Mohon tunggu...
Bayu Segara
Bayu Segara Mohon Tunggu... Administrasi - Lihat di bawah.

Penulis saat ini tinggal di Garut. 0852-1379-5857 adalah nomor yang bisa dihubungi. Pernah bekerja di berbagai perusahaan dengan spesialis dibidang Layanan & Garansi. Sangat diharapkan jika ada tawaran kerja terkait bidang tersebut . Kunjungi juga blog saya di: https://bundelanilmu.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Usaha Nomor 1, Hasil Nomor 2 [Kisah Memahami Taqdir]

26 Januari 2011   08:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:10 1413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Ajaib. Akal saya tidak bisa menerima kenyataan ini. Bagaimana bisa, paman jauh saya yang sudah lama tidak jumpa mendadak pulang kampung, hingga menjadi jalan bagi saya untuk mendapatkan pekerjaan, kalau bukan kehendak Tuhan!!”

…………………..

Usaha Nomor 1, Hasil Nomor 2. [Kisah Memahami Takdir]

Ini adalah kisah pribadi yang menceritakan tentang perjalanan memahami takdir. Jangan dianggap curhat yah, seperti kasus Pak SBY hehe. Saya hanya coba membagi kisah hidup seorang manusia dalam perjalanannya di muka bumi ini. Kali aja berguna.

Dulu ketika saya keluar dari suatu perusahaan, saat itu punya rasa optimis yang besar. Rasa optimis itu adalah bahwa saya akan cepat dapat kerja lagi. Perasaan tersebut didukung oleh pesangon yang saya miliki. Memang pesangon yang saya miliki tersebut lumayan untuk hidup sendiri selama 1 tahun di kota Jakarta.

Setelah resmi keluar, mulailah saya jadi pengangguran. Tiap hari kerjaan saya adalah ke warnet cari lowongan. Kalau sabtu atau minggu beli koran, cari lowongan. Segala macam lowongan saya coba masuki. Tak perduli cocok atau tidaknya dengan latar belakang pendidikan dan pekerjaan. Yang penting, lamar!!

Selama setahun saya menghabiskan uang pesangon untuk mendukung rasa optimis tersebut. Dan hasilnya adalah uang habis, pekerjaan tidak kunjung didapat. Hingga akhirnya sayapun terusir dari Kota Jakarta.

Saat itu saya Terlunta-lunta. Untuk kembali ke kampung halaman, saya pesimis. Karena dibenak saya saat itu adalah cari kerjaan di Jakarta yang banyak informasi aja susah apalagi kalo nyari kerjaan di kampung.

Akhirnya saya bergerilya di dua kota. Menumpang hidup di teman dan saudara. Tak terperi kesusahan dan kepedihan dalam perjuangan untuk mendapatkan pekerjaan tersebut. Saya membunuh harga diri, demi perjuangan ini.

Puncak dari perjuangan demi mendapatkan pekerjaan adalah diusir secara halus oleh saudara sendiri dari rumahnya. Maka tak terasa air mata mengalir dari sudut mata saya dan bertanya “Mengapa ini terjadi? Bukankah aku sedang berusaha Tuhan?”

Akhirnya dengan muka tertunduk, saya pulang juga ke kampung. Saat itu saya merasa diri sebagai pecundang. Ternyata otak, tenaga dan segala usaha tidak bisa menolong diri saya untuk mendapatkan pekerjaan.

Selama satu bulan di Kampung, saya berusaha mendekatkan diri kepada Allah. Sholat lima waktu, Tahajud dan Sholat Dhuha. Namun saya masih kebingungan, bagaimana cara keluar dari masalah ini.

Hingga dalam suasana hening kesendirian saya berbisik:

Ya Allah..... Pintu mana lagi yang harus ku ketuk selain pintuMu Arah mana lagi yang harus ku tuju selain arahMu Timur, barat, utara, selatan sudah kulewati Namun tak ada cahaya menghampiriku Ya Allah..... Beribu petuah sudah kuresapi Beribu kabar kuselami Beribu cara sudah kulalui Adakah yang kurang dariku Ya Allah….. Aku hanya debu Tak mampu aku Hanya engkau yang mampu Kini aku berserah Ya Allah...... Kuserahkan ke tanganMu Yang terbaik bagiku Namun satu yang harus Kau tahu Aku hanyalah manusia biasa

Dengan berlinang air mata, saat itu saya mengadukan segala permasalahan kepada Tuhan yang Agung, yang mengatur hidup dan membolak balik hati ini.

Dan ternyata memang manusia hanya diperintahkan untuk berusaha karena hasil adalah urusan Tuhan. Seminggu kemudian Ibu saya mengatakan bahwa ‘paman jauh’ sedang pulang kampung. Katanya beliau seorang kepala Personalia di suatu perusahaan.

Singkat kata saya bertemu dengan beliau. Dan akhir dari pertemuan itu beliau bersedia memasukkan saya ke perusahaan tempat beliau kerja. Dan ternyata hanya butuh 2 minggu, akhirnya saya diterima di perusahaan tersebut.

Ajaib. Akal saya tidak bisa menerima kenyataan ini. Bagaimana bisa 'paman jauh' yang sudah lama tidak jumpa mendadak pulang kampung hingga menjadi jalan bagi saya untuk mendapatkan pekerjaan, kalau bukan kehendak Tuhan!!

Dan tidak cukup disitu, ada lagi keajaiban datang.

Selang dua bulan, bekerja di perusahaan itu, saya mendapatkan pekerjaan baru dengan upah yang lebih besar dari tempat bekerja sebelumnya. Saya ditarik oleh atasan, yang dulu satu perusahaan.

Padahal, sebelumnya, selama setahun saya kirim sms untuk meminta dimasukkan bekerja. Namun selalu beliau jawab belum ada. Hingga akhirnya datang suatu saat dimana saya berpikir “Ini adalah sms terakhir kepada beliau, jika beliau bilang tidak ada juga, saya sudah berusaha, hasil biar Engkau Tuhan yang menentukan”. Dan ternyata jawaban beliau adalah “Belum ada”.

Dari jawaban sms itu, saya berkesimpulan, bahwa saya tidak bisa bergabung dengan beliau, ya sudahlah…. Namun selang 1 minggu, kabar aneh datang dari temen, kebetulan dia dan saya dulunya adalah anak buah beliau. Kami bertemu kembali di kota tersebut.

Temen saya bilang kalo saya dicari oleh beliau katanya. Saat itu saya tidak percaya, ya bagaimana mau percaya, karena baru beberapa hari beliau sms dan mengatakan tidak ada lowongan.

Namun ternyata, dia tidak sedang membohong. Karena ketika main ke rumahnya, saya bertemu dan ngobrol dengan tetangganya, yang ternyata dia adalah Manajer di Perusahaan itu. Saat itu timbul rasa heran, karena ketika ngobrol dengannya, dia malah seperti mewancarai saya.

Saya jadi bingung, yang tadinya cuman mau maen saja, dan mainnya pun ke rumah temen, kenapa sekarang malah ngobrol di rumah Manajer dia, yang bersebelahan dengan rumahnya. Dan diwawancarai pula. Ajaib.

Akhir dari wawancara tersebut adalah saya disuruh mengirimkan lamaran dan harus dikirimkan besok harinya. Susah untuk dipercaya!! Dua minggu kemudian saya pun bekerja di perusahaan tersebut!!

Saya mengambil kesimpulan dari kisah saya dalam mencari pekerjaan ini. Usaha nomor 1, hasil nomor 2. Kita hanya berusaha semaksimal mungkin, biarkan Tuhan yang menentukannya.

“Wahai orang-orang yang beriman!mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. sungguh Allah beserta orang-orang yang sabar” Al-qur’an surat al-baqarah ayat 153 “Karena sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan; sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan”. Al-Qur’an Surat Alam Nasyrah 5-6:

Untuk para penganggur, jangan bersedih. Tetaplah usaha terus!!

Tulisan Lainnya. Bunuh Diri, Dapet Duit!!! Sholat Itu Tidak Perlu… Betulkah Agama Itu Hanya Dongeng?? Ada yang Jual Otak Ga? Albert Einstein Mau Beli Tuh Gara-gara Kotoran Kambing Jadi Kaya Wisata ke Pantai Santolo Melalui Jalan Seribu Belokan Gunung Sangga Buana yang Penuh Mistis

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun