sadarkan diri. Tepat didepanku, Shinta. Dia yang membuat hati’ku kacau balau ternyata tepat didepanku. Mata kita beradu lama, lalu ia tersenyum sembari menyapaku.

Obrolan singkat’pun dimulai, kami bercerita banyak hal. Disitulah awal kita berkenalan. Cinta bersemi di tepian sungai kamundan.

Adakah yang tahu ?, cinta itu datang dengan seketika lalu menyebar cepat seperti virus langsung tepat ke hati. Ya itu lah yang kurasakan. Shinta gadis sungai kamundan adalah cinta dalam hati yang selalu membekas, walau sepintas namun selalu terpatri didalam hati.

Tak sadar sore menjelang malam, matahari’pun mulai malu malu memancarkan sinarnya, sore’pun menjadi malam. Shinta membantu merangkul’ku hendak berjalan pulang menuju perkampungan. Beberapa penduduk kampung kaget melihat kami, tetapi Shinta langsung saja menjelaskan tentang kejadian yang terjadi. Setelah itu, Shinta berpamitan meninggalkan’ku menuju rumahnya yang tepat berada di ujung kampung.

Semalam penuh saya memikirkan kejadian tadi. Shinta seperti candu yang tak terobati, aura’nya selalu tersirat dalam pikir’ku, namun sayang, waktu keasmaraan itu telah mendekati penghujung. Saya harus kembali ke kota karena akan ada dokter tetap di Kampung Siakwa.

Walau tak sempat mengungkapkan rasa itu, namun Ia selalu ada dalam hati. Shinta gadis sungai kamundan hanya itu yang selalu ku ingat, jika di’berikan waktu untuk kembali, saya akan kembali kesana. Jhon/Siakwa 2004. Fiksi Oleh Ley Hay

Di balik gunung’Mu nan Indah, ku temukan engkau Belahan Jiwa ku.

Alam’Mu memikat hatiku, membuatku hanyut bersama derasnya sungai kamundan.

Sederet kisah denganmu selalu rapih dalam relung hatiku.

Kadang, aku bertanya dalam hati ; dimanakah engkau ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun