"Nah ntu tahu. Sini yuk."
"Meluncur boss."
Sebelum tarung, si Naga saya elapin dulu muka, tembolok sama duburnya dengan busa yang penuh air biar suegerr. Beres itu, saya bawa ke tengah lapang. Setelah kami taruh masing-masing jago, suasana sekeliling kami seakan berubah. Hawa peperangan menyelimuti arena yang saat itu cerah tersinari oleh matahari.
Pas dilepas, langsung terjadi jual beli pukulan. Jebrat... jebret. Kaki ketemu kaki saling beradu di udara. Masing-masing saling mengukur tenaga. Si Kawur (katuncar mawur) belum kelihatan kelemahannya saat itu. Dia masih bertenaga untuk menandingi pukulan-pukulan si Naga.
Jual beli pukulan kaki hanya sebentar, sepertinya masing-masing sudah pemanasan dan faham benar akan tenaga musuh. Kini si Kawur menggigit bulu di tengkuk si Naga. Dan terkunci! Ternyata si Kawur sudah mulai mengeluarkan salah satu jurusnya. Tetapi si Naga memang petarung yang baik, ketika dirasa susah untuk melepas jepitan, ia mendorongkan badan ke atas atau sampingnya si Kawur sehingga musuh tidak punya celah untuk melepaskan pukulan maut. Untuk beberapa saat tekniknya berhasil. Namun sayang, dorongan badannya ke si Kawur yang meleset malah menimbulkan celah kosong. Kesempatan itu dipake oleh si Kawur untuk memukul. Jebret. Manteb...
Cumaa... Ketika si Kawur mukul, otomatis pertahanannya terbuka. Lebih parahnya, waktu habis mukul, badan dia terjatuh ke tanah karena didorong oleh si Naga dan disaat itu pula si Naga membalas. Jebret... Kepalanya si Kawur terkena pukulan. Entah oleh taji, entah oleh sisik. Terlihat sobekan di kepala yang mengeluarkan darah. Mungkin posisi jatuh si Kawur yang salah atau memang si Naga yang pintar melihat posisi lawan yang sedikit membungkuk sehingga ada kejadian seperti itu. Seandainya yang membuat sobek adalah taji yang tajam, dapat dipastikan pertandingan tidak akan berjalan lama. Kepala si Kawur pasti bakal tertembus taji!
Untungnya hal itu tidak terjadi. Pertandingan berlanjut, walau kini kepala si Kawur berdarah namun tidak mengganggu dia untuk bertarung. Si Kawur kini mengeluarkan teknik barunya yaitu nyayap. Dia memasukkan kepalanya diantara sela-sela sayap musuh. Si Naga tampak kesulitan melepas kuncian si Kawur. Tapi, memang pintar dia ini, diputarlah badan mengikuti serangan sambil menyeret gigitan si Kawur di rawisnya, sehingga musuh susah untuk naik demi melancarkan pukulan karena badannya terbawa tarikan ke depan atau samping. Dan ketika si Naga mendapatkan kelonggaran untuk memukul diapun tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk memukul. Tidak cukup satu kali, dia memukul sampai dua bahkan tiga kali ketika pertahanan musuh terbuka. Lanjuut Naga!
Sesekali si Kawur masuk ke kolong. Memang tekniknya lumayan komplit. Maksudnya mau ngangkat tubuh si Naga biar jatuh dan tidak seimbang sehingga dia mendapatkan celah serangan. Tapi sayang... musuhnya adalah si Naga. Ketika si Kawur mendongkrak, maka si Naga santai aja ngikutin arah dorongan hingga posisi jatuh dia ada di depan muka si Kawur. Nah pas si Kawur masih dalam keadaan nunduk sehabis menjungkit, dengan secepat kilat si Naga menyerang. Jebret... Jebret. Maaf Kawur teknikmu tidak mempan.
Selama lima belas menit si Naga seperti Muhammad Ali lawan Foreman. Terlihat terpojok, karena selalu digigit rawisnya dan terkunci padahal sebetulnya dialah yang mengendalikan pertarungan. Banyak sekali dia mendaratkan pukulan bersih. Namun salut untuk si Kawur. Dia begitu hebat menahan pukulan keras yang dilancarkan oleh si Naga. Dan lima belas menit waktu yang tersediapun berlalu. Pertarungan dihentikan. Keadaan remis.
Cek kondisi si Naga. Muka hanya ada bekas gigitan, bukan masalah berarti. Kaki yang agak sedikit cedera. Ada sisik yang terkelupas mengeluarkan darah. Dan tembolok sedikit kebiruan bekas pukulan. Namun secara umum masih oke. Sehari dua hari juga pasti sembuh. Saya lap dengan air hangat muka, leher, tembolok dan kakinya. Beres itu, kemudian tak gabungin lagi dianya dengan para betina.
Sekarang kita cek keadaan si Kawur. Banyak luka yang dia dapatkan di muka dan kepala. Muka seperti bengep-bengep. Setelah dijelaskan dan diperlihatkan oleh pemiliknya bukti-bukti, ternyata si Kawur ini pada dasarnya sedang tidak sehat. Kotoran berwarna putih menandakan bahwa dia sedang cacingan. Kaki terlihat lemas. Kasihan banget kondisinya. Semprul juga nih pemiliknya, pikir saya. Tau kondisi ayam lagi tidak sehat maen aduin aja.