Ilmu pelet adalah ilmu idaman para pecinta yang minder  kalau tidak dibilang pengecut baik lelaki maupun perempuan. Dengan ilmu ini mereka dapat memaksa seseorang yang tadinya tidak menyukainya berbalik 360 derajat mencintainya. Oleh karena hal tersebut, banyak orang yang ingin memanfaatkan ilmu ini, baik dengan cara mendatangi dukun atau berusaha sendiri memiliki ilmu ini dengan berguru  kepada guru pelet.
Walau sebenarnya urusan dengan ilmu pelet ini banyak yang lucu dan diluar akal sehat namun orang-orang yang menjalaninya dengan sadar melakukannya. Seperti mandi kembang tengah malam, mengambil sisa potongan rambut si korban, mandi di tujuh sumur yang gelap dan dingin atau melakukan puasa yang tidak ada tuntutan agama dan ritual-ritual lainnya yang jika dalam keadaan biasa, mungkin yang ingin menjalani pelet memelet ini tidak mau melakukannya.
Memang terkadang cinta itu buta hingga membuat gelap mata dan pikiran. Sehingga hal-hal yang tidak perlu dilakukanpun dengan semangat dilakukannya. Tidak sedikit orang yang rela mengeluarkan biaya dan menghabiskan waktu untuk terciptanya angan-angan yang diinginkan.
Diantara orang-orang itu mungkin saya adalah salah satunya. Namun saya tidak melakukan hal yang konyol-konyol seperti ngumpulin potongan rambut, mandi kembang tujuh rupa atau mandi tujuh sumur. Karena untuk ngumpulin rambut korban, Â terus terang tidak berani.
Dulu, saya mempunyai penyakit minder akut terhadap wanita. Jangankan untuk mengumpulkan rambut, berhadapan dengan orangnya saja, jantung ini serasa mau copot dan berdebar-debar keras. Itu waktu dulu yah pembaca, saat ini sih alhamdulillah .... masih juga hehe. Namun ketidakpedean ini lumayan berkurang ketika mencoba mengamalkan ilmu pelet, mau tau kisahnya mari kita simak cerita saya ini.
Selepas sekolah, waktu sebelum kuliah saya pernah bekerja dengan Uwak saya di Bandung. Di belakang rumah ada saudara dari Uwak perempuan, sesekali kalau saya libur, maen ke rumah tersebut. Di sana saya berkenalan dengan seorang lelaki sebut saja namanya AA.
Ia adalah pacar dari saudara saya, asalnya dari Banten. Seringkali saya ngobrol dengan dia karena orangnya enak untuk diajak ngobrol. Dari banyaknya obrolan, suatu kali dia bercerita kalau ia mendapatkan cinta saudara saya ini dengan cara yang tidak wajar yaitu dengan ilmu pelet. Sebagai anak kemaren sore, saya sangat antusias mendengarkan dan penasaran dengan ilmu itu.
Kata dia, hanya dengan sebuah jambu, bacaan bismillah dan keyakinan bahwa saudara saya itu akan menjadi pacarnya, maka dengan penuh percaya diri, iapun memberikan jambu tersebut kepada saudara saya dan hasilnya merekapun jadi pacaran. Di pikiran saya saat itu adalah rasa kagum, hebat nih orang, gak salah kalau dia orang Banten.
Walau sudah terbuka lebar rahasia cara dia memelet saudara saya tetap saja saya masih penasaran dan meminta dia mengajarkan ilmu pelet yang lainnya. Maka dengan senang hati dia memberikan bacaan yang harus diwiridkan oleh saya sebanyak 1000x. Lugunya saya, sayapun manut dan meyakini bahwa apa yang dia ajarkan itu benar adanya.
Kunjungi juga: Aneka Informasi dan Cerita yang Menarik dengan Klik Tautan Ini.
Maka, ketika saya selesai bekerja dan masih terbangun di malam hari yang dingin di daerah Patenggang, Bandung Selatan sana, dengan semangat saya melakukan wirid itu. Sebelum wirid, saya wudhu dulu, duh Gusti padahal airnya sangat dingin sekali dan cuaca yang dingin menggigil ditambah kabut yang turun menutupi wilayah tersebut membuat baju yang saya pakai terasa berair.
Namun, semua rintangan dan hambatan akan dihadapi jika semangat kita membara. Ingat yah kata bijak ini jika suatu saat saya terkenal mohon agar dikutip hahaha. Iri saya sama orang-orang terkenal, ucapannya pun dikutip walau biasa-biasa saja, tapi walau kata-katanya bagus jika bukan orang terkenal siapa perduli.
Lanjut ke cerita.
Besoknya saya kembali ke Bandung. Tak ada perubahan apapun saat itu. Namun esoknya, alah maaaak, saya sangat percaya diri sekali. Untuk berkenalan dengan wanita saya tidak malu, padahal biasanya boro-boro mau. Dan yang lebih luar biasa, kalau setiap hari kurang dari lima wanita kenalan saya, perasaan ini ada yang kurang nyaman, Â terasa dari dorongan yang terus menggebu-gebu di dada.
Kalau saya mau, bisa saja lebih dari lima wanita yang ingin saya kenal tiap hari, namun saya menekan perasaan tersebut. Saya pikir tidak baik jika melakukan hal itu. Ada kurang lebih seminggu atau dua minggu semangat ini terus menggebu untuk berkenalan dengan wanita. Hingga akhirnya saya hentikan semangat itu, saya pikir ada yang salah.
Oh iyah sebagai tambahan, saat itu saya seperti mempunyai magnet tersendiri untuk memikat wanita bahkan untuk seorang gay sekalipun!
Pernah saya diajak ngobrol oleh seorang lelaki di pinggir jalan ketika sedang menunggu angkot. Lagi ngobrol, tiba-tiba saya dipegang-pegang, hadohhh... dan sayapun menyingkir cepat-cepat, takut jadinya, oalah mimpi apa semalam pikir saya saat itu.
Tidak lama saya tinggal di Bandung, akhirnya saya kembali ke kota dimana saya pernah sekolah dulu. Di sinilah wanita yang menjadi incaran dan tujuan pelet saya berada. Maka setelah beberapa hari menjejakkan kaki di kota itu, Â saya mencari hasil dari lelaku yang sudah saya lakukan.
Ternyata... tidak ada hasilnya sama sekali. Kecewa? tidak sama sekali. Perasaan yang dulu ada seperti telah terselubungi oleh perasaan lain, yaitu perasaan biasa-biasa saja. Walau, jika berjumpa dengannya saya masih saja kagum dengan kecantikannya.
Begitulah kisahnya, ternyata pelet memelet jika memang karena bukan taqdirNya tidak akan pernah berhasil. Andai ada yang berhasil melakukan pelet memelet, saya tetap kukuh dengan pendirian bahwa hal tersebut taqdir juga.
Kesimpulan dari tulisan ini adalah tetaplah berlaku normal, jangan main pelet memelet. Jodoh kita sudah diatur oleh Tuhan, biarkan Ia memberikan yang terbaik untuk kita.
Bukan begitu?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H