Pagi itu Om Bob datang ke gedung tempat seminar. Beliau memakai celana jeans pendek, yang bawahnya kayak habis digunting. Memakai kemeja yang digulung lengannya, serta sepatu tanpa kaos kaki. Saat itu ane berpikiran, nih kakek, kaya tapi nyentrik.
Om Bob, walau udah tua, terlihat dari uban yang memenuhi kepala serta kumisnya. Namun gaul, ga kayak kakek-kakek seumuran dia. Datang-datang, photo-photo ama penggemarnya, ketawa-ketiwi. Ah pokoknya mah familieur!! Jarang loh milyarder kayak dia.
Beliau datang ke gedung tersebut sebagai pembicara tamu. Saya kebetulan jadi saksi mata ketika beliau membagikan kiat-kiatnya menjadi sukses.
Ada beberapa poin yang saya tangkap dari pembicaraan beliau, karena menurut saya, masuk diakal dan agak lucu.
Prinsip Ekonomi
Kalau kata sarjana ekonomi. Dengan modal sekecil-kecilnya, mesti mendapatkan untung sebesar-besarnya.
Menurut Om Bob, itu adalah kebodohan. Apa alasannya?
Kalau mau dapet ikan hiu, masa umpannya pake ikan teri? Sampai matipun gak bakal dapet. Kalau mau dapat ikan hiu, umpannya minimal ikan tongkol. Artinya kalau mau untung besar, ya modalnya pun harus besar.
Hehe masuk akal juga yah Om.
Lakukan Dulu, Hitung-Hitungan Belakangan
Banyak orang-orang lulusan kuliahan yang tidak jadi membuka usaha. Kenapa? Karena terlalu banyak perhitungan dan pertimbangan. Belum-belum juga usaha, udah menghitung laba, kerugian dan macam-macam. Sehingga menjadikannya urung membuka usaha, kalau ujung-ujung dari perhitungannya menjadi rugi.
Kalau menurut Om Bob, saya membuka usaha untuk mencari rugi. Kok bisa begituh Om?
Kalau ada untung pasti ada rugi, dan begitu juga sebaliknya. Namun kalau kita mencari untung duluan, usaha belum tentu dilakukan karena takut rugi. Tapi kalau mencari rugi, usaha pasti dilakukan karena ga takut untung.
Bener lagi juga nih si Om.
Saya Ini Orang Bodo, Tapi Bawahan Saya Orang Pinter.
Karena saya orang bodo, maka saya buka usaha tanpa mikir-mikir lagi.
Eh, ketika usaha saya maju, saya kan tidak ngerti hukum, maka saya rekrut orang pinter dibidang hukum. Saya juga tidak mengerti manajemen, saya rekrut orang pinter manajemen jadi bawahan saya. Dan saya rekrut orang-orang pinter lainnya untuk mendukung usaha saya.
Hehe orang pinter jadi bawahan orang bodoh, mantep Om
Itulah beberapa ide yang saya tangkap dari pembicaraan Om Bob. Yang bagi saya mantep beneeeeer. Pandangan yang nyleneh, tapi ada bukti nyata, tidak hanya berteori.
Tulisan Sebelumnya.
Kisah Mistis Sangga Buana [Episode Terakhir]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H