"Kalian katakan bahwa pemikiranmu itu mencerahkan. Apakah yang mencerahkannya, mana bentuk pencerahannya? Pencerahan untuk siapa? Apakah untuk kalian-kalian pemikir? Atau untuk kami-kami yang ada dibalik gubuk bambu. Jangan mengakui sesuatu untuk pembenaran keakuanmu." Diapun melanjutkan perkataannya.
"Ingat, ada seorang badui yang bertanya. Jalan manakah yang harus kutempuh agar aku bahagia?"
"Lakukanlah perintah yang lima itu, maka kau akan bahagia", ujar Sang Penyampai.
"Aku percaya kepadamu. Aku tak akan mengurangi dan melebihinya", ucap si Badui.
"Ya, kamu akan bahagia. Pasti"
Adakah keakuanmu masih bermain-main ketika melihat kisah ini wahai Sang Aku. Jika kamu masih bermain-main dengan keakuanmu, berarti kau adalah Sang Aku. Jubah yang tidak patut kau sandangkan untuk hati, pikiran dan nafsumu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H