Mohon tunggu...
Bayu Segara
Bayu Segara Mohon Tunggu... Administrasi - Lihat di bawah.

Penulis saat ini tinggal di Garut. 0852-1379-5857 adalah nomor yang bisa dihubungi. Pernah bekerja di berbagai perusahaan dengan spesialis dibidang Layanan & Garansi. Sangat diharapkan jika ada tawaran kerja terkait bidang tersebut . Kunjungi juga blog saya di: https://bundelanilmu.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Gara-gara Muhammadiyah Lailatul Qadar Tidak Turun di Indonesia

13 Agustus 2013   14:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:21 2296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertanyaannya; apakah mungkin Indonesia akan mendapatkan giliran malam lailatur qadar. Jawabannya; tidak. Malam lailatul qadar tidak akan singgah di Indonesia. Kenapa? Ya itu tadi. Muhammadiyah dan aliran lain yang menolak bermusyawah akan lebih cepat atau lambat tanggal ganjil puasanya dibanding yang bermusyawarah bersama pemerintah.

Kenapa penulis katakan itu? Karena masing-masing merasa mempunyai dalil dan alasan yang kuat serta benar. Jika semuanya benar, malam lailatur qadar akan bingung, kepada malam siapa dia akan mampir.

Islam bukanlah organisasi, aliran atau negara. Islam adalah sebuah kebersamaan. Rahmatan lil alamin; rahmat untuk semesta alam. Bagaimana kita akan mewujudkan islam rahmatan lil alamin jika kita tidak bisa bersatu dalam lingkup yang lebih kecil dari alam?

Mari, silahkan semua bermusyawarah. Silahkan debat, silahkan berpendapat dan kami akan menunggu satu kepastian, satu kebulatan tekad dan tidak akan merasa ragu untuk berkata sami'na wa atona atas keputusan bersama itu walaupun pahit.

Penutup, penulis berikan sebuah kisah yang mungkin bisa dijadikan renungan.

Ada seorang customer kecewa dengan pelayanan si penjual. Ia menulis di kolom surat pembaca suatu koran tentang kekecewaannya itu. Manajer customer care dipanggil oleh direktur akibat surat pembaca ini.
Si direktur bertanya "mengapa bisa masuk koran?"
Sang manajer mengeluarkan alasan begini dan begitu secara panjang lebar. Setelah beres si manajer itu menjelaskan, si direktur bertanya lagi, "mengapa bisa masuk koran?"

*****

Umat muslim bertanya, "kenapa kalian tidak sepakat?"
Alasan : hisab, hilal, rukyat, derajat, tidak perlu ada musyawarah untuk melihat hilal asal ada yang sudah melihat hilal maka bla bla, begini dan begitu.
Umat muslim kembali bertanya, "kenapa kalian tidak sepakat?"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun