—Ketika berbicara dengan orang tua, kita harus menggunakan bahasa halus
—Tidak boleh sembarangan meludah
—Kalau berbicara dengan orang tua, tidak boleh memandang mata dan usahakan untuk mendengarkan dulu.
—Tidak boleh berkacak pinggang di depan orang yang lebih tua
—Jika orang tua sedang berkumpul apalagi kedatangan tamu, anak kecil tidak boleh nimbrung
—Tidak boleh mendorong kepala seseorang
—Diusahakan menyapa orang yang lewat depan rumah kita [orang-orang yang sopan santunnya tinggi selain menyapa juga menawarkan untuk singgah dan minuman]
Saya selalu teringat kata-kata berikut “Neng/Ujang/Ceu/Mang, barade kamana, linggih heula, cai-cai mah aya” yang artinya “mau pada kemana, mampir dulu, kalo cuman air sih ada”.
—Jika kita membicarakan sesuatu yang halnya bersifat resmi harus “malapah gedang” artinya tidak langsung ke inti obrolan.. tapi mesti ada basa-basi terlebih dahulu
—Untuk tatakrama pemanggilan dalam keluarga, semua mengikuti hirarki, tidak mengikuti siapa yang lebih tua. Contohnya : Jika Abi dan Abu bersaudara, dimana Abi adalah kakaknya Abu maka semua keturunanya pun akan mengikuti hirarki ini. Jadi ketika anak Abu lebih tua dari Anak Abi, maka yang menghormat adalah anak Abu dengan memanggil “Aa/teteh” kepada anak Abi, bukan sebaliknya.
—Adalah tidak sopan, ketika kita lagi makan di rumah dan kebetulan ada seseorang yang lewat dan melihat kita makan sedangkan kita tidak menawarkan makanan tersebut.