Mohon tunggu...
Bayu Segara
Bayu Segara Mohon Tunggu... Administrasi - Lihat di bawah.

Penulis saat ini tinggal di Garut. 0852-1379-5857 adalah nomor yang bisa dihubungi. Pernah bekerja di berbagai perusahaan dengan spesialis dibidang Layanan & Garansi. Sangat diharapkan jika ada tawaran kerja terkait bidang tersebut . Kunjungi juga blog saya di: https://bundelanilmu.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bercinta dengan Pikiran

12 Maret 2011   17:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:50 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Melihat Davina, si cewek idaman lewat di depan muka, sontak mulut saya kelu. Tak terasa ada bahagia yang mengalir di seluruh urat-urat syaraf. Membuat mata ini berbinar-binar, mengalahkan terangnya bulan di malam hari. Ada rasa dag-dig-dug der di hati.

Wanita ini adalah sosok yang selalu menghiasi mimpi-mimpi di malam hari, sehingga terkadang dalam tidur tak sadar saya mengigau menyebut namanya, membuat emak terbirit-birit lari dan menggedor pintu kamar.

"Nyebut-nyebut Bay, Istighfar Nak", ucap emak. Membuat aku terbangun dari mimpi indah yang sedang kurajut di alam bawah sadar.

"Apaan sih, Maaaaaaak. Ngeganggu orang tidur aja, ilang deh Davina dalam mimpi", teriak saya kesal.

"Oooooh kirain kamu kesurupan nak, tadinya Emak khawatir. Kamu anak-anak satunya, kalau kamu gila, nanti Emak mesti nyari anak pengganti. Emak nggak mau pusing bikin lagi yang baru", jawabnya ngasal.

"Emaaaaaaaaaaaaaaaaaaak tega bener sama anak sendiri"

"Hihi... ya udah lanjutin tidur kamu. Jangan lupa baca do'a sebelum tidur, biar kamu gak mimpi buruk", terdengar suara langkah emak menjauhi kamar, membuatku kegirangan. Gangguan hilang, bisa lanjutin tidur nih, pikir saya.

"Baik mak", jawab saya sambil membenamkan muka di bantal.

*****

Sekarang, wanita itu ada di depan saya. Matanya bulat berbinar laksana matahari baru nongol di atas lautan, tubuhnya sintal padat berisi, wajahnya tak membuat malu kalau di pajang di ruangan tamu dalam bingkai photo. Pokoknya sosok wanita ini gak bakalan nyesel deh kayaknya untuk diakuin sebagai seorang isteri.

"Davina, mau kemana nih", tanya saya memberanikan diri menyapanya, walau di hati ini ada rasa deg-degan, takut dicuekin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun