Mohon tunggu...
Bayu Segara
Bayu Segara Mohon Tunggu... Administrasi - Lihat di bawah.

Penulis saat ini tinggal di Garut. 0852-1379-5857 adalah nomor yang bisa dihubungi. Pernah bekerja di berbagai perusahaan dengan spesialis dibidang Layanan & Garansi. Sangat diharapkan jika ada tawaran kerja terkait bidang tersebut . Kunjungi juga blog saya di: https://bundelanilmu.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Gara-gara Muhammadiyah Lailatul Qadar Tidak Turun di Indonesia

13 Agustus 2013   14:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:21 2296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada apa dengan Muhammadiyah

Nabi Muhammad sering meminta pendapat para sahabatnya ketika peperangan kaum muslim melawan kafir Quraisy. Sebuah bentuk musyawarah untuk mufakat. Seorang nabi, yang jika tidak minta pendapat dari para sahabatnyapun pasti akan selalu dituruti dan dihormati keputusannya. Namun, beliau menunjukkan bahwa musyawarah adalah bagian terpenting dalam islam.

Hasil musyawarah ketika perang Uhud menyebabkan kekalahan, saat itu pilihannya adalah menunggu di Medinah atau keluar menjemput musuh. Keputusan musyawarah, menjemput musuh. Diluar konteks kesalahan dari sahabat yang meninggalkan pos pertahanan, mesti diingat, difahami dan diteladani oleh kita satu hal yaitu musyawarah yang diadakan telah menepikan kedudukan seorang nabi sekalipun, menepikan ego dan mengedepankan kebersamaan walaupun hasil musyawarah pahit adanya.

Sekarang mari kita lihat keadaan islam yang ada di Indonesia. Muhammadiyah dan beberapa aliran atau organisasi menolak untuk bermusyawarah. Mereka mengedepankan ego, merasa benar sendiri dan mengabaikan musyawarah. Maka tak aneh, Muhammadiyah dan aliran lain puasa lebih cepat atau lebih lambat dari hari hasil musyawarah pemerintah dengan organisasi islam yang hadir.

Maaf, penulis tidak benci atau sentimen terhadap Muhammadiyah. Organisasi islam ini sungguh hebat dan mempunyai pola pikir yang cerdas. Hati-hati dalam menjalankan aturan islam dengan berusaha menghindari bid'ah dan hal-hal yang berbau musyrik karena pengaruh agama serta budaya sebelumnya. Dan konsep-konsep lain yang teraplikasi nyata di masyarakat yang sungguh mengagumkan.

Di sini penulis hanya mengungkapkan keheranan saja kenapa Muhammadiyah seperti lupa dengan contoh yang dilakukan oleh nabi Muhammad yang bernama musyawarah untuk mufakat.

Betul, Muhammadiyah punya dalil atau alasan yang baik untuk menentukan kapan puasa dimulai dan diakhiri. Namun ada yang perlu diingat, organisasi lainpun punya hal yang sama seperti Muhammadiyah yaitu dalil dan alasan.

Sekarang coba bayangkan, ketika terjadi perang yang melibatkan Muhammadiyah. Menurut Muhammadiyah harus maju tapi menurut yang lain mesti menunggu. Pasti hasil akhirnya bisa ditebak, Muhammadiyah hancur yang lain terbawa hancur karena tidak ada persatuan.

Mari kita lihat, saat ini umat berbeda dalam mengambil awal hari puasa atau awal syawal. Apakah ini sebuah kekalahan? Betul ini sebuah kekalahan. Apakah ini kehancuran? Iya, sebuah kehancuran. Kehancuran umat islam.

Malam Lailatul Qadar di Indonesia bisa sampai beberapa hari.

Malam lailatul qadar adalah malam yang sangat ditunggu orang muslim yang bertaqwa. Tidak perduli dia dari organisasi mana, Muhammadiyah, Persis, Nahdatul Ulama atau organisasi manapun. Karena malam ini adalah malam yang sangat istimewa. Kejadiannya hanya satu malam yaitu diantara hari ganjil puasa. Tidak ada malam lailatur qadar datangnya berturut-turut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun