Penanganan.Â
Banyak kita temui, ketika menelepon atau bertemu secara langsung dengan customer care ada sebuah jarak yang diberikan oleh sikap mereka dalam interaksinya. Seolah-olah mereka berkata "anda orang lain, saya tidak mengenal anda, kalau sudah beres cepat-cepat menyingkir sejauh mungkin".Â
Bagaimana itu coba? Bukankah kita mesti menjaga hubungan yang baik dengan pelanggan agar mereka tidak kabur dan beralih ke merk lain? Tapi sikap customer care tidak mencerminkan hal tersebut.Â
Ya wajar saja, banyak pelanggan yang ngibrit ke merk lain jika customer care bersikap seperti ini, bahkan lebih parah ada yang marah-marah terhadap pelanggan! Lalu mesti bagaimana?Â
Kesan Pertama Begitu Menggoda. Jika anda pulang kampung dan bertamu ke rumah saudara, bagaimana sikap mereka? "Aeh aeh ada tamu, sehat-sehat, kapan datang, ayo masuk-masuk, maaf ini lagi berantakan, mo minum apa nih teh apa kopi...bla bla". Hangat bukan? Bagaimana perasaan anda. Pasti nyaman sekali.Â
Pun begitu dengan pelanggan kita. Kita harus memberikan kehangatan tapi bukan kehangatan dalam tanda kutip tentunya :).Â
Kalau kita sudah memberikan kesan yang hangat, istilahnya "kesan pertama begitu menggoda", maka ke depannya urusan jadi lebih mudah. Percaya deh.Â
Lain ceritanya kalau customer carenya kaku. Pelanggan pengennya marah-marah mulu kalau sedang kecewa, yang tadinya tidak ingin ribut jadi pengen. Hal-hal kecil yang tidak perlu dipermasalahkan jadi dipermasalahkan. Bawaannya ingin ketemu langsung dengan petinggi perusahaan. Jadi, hati-hati dengan kesan pertama yang kita berikan pada pelanggan.Â
Perlakukan Pelanggan Sesuai Tipenya.Â
Si Ucrit adalah representasi dari pelanggan yang bertipe pemikir atau intelektual. Seorang pelanggan yang bertipe ini harus dilayani dengan pemikiran juga. Tidak boleh kita salah. Maka yang namanya data, kronologis dan argumen-argumen harus lengkap semua.Â
Bisa panjang urusan ketemu pelanggan yang seperti ini jika data dan argumen kita lemah.Â