Nama Dosen    : Apollo, Prof. Dr, M.Si. Ak
Matkul         : Etika dan Hukum Bisnis
Universitas Mercu Buana
Nama           : Peri Susanto
Nim            : 43121010332
Pengertian hukum bisnis
Bisnis menurut Abdurrachman adalah bahwa bisnis adalah suatu kegiatan dengan yang berhubungn dengan keuangan atau perdagangan yang dihubungkan dengan pertukaran barang atau jasa.
istilah hukum bisnis adalah merupakan nama lain dari Business Law. Adapun pengertian hukum bisnis menurut Oppenheim yaitu bahwa seperangkat ketentuan tentang tingkah laku manusia dalam masyarakat. Maka dapat disimpulkan bahwa seperangkat ketentuan tentang tingkah laku dalam suatu urusan dagang dan industri yang dihubungkan dengan barang dan jasa dengan mengharapkan tarap hidup melalui pendapatan keuntungan yang dilakukan.
etika itu merupakan kata dari bahasa kuno yaitu ethos yang mempunyai banyak arti sebagai contoh padang rumput, adat, dan akhlak Dll. Bahwa dapat dikatakan, etika itu merupakan norma atau nilai nilai yang mencerminkan suatu sikap perilaku yang baik dan enak untuk dilihat.
Dengan demikian dapat dilihat bahwa etika bisnis itu merupakan suatu norma norma perilaku yang baik atau enak diliat disuatu kegiatan bisnis atau perusahaan agar bisnis yang dijalankan berjalan dengan lancar dengan diterapkannya etika dan hukum suatu bisnis.
adapun beberapa etika bisnis menurut para ahli yaitu:
-menurut hill dan jones
bahwa etiika bisnis itu merupakan suatu ajaran yang membedakan benar dan salah yang memberikan suatu bekal kepada perusahaan dalam mempertimbangkan pengambilan keputusan yang benar adanya.
-menurut sumarni
 etika yaitu merupakan suatu masalah norma atau perilaku  yang mengacu pada kepentingan bisnis
-menurut Business dan society ethics dan stakeholder manajementÂ
yaitu baik buruknya tugas dan moral dalam konteks bisnis.
- menurut steade et al
etika yaitu standar etika atau cara pengambiilan keputusan bisnis.
Dalam suatu bisnis itu terdapat beberapa prinsip prinsip etika yaitu antara lain:Â
- Prinsip integritas moral
yaitu prinsip yang harus dimiliki oleh semua orang yang menjalankan bisnis atau orang yang ada dalam suatu perusahaan. karna prinsip ini adalah prinsip yang sangat penting dilakukan agar terciptanya kesuksesan yang ada.
-prinsip kejujuranÂ
 yaitu dimana disetiap perusahaan atau bisnis yang dilakukan diperlukannya kejujuran. karna kejujuran itu harus diterapkan oleh semua orang didunia ini bukan hanya orang yang menjalankan bisnis saja akan tetapi harus seluruh orang yang ada didunia.karna bisnis yang dilakukan akan berjalan dengan baik tampa adanya kebohongan dan dengan adanya kejujuran.
-Prinsip kesetiaan
yaitu prinsip yang seharusnya dilakukan dan diikuti dari awal hinggal akhir, karna kesetiaan itu sangat berpengaruh dengan bisnis yang dilakukan.
-prinsip keadilan
prinsip yang juga harus dimiliki oleh setiap perusahaan atau bisnis yang dijalankan, karan dengan adanya keadilan perusahaan atau bisnis yang dijalakan insyaalllah akan berjalan dengan baik. maka dari itu apabila prinsip keadilan ini tidak ada maka akan terjadinya kehancuran perusahaan atau bisnis yang dijalankan.
-Prinsip otonomi
prinsip yang merupakan rinsip yang mempunyai kaitan keputusan yang diambil karena sudah diperhitungkan dalam berbagai sudut pandang yang ada. dan juga sudah siaap menerima akan resiko resiko yang ada.
-Prinsip saling menguntungkan
etika dalam bisnis itu mengajarkan suatu hal yang saling menguntungkan dalam melakukan bisnis yang ada, sehingga tidak adanya konflik didalamnya, sehingga tidak adanya kerugian dalam berbisnis.
Adapun contoh contoh etika dalam berbisnis yaitu:
- mengapa dengan keadaan sopan dan ramah
sikap tersebut dilakukan apabila bertemu dengan rekan kerja, bos, dan teman teman kerja lainnya, karna dengan adanya sikap tersebut bahwa hubungan sesama teman kerja, bos, akan terjalankan dengan baik dan benar.
-ikuti aturan yang berlaku
yaitu dengan mengikuti akan aturan aturan yang berlaku dengan baik dan benar.
-jangan lupa mengucapkan terima kasih
karna mengucapkan terima kasih itu adalah hal yang harus diterapkan apabila menerima sesuatu dalam hal bisnis tersebut.
adapun contoh pelanggaran dalam etika dan hukum bisnis yaiut:
- pelanggara hukum yaitu perusahaan yang melakukan PHK akan tetapi tidak sedikitpun memberika pesangon
-pelanggaran kejujuran yaitu perusahaan yang dapat dikataakan berhasil dengan menerapkan kejujuran akan  tetapi agar mereka tidak memberikan harga barang yang sejujurnya kepada konsumen yang ada.
Â
Hubungan etika bisnis dengan Corporate Sosial Responsibility(CSR)
Banyak sekali orang yang belum tahu dan berpikir bahwa etika bisnis( business ethic) dengan CSR(Corporate Sosial Responsibility) itu tidak mempunyai hubungan, namun sebenarnya keduanya memiliki hubungan. hubungan keduanya itu bisa di ibaratkan  bahwa etika bisnis adalah sebagai dasar pelaksanaan suatu unit usaha, sedangkan CSR adalah manifestasinya. artinya bahwa etika bisnis itu mengenai tentang sebuah nilai atau norma yang baik, jikalau memang sebuah perusahaan sudah memiliki nilai yang baik, maka perusahaan tersebut akan menjalankan CSR sebagai tanggung jawab suatu perusahaan.
Mengapa perlu sekali etika dan hukum dalam berbisnis?
bahwa sudah termasuk pengertian etika bisnis yang sudah saya jelaskan diatas, bahwa etika hukum bisnis ialah norma dan nilai nilai perilaku yang harus dijunjung oleh setiap orang yang menjalankan bisnis, karna dalam menjalankan suatu bisnis itu harus mengedepankan yaitu norma dan perilaku perilaku yang baik agar bisnis tersebut dapat dilihat dan dapat menarik pengunjung agar datang ketempat bisnis yang kita jalankan.
didalam etika bisnis itu memiliki tujuan yaitu:
-mengedepankan kesadaran moralÂ
kesadaran moral itu sangat penting karna apabila kesadaran moral itu diterapkan disuatu bisnis dapat menguntungkan kesemua orang.
-perusahaan atau bisnis memiliki citra baik
dengan adanya etika, bahwa perusahaan atau bisnis yang dijalakan dapat menjaga sebuah reputasi, yang dimaksdu menjaga reputasi ialah bahwa sebuah bisnis atau perusahaan yang berjalan tidak hanya mengandalkan reputasi akan tetapi juga mengandalkan sebuah etika atau moral moral yang baik dan benar.
loyalitas konsumen yang baik
bahwa perusahaan yang sudah menerapkan etika hukum dengan baik, maka perusahaan dapat loyalitas konsumen yang baik, karna untuk mendapatkan loyalitas yang baik itu tidak gampang karna diperlukan waktu bertahun tahun agar mencapai loyalitas konsumen yang baik.
Keuntungan maksimal, bahwa keuntungan yang sudah diraih dengan maksimal itu tidak hanya diraih dengan adanya penjualan promosi yang sukses melainkan dengan menerapkan etika dan hukum bisnis yang ada.
Adapun Faktor faktor yang memengaruhi etika dalam bisnis yaitu:
3 faktor utama:
1. perbedaan budaya
perilaku bisnis orang indonesia tentu sangat berbeda dengan perilaku bisnis orang luar, hal yang sama daerah atau kota yang berbeda, berbeda pula perilaku yang dilakukan.
2. pengetahuan
semakin banyak yang kita pelajari atau hal hal yang kita ketahui maka semaik baik pula kesempatan dalam membuat keputusan keputusan baik dan etis.
3. perilaku organisasi
perilaku bisnis ini yaitu perilaku yang bersifat etis dan meliputi standar standar yang baik, begitu banyak perusaaan yang baru menyadari seberapa penting perilaku didalam suatu bisnis, karna dengan menerapkan perilaku yang ada, maka dapat memberikan pemahaman tentang permasalahan etika.
Adapun manfaat manfaat dalam etika bisnis:
-dapat mengatur dirinya sendiri( self regulation)
yaitu yang dimana  pencaian yang baik yang bisa dilakukan oleh diri sendiri, dan juga memberikan penghargaan karna dapat mencapai target yang diinginkan
-perusahaan dapat menjelaskan bagaimana menilai tanggung jawab sosial
-dapat menghilangkan grey area pada bidang etika
-dapat meningkatkan kredibilitas perusahaan
-dapat meningkatkan daya saing perusahaan
- dapat meningkatkan kepercayaan investor pada perusahaan
-dapat membangun citra positif perusahaan
CONTOH CONTOH KASUS DAN HUKUM ETIKA
1. obat nyamuk yang berasal dari pt megarsari makmur dinyatakan ditari dari peredaran karna menggunakan bahan proposur tetapi juga diklorvos yaitu zat turunan clorine yang sejak bertahun tahun dilarang digunakan didunia. karna itu zat tersebut sangat berbahaya yang dapat menganggu kesehatan terhadap manusia sehingga merugikan banyak pemakai.
Undang undang yang telah dilanggar yaitu:
- pasal 4 , hak konsumen:
ayat 1: hak kenyamanan dan keamanan keselamatan dalam penggunanya
ayat 3: hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang.
Pt megarsari makmur tidak pernah memberikan peringatan kepada konsumen adanya zat zat berbahaya didalam produk mereka.
2. kasus pelanggaran yang merugikan konsumen dan karyawannya ( BATAVIA AIR)
yaitu bahwa batavia tidak bisa membayar utang. batavia air menyewa pesawat air bus dari international lease finance corporatian untuk mengantar haji, namun batavia tidak dapat memenuhi syarat untuk mengikuti tender yang dilakukan pemerintahan.karena batavia air tidak melakukan pembayaran, maka ilfc mengajukan somasi atau peringatan. namun karna maskapai itu tidak membayar akan hutang hutangnya, mka ILFC mengajukan gugatan kepada pailit  kepada batavia air  dipengadilan negeri jakrta pusat. maka dari itu batavia air harus tetap stay dibandara untuk menjelaskan kepada para penumpang penumpangnya.
HUKUM PLATON
 Hukum adalah karya plato yang terakhir, terpanjang, dan mungkin paling dibenci. buku itu adalah tentang filsafat politik antar tiga pria tua: seorang athena yang tidak disebut namanya, seorang spartan bernama megillus, dan seorang kreta bernama clinias. orang orang ini berkerja untuk membuat konstitusi untuk magnesia, sebuah koloni kreta baru. Pemerintahan magnesia adalah campuran campuran organisasi dan otoriter yang bertujuan untuk membuat semua warganya berbahagia dan berbudi luhur. seperti karya plato yang lainnya tentang teori politik, seperti negarawan dan republik, hukum tidak hanya tetang pemikiran politik tetapi juga melibatkan diskusi ekstenssif tentang psikologi, etika, teologi, epistemologi, dan metafisika. hukum juga menggabungkan filosofi politik dengan undang undang yang diterapkan, dengan sangat rinci tentang hukum dan prosedur apa yang seharusnya ada di magnesia. contohnya tentang apakah mabuk harus diizinkan dikota, bagaimana warga harus berburu dan bagaimana menghukum bunuh diri. namun, detail hukum, prosa yang kikuk dan kurang nya organisasi telah menarik kecaman baik dari para sarjana kuno maupun modern.
Pada abad ke 21 telah ada yang minat dari yang tumbuh dikalangan filsuf dalam studi hukum. banyak ide filosofi dalam undang undang telah bertahan  dalam ujian waktu. seperti prinsip bahwa kekuasaan absolut merusak secara mutlak dan bahwa tidak adanya orang yang dibebaskan dari supremasi hukum. Namun, platon mengambil idenya yang paling orisinal sebagi hukum harus menggabungkan persuasi dengan paksaan. paksaan datang dalam bentuk hukuman yang melekat pada hukum jika persuasi gagal memotivasi kepatuhan. Selain itu, dalam hukum platon membela pada bebrapa posisi yang munculdengan ketegangan dengan ide ide  yang diungkapkan dalam karya karya nya yang lain. mungkin perbedaan terbesar adalah bahwa kota idela dalam undang undang jauh lebih demokratis daripada kota ideal republik. perbedaan pentingnya lainnya termasuk tampaknya menerima kemungkinan lemah kehendak -posisi yang ditolak dalam kehendak kehendak sebelumnya- dan memberikan lebih banyak otoritas kepada agama daripada yang diharapkan oleh Euthyphro.
1. setting dan karakter
Dialog  berlatar dipulau kreta yunani pada abad ke-4 SM. Tiga pria tua sedang berjalan dari cnossos ke gua suci dan tempat perlindungan Zeus yang ter;etak di Gunung Ida. kketiga pria ini berjalan dijalan yang Minos( pemberi hukum legendaris kreta) dan ayah nya mengikuti setiap sembilan tahun untuk menerima bimbingan Zeus. Saat orang orang ini menelusuri langkah Minos, mereka berusaha menemukan sistem dan hukum politik terbaik. Seperti Minos, mereke berusaha menemukan sistem politk mereka pada pemahaman mereka tentang para dewa.Â
setiap orang berasal dari negara kota yunani yang berbeda. Clinias berasal dari Cnossos, Kreta;Megillus berasal dari sparta; dan individu yang tidak disebutkan namanya berasal dari athena. ada beberapa spekulasi tentang siapa orang athena yang tidak disebut namanya ini. Aristoteles mengira dia adalah Spcrates. cicero mengatakan bahwa dia adalah plato sendiri, prnafsiran ini mengatakan bahwa athena tidak disebutkan namanya karena palton tidak bermaksud baginya untuk mewakili tokoh sejarah tertentu. Beberapa penafsiran berpendapaat bahwa platon sengaja meninggalkan suara langsungnya dari dialog karena diaa tidak tertaarik mengajukan tesis, melainkan tertarik untuk menghasilkan pemikiran tentang serangkaian pertanyaan terkait. Meskipun sparta, Kreta, dan athenabersatu dalam arti bahwa mereka  semua yunani, mereka berbeda secara budaya. spartan dan kreta berasal dari kelompok etnis dorian, sedangkan athena berasal dari lonia. ini relevan karena dua alasan. pertama, orang lonia dan doria tidak selalu bersahabat. memang konflik ini berpuncak pada perang Peloponnesia. Kedua, orang dorian distereotipkan memiliki fokus militer eksklusif dan tidak menyukai pelajaran intelektual.
3. Hubungan antara Hukum dan Republik
Meskipun Republik dan Hukum memiliki banyak kesamaan, mereka yang datang ke Hukum setelah membaca Republik mungkin akan terkejut dengan apa yang mereka temukan sejauh teks-teks ini berbeda dalam hal isi dan gaya. Dalam hal gaya, Hukum memiliki kualitas sastra yang jauh lebih rendah daripada karya Plato, Republik. Ini sebagian merupakan hasil dari fakta bahwa Undang-undang mengatur rincian kebijakan hukum dan pemerintah, sedangkan Republik tidak; alih-alih, Republik berfokus pada politik dan etika pada tingkat yang jauh lebih umum. Lebih jauh, tidak seperti karya Plato lainnya, karakter Socrates secara nyata tidak ada dalam Hukum.
Beralih sekarang ke konten, di Republik, Socrates mengembangkan kota yang ideal, yang disebut sebagai Callipolis (secara harfiah, kota yang indah atau mulia). Callipolis terdiri dari tiga kelas: kelas pekerja besar petani dan pengrajin, kelas militer terdidik, dan sejumlah kecil filsuf elit yang akan memerintah kota. Kelas militer dan penguasa disebut "penjaga", dan mereka tidak akan memiliki hak milik pribadi. Memang, mereka akan memiliki semua kesamaan termasuk wanita, pria, dan anak-anak. Tidak seperti di Callipolis, kepemilikan pribadi diperbolehkan di seluruh Magnesia dan kekuatan politik menyebar ke seluruh kota. Perbedaan penting lainnya adalah bahwa hanya para filsuf yang memiliki kebajikan yang dikembangkan sepenuhnya di Republik (dan di Phaedo) sementara dalam Hukum, orang Athena mengatakan bahwa undang-undang yang benar bertujuan untuk mengembangkan kebajikan di seluruh tubuh warga negara (1.630d-631d, 4.705d-706a , 4.407d, 6.770c, 12.962b-963a). Yang pasti, struktur politik Callipolis mengamankan perilaku yang benar dari semua warga negara. Namun, karena kebajikan lengkap melibatkan pengetahuan, yang hanya dimiliki oleh para filsuf, para non-filsuf hanya dapat memperkirakan kebajikan. Dengan kata lain, Undang-undang tampaknya mengekspresikan lebih banyak optimisme daripada Republik sehubungan dengan kemampuan rata-rata warga negara untuk berbudi luhur.
[18.05, 22/5/2022] : Ini membuat pembaca bertanya-tanya apa yang bisa menjelaskan perbedaan yang tampak ini. Meskipun banyak jawaban yang berbeda telah disajikan, jawaban yang paling umum adalah bahwa teks-teks tersebut ditulis untuk dua tujuan yang berbeda. Republik mewakili visi ideal Plato tentang utopia politik, sedangkan Hukum mewakili visinya tentang kota terbaik yang dapat dicapai mengingat cacat sifat manusia. Aristoteles, misalnya, berpendapat bahwa Republik dan Hukum memiliki banyak fitur yang sama, tetapi Hukum menawarkan sistem yang lebih mampu untuk diadopsi secara umum (Politics 2.6.1265a-b). Banyak sarjana telah mendukung bacaan ini dengan menunjukkan bahwa Magnesia dikatakan sebagai kota terbaik kedua, dengan kota yang ideal menjadi kota di mana perempuan, anak-anak dan properti dimiliki bersama (Hukum 5.739a-740a). Selain itu, interpretasi ini menjelaskan mengapa Undang-undang masuk ke detail yang lebih besar tentang kegiatan sehari-hari daripada yang dilakukan oleh Republik. Karena Callipolis adalah utopia yang tidak dapat dicapai, tidak ada gunanya membahas adat istiadat dengan detail apa pun, tetapi karena Magnesia dapat dicapai, ini adalah proyek yang berharga. Trevor Saunders menangkap esensi dari interpretasi ini ketika dia berkata, "Republik hanya menyajikan ideal teoritis ... Hukum menjelaskan, pada dasarnya, Republik dimodifikasi dan diwujudkan dalam kondisi dunia ini" (1970, 28).
Jawaban alternatifnya adalah Plato berubah pikiran. Dalam pembacaan ini, pandangan-pandangan yang dibela dalam Undang-undang merupakan kemajuan dari gagasan-gagasan yang diutarakan dalam Republik. Bacaan ini menyangkal bahwa 5.739a-740a memberikan dukungan untuk klaim bahwa Callipolis adalah kota yang ideal. Tegasnya, perikop itu hanya mengatakan bahwa kota yang ideal adalah kota di mana segala sesuatunya memiliki kesamaan, dan di Callipolis hanya para penjaga yang memiliki kesamaan. Ini memberikan kepercayaan untuk berpikir bahwa kota ideal yang dijelaskan dalam Hukum bukanlah Callipolis. Christopher Bobonich (2002) berpendapat bahwa perspektif baru ini adalah hasil dari perubahan pemikiran Plato tentang psikologi, meninggalkan pandangan Republik di mana jiwa memiliki bagian-bagian dan menggantinya dengan konsepsi yang lebih terpadu tentang agensi dan motivasi manusia. Namun, pembaca harus mencatat bahwa ini hanyalah diskusi sepintas tentang masalah yang sangat besar dan penting---ada banyak cara lain untuk menjelaskan perbedaan di antara teks-teks tersebut.
[18.06, 22/5/2022] : 4. Ikhtisar Hukum
Hukum terdiri dari dua belas buku. Buku 1 dan 2 mengupas apa tujuan pemerintah. Eksplorasi ini berupa evaluasi komparatif terhadap praktik-praktik yang ditemukan di tanah air lawan bicara. Melalui diskusi ini, penjelasan awal tentang pendidikan dan kebajikan ditawarkan. Buku 3 membahas asal-usul pemerintah dan manfaat konstitusi yang berbeda. Pada kesimpulan Buku 3, terungkap bahwa Clinias bertanggung jawab mengembangkan kode hukum untuk koloni baru Kreta, Magnesia. Setelah membahas populasi dan geografi Magnesia yang tepat, Buku 4 menganalisis metode yang tepat untuk membuat undang-undang. Buku 5 dimulai dengan berbagai pelajaran moral dan kemudian beralih ke penjelasan tentang prosedur yang benar untuk mendirikan Magnesia dan mendistribusikan tanah di dalamnya. Buku 6 menyajikan rincian berbagai jabatan dan kedudukan hukum di Magnesia dan diakhiri dengan pemeriksaan perkawinan. Buku 7 dan 8 membahas pendidikan musik dan jasmani warga. Buku 8 diakhiri dengan diskusi tentang seksualitas dan ekonomi. Buku 9 memperkenalkan hukum pidana dan menganalisis faktor-faktor apa yang harus dipertimbangkan ketika menentukan hukuman. Buku 10 membahas hukum-hukum tentang ketidaksalehan dan menyajikan penjelasan tentang teologi. Buku 11 dan 12 dilanjutkan dengan kode hukum. Hukum berakhir dengan akun "Dewan Nokturnal," "jangkar" kota.
5. Buku 1 dan 2
sebuah. Kebajikan
Dialog dimulai dengan pertanyaan orang Athena tentang asal usul hukum, apakah hukum itu berasal dari dewa atau manusia. Clinias menyatakan bahwa Apollo dianggap sebagai pencetus hukum Kreta, sedangkan Zeus dianggap sebagai pendiri Sparta (624a-625a). Percakapan bergeser ke pertanyaan tentang tujuan pemerintah. Megillus dan Clinias berpendapat bahwa tujuan pemerintah adalah untuk menang dalam perang, karena konflik adalah kondisi esensial dari semua manusia (625ca-627c). Karena tujuan mendasar adalah kemenangan dalam perang, Clinias dan Megillus berpendapat bahwa tujuan utama pendidikan adalah membuat warga negara berani. Orang Athena menanggapi dengan menunjukkan bahwa rekonsiliasi dan harmoni di antara pihak-pihak yang bertikai lebih unggul daripada satu kelompok mengalahkan yang lain. Ini menunjukkan bahwa perdamaian lebih unggul daripada kemenangan (627c-630d). Konsekuensinya, sistem pendidikan seharusnya tidak hanya berfokus pada penanaman keberanian pada warganya, tetapi harus mengembangkan kebajikan secara keseluruhan, termasuk tidak hanya keberanian tetapi juga kebijaksanaan, moderasi dan keadilan (630d-631d). Memang, keberanian, menurut orang Athena, adalah kebajikan yang paling tidak penting (631d). Tujuan hukum adalah untuk membantu warganya berkembang, dan rute paling langsung untuk ini adalah mengembangkan kebajikan di dalam diri mereka.
[18.16, 22/5/2022] : Selama diskusi inilah orang Athena membuat perbedaan penting antara barang "ilahi" dan "manusia". Barang ilahi adalah kebajikan, sedangkan barang manusia adalah hal-hal seperti kesehatan, kekuatan, kekayaan, dan keindahan. Kebaikan ilahi lebih tinggi daripada barang-barang manusia dalam hal bahwa barang-barang manusia bergantung pada barang-barang ilahi, tetapi barang-barang ilahi tidak bergantung pada apa pun. Idenya adalah bahwa kebajikan selalu berkontribusi pada perkembangan manusia, tetapi hal-hal yang umumnya dianggap demikian, seperti kekayaan dan kecantikan, tidak akan melakukannya kecuali jika seseorang memiliki kebajikan. Faktanya, hal-hal seperti kecantikan dan kekayaan di tangan orang yang korup akan memungkinkan dia untuk bertindak dengan cara yang akan mengarah pada kegagalan.
Sekarang setelah pentingnya kebajikan ditetapkan, orang Athena menantang lawan bicaranya untuk mengidentifikasi hukum dan kebiasaan kota asal mereka yang mengembangkan kebajikan. Megillus dengan mudah mengidentifikasi praktik Spartan yang menumbuhkan keberanian. Metode pendidikan Spartan terutama berfokus pada membuat warga negara takut dan sakit sehingga mereka dapat mengembangkan resistensi untuk masing-masing (633b-c). Orang Athena menanggapi dengan menunjukkan bahwa praktik ini tidak mengembangkan penolakan terhadap keinginan dan kesenangan. Dia berpendapat bahwa Spartan hanya memiliki keberanian parsial karena keberanian penuh melibatkan tidak hanya mengatasi rasa takut dan rasa sakit, tetapi keinginan dan kesenangan juga (633c-d).
Ini mengarah pada penyelidikan tentang kebiasaan apa yang dimiliki Sparta dan Kreta untuk mengembangkan moderasi. Megillus mengungkapkan ketidakpastian, tetapi menyarankan kemungkinan ada hubungannya dengan senam dan makanan umum (pada dasarnya klub semua laki-laki dengan penekanan militer). Percakapan menjadi kontroversial ketika orang Athena mengatakan bahwa praktik-praktik ini adalah penyebab reputasi Dorian untuk perselingkuhan, homoseksualitas, dan pengejaran kesenangan yang kejam (636a-e). (Untuk melihat Plato mengungkapkan sikap alternatif terhadap praktik ini, pembaca harus beralih ke Phaedrus dan Simposium.) Megillus membela bangsawan Spartan, menyatakan bahwa mereka tidak mabuk dan bahwa mereka akan memukuli pemabuk yang mereka temui bahkan jika itu mabuk. selama festival Dionysus (636e-637a). Orang Athena berpikir ini adalah praktik yang buruk, karena di bawah kondisi yang tepat, keracunan dapat membantu seseorang mengembangkan sikap moderat dan keberanian.
[18.18, 22/5/2022] : 6. Buku 3
Buku 3 mensurvei keberhasilan dan kegagalan berbagai konstitusi politik sepanjang sejarah. Pembaca harus ingat bahwa catatan sejarah yang diberikan oleh Plato tidak sepenuhnya akurat, tetapi lebih digunakan untuk menggambarkan poin filosofis tertentu.
sebuah. Asal Usul Perundang-undangan
Orang Athena memulai dengan berbicara tentang gagasan tradisional bahwa budaya yang berkembang berulang kali dimusnahkan oleh banjir besar. Dari banjir ini muncul budaya primitif. Selama ini hidup sederhana dan damai. Karena hanya ada sedikit orang, individu senang bertemu satu sama lain dan sumber daya berlimpah (678e-679a). Meskipun tidak memiliki hukum formal, orang hidup menurut sistem politik yang disebut otokrasi atau dinasti (680b). Dalam sistem ini yang tertua diperintah, dengan otoritas diturunkan melalui orang tua.
Akhirnya, klan kecil bergabung bersama dan membentuk kota. Begitu ini terjadi, konflik muncul karena ada penatua yang berbeda, masing-masing mengklaim memiliki otoritas. Selain itu, setiap klan membawa adat agama yang berbeda. Dari konflik ini, lahir undang-undang (681c). Individu dipilih untuk mewakili kepentingan berbagai klan yang membentuk kota. Perwakilan ini berbicara kepada pemimpin masing-masing tentang aturan apa yang harus diadopsi (681c-d).
Dari penyimpangan-penyimpangan ini ke dalam asal-usul legislasi, ada tiga pelajaran yang dapat ditarik. Pertama, kota dan peradaban adalah perkembangan alami. Orang Athena menolak gagasan bahwa kota dan hukum tidak wajar (lihat 10.888e-890a; Protagoras 320d-322d; Republic 358b-359b). Kedua, manusia tidak secara alami bertentangan satu sama lain seperti yang disarankan Clinias dalam Buku 1, tetapi saling berbagi niat baik. Ketiga, fitur legislasi yang diperlukan adalah rekonsiliasi konflik kepentingan (lihat Stalley 1983, 71-2).
[18.19, 22/5/2022] : 7. Buku 4
sebuah. Geografi Magnesia
Di akhir Buku 3, Clinias mengungkapkan bahwa dia adalah salah satu dari sepuluh orang Kreta yang ditugaskan untuk menyusun kode hukum untuk koloni baru, Magnesia. Buku 4 memulai pembangunan koloni baru ini. Magnesia akan berlokasi di pulau Kreta yang terisolasi, kira-kira sembilan atau sepuluh mil ke pedalaman. Meskipun medannya kasar, tanahnya memiliki banyak sumber daya. Orang Athena senang mengetahui hal ini karena itu berarti bahwa orang Magnesia tidak akan memerlukan banyak perdagangan dengan komunitas yang berbeda. Ini menguntungkan karena akan membatasi pengaruh asing di kota (704a-705b).
b. Penjajah dan Legislasi
Penjajah sebagian besar akan datang dari Kreta, meskipun individu dari Peloponnese yang lebih besar akan diterima juga. Awalnya, ini menimbulkan masalah. Magnesia akan terdiri dari individu-individu dengan adat budaya yang berbeda, jadi bagaimana ini bisa didamaikan di bawah satu sistem hukum? Solusi Athena pada tahap argumen ini adalah bahwa seorang diktator moderat dan legislator yang bijaksana harus mengembangkan kode hukum dan konstitusi (709a-710e). Keuntungan dari kediktatoran adalah bahwa hukum dan kebiasaan dapat dengan mudah diubah karena kekuasaan terletak pada satu individu. Perlu dicatat bahwa setelah diktator dan legislator membuat kode hukum, kekuasaan akan ditransfer ke berbagai pejabat.
8. Buku 5 sebuah. Etika Setelah menjelaskan konsep pendahuluan, Athena melanjutkan untuk menawarkan pendahuluan yang akan menjadi pendahuluan seluruh kode hukum Magnesia. Pendahuluan ini memberikan landasan moral bagi kota, menjelaskan tugas umum warga negara. Tugas-tugas ini berada di bawah tiga judul utama: untuk jiwa, untuk tubuh, dan untuk warga negara lainnya. Pendahuluan berakhir dengan upaya untuk menunjukkan bahwa kehidupan yang bajik mengarah pada jumlah kesenangan yang maksimum dan kehidupan yang jahat mengarah pada jumlah rasa sakit yang maksimum. Di bawah ini memberikan garis besar gagasan utama yang diungkapkan dalam bagian Buku 5 ini. Orang Athena menjelaskan bahwa jiwa adalah penguasa tubuh dan karena itu harus diprioritaskan daripada tubuh. Namun demikian, kebanyakan manusia gagal melakukan ini, dan malah mengejar kecantikan, kekayaan, dan kesenangan dengan mengorbankan kebajikan, dan akibatnya, mereka memprioritaskan tubuh daripada jiwa (726a-728d).Â
Meskipun manusia harus mengutamakan jiwa di atas tubuh, mereka juga berkewajiban untuk menjaga tubuh mereka. Namun, orang tidak menghormati tubuh dengan menjadi sangat cantik, sehat, dan kuat. Sebaliknya, mereka menghormati tubuh dengan mencapai rata-rata di antara ekstrem masing-masing negara bagian ini. Prinsip yang sama berlaku untuk kekayaan. Terlalu banyak kekayaan akan menyebabkan permusuhan dan keserakahan, sementara kekayaan yang terlalu sedikit akan membuat seseorang rentan terhadap eksploitasi (728d-729a). Pembaca mungkin menganggap gagasan menghormati jiwa dan tubuh tidak hanya terdengar mistis, tetapi juga salah. Lagi pula, mungkin baik bagi saya untuk menjadi sehat secara fisik, tetapi sepertinya saya tidak melanggar kewajiban jika tidak. Namun, keanehan ini dapat dijelaskan jika kita mempertimbangkan tiga hal. Pertama, pembagian orang Athena antara menghormati jiwa dan menghormati tubuh memetakan perbedaan yang dia utarakan dalam Buku 1 antara barang-barang ilahi dan manusia. Manusia menghormati jiwa dengan mengejar kebajikan. Ini adalah latihan ilahi karena jiwa itu sendiri adalah ilahi (726a). Meskipun hubungan agama penting bagi Platon, perbedaan ini sebenarnya antara barang "internal" dan "eksternal". Barang-barang internal adalah barang-barang akal dan budi pekerti, sedangkan barang-barang eksternal adalah segala sesuatu yang berpotensi baik yang berada di luar pikiran dan budi pekerti. Bagi Plato, nilai barang-barang eksternal bergantung pada keberadaan barang-barang internal, sedangkan nilai barang-barang internal sama sekali tidak bergantung pada keberadaan barang-barang eksternal. Dengan kata lain, barang internal bagus dalam setiap situasi, sedangkan barang eksternal hanya bagus dalam beberapa situasi. Karena itu, Platon merasa aneh bahwa manusia mencurahkan begitu banyak waktu dan energi untuk mengejar barang-barang eksternal dan sangat sedikit untuk mencapai barang-barang internal.
b. Geografi dan Populasi Sisa Buku 5 kembali membahas struktur Magnesia. Diskusi ini mencakup beragam topik, yang meliputi: pemilihan warga (735a-736e), distribusi tanah (736c-737d dan 740a), kependudukan (737e-738b dan 740b-744a), agama (738c- 738e), negara ideal (739a-739e), empat kelas properti (744b-745b), unit administrasi negara (745b-745e), fleksibilitas hukum berdasarkan fakta (745e-746d), pentingnya matematika (746d-747d), dan pengaruh iklim (747d-747e). Gagasan filosofis utama dalam bagian buku ini dibahas dalam bagian 3 dan 4 di atas.
9. Buku 6 sebuah. Pemungutan Suara dan Kantor Dengan geografi dan populasi Magnesia didirikan, Athena mulai menggambarkan berbagai kantor di kota dan proses pemilihan (751a-768e). Proses pemilihan cukup rumit dan sulit untuk dipahami, tetapi biasanya memiliki empat tahap: pencalonan, pemungutan suara, pengundian, dan pengawasan. Semua warga negara yang telah bertugas (atau sedang bertugas) di militer akan mencalonkan kandidat dengan menuliskan nama mereka di tablet yang dipajang untuk umum. Selama waktu ini, mereka diizinkan untuk menghapus nama apa pun yang menurut mereka tidak cocok. Nama-nama yang paling sering muncul akan dirangkai menjadi daftar dari mana warga negara akan memberikan suara mereka. Proses ini kemudian akan berulang; nama-nama warga negara yang memperoleh suara terbanyak akan dirangkai menjadi daftar lain. Dari daftar ini, akan diambil undian untuk menentukan siapa yang mendapat posisi. Jika nama-nama yang terpilih lolos pemeriksaan, mereka akan dinyatakan terpilih. Orang mungkin bertanya-tanya nilai apa yang ditambahkan oleh undian ke dalam proses pemilihan, terutama karena praktiknya tidak lagi umum. Pada masa Plato, pengundian dilihat sebagai proses demokrasi, sedangkan pemungutan suara lebih dipandang sebagai proses oligarkis (Aristoteles Politics 4.9.1294b8-13). Idenya adalah bahwa jika semua warga negara adalah sama, maka mereka semua berhak untuk memegang jabatan; dengan demikian, satu-satunya prosedur yang adil adalah memilih kantor secara acak. Untuk membuat warga negara memilih seorang kandidat, berarti mengakui bahwa beberapa warga negara lebih berkualitas daripada yang lain.Â
Oleh karena itu, dimasukkannya lot casting adalah konsesi terhadap sentimen egaliter yang ditemukan di negara-negara demokrasi. Ini paling jelas terlihat dalam diskusi orang Athena tentang kesetaraan (756e-758). Orang Athena membedakan antara dua jenis persamaan: persamaan aritmatika dan persamaan geometri (ini adalah istilah Aristoteles, lihat Politik 5.1.1301b29-1302a8, Nicomachean Ethics 5.3.1131a25-5.5.1133b28). Kesetaraan aritmatika memperlakukan semua orang sebagai sama dan sesuai dengan lot, sementara kesetaraan geometris memperlakukan semua orang berdasarkan sifat dan kemampuan mereka dan lebih dekat dengan pemungutan suara.Â
Orang Athena berpendapat bahwa kesetaraan geometris adalah bentuk kesetaraan yang sebenarnya karena manusia memiliki kodrat yang berbeda dan memperlakukan mereka sebagai setara sebenarnya adalah bentuk ketidaksetaraan. Namun, sebagian besar warga tidak akan melihat hal-hal seperti ini dan dengan demikian memasukkan lot adalah cara untuk menghindari pertikaian.
b. Pernikahan Percakapan tiba-tiba beralih ke topik pernikahan dan membesarkan anak, dengan mengesampingkan perbudakan. Dalam melanjutkan penekanannya pada moderasi dan konstitusi campuran, orang Athena mendorong orang untuk menikahi pasangan yang memiliki karakteristik yang berlawanan. Meskipun orang tertarik pada mereka yang seperti mereka, warga negara akan didorong untuk menempatkan kebaikan negara di atas preferensi mereka sendiri. Namun, karena warga akan menganggap undang-undang tersebut terlalu membatasi, orang Athena hanya ingin mendorong, tetapi tidak mengharuskan, warga untuk menikahi orang dengan kualitas yang berlawanan (773c-774a).Â
Jika warga negara laki-laki tidak menikah pada usia tiga puluh lima, mereka akan dikenakan denda dan penghinaan. Hukum-hukum ini mungkin tampak agak kejam; meskipun demikian, seseorang harus mengingat tiga hal. Pertama, hukum pernikahan di Magnesia terinspirasi oleh praktik nyata di Kreta dan Sparta. Kedua, undang-undangnya tidak seberat yang dinyatakan di Republik di mana tidak ada pernikahan pribadi untuk kelas wali (yaitu, tentara dan filsuf). Di Republik, para wali akan menganggap setiap orang (berusia sesuai) dari lawan jenis sebagai pasangan mereka. Perkawinan akan diatur dengan menggunakan undian.Â
Namun, lotere dicurangi sedemikian rupa sehingga beberapa orang terpilih akan benar-benar mengendalikan hubungan seksual untuk menghindari inses, mengendalikan populasi, dan menerapkan eugenika (Republik 5.459d-460c). Tentu saja, Platon tidak memberikan perincian undang-undang perkawinan seputar warga kelas pekerja dan untuk semua yang kita tahu ini mungkin serupa dengan yang ada di Magnesia. Ketiga, pada masanya, Plato sebenarnya progresif dalam pandangannya tentang perempuan.Â
Dalam Buku 6, orang Athena menganjurkan penyertaan perempuan dalam praktik makan bersama, sebuah penyertaan yang menurut Aristoteles sebagai sesuatu yang khas Plato (Politics 2.12.1274b10-11). Orang Athena menekankan bahwa sebuah kota tidak dapat berkembang kecuali semua warganya menerima pendidikan yang layak.
10. Buku 7 dan 8 Pendidikan tradisional Yunani melibatkan pelatihan musik dan senam. Pendidikan musik mencakup semua mata pelajaran Muses, mata pelajaran seperti musik, puisi, dan matematika. Senam adalah pendidikan yang berkaitan dengan aktivitas fisik. Ini mencakup hal-hal seperti pelatihan militer dan olahraga. Buku 7 dan 8 memberikan perincian catatan pendidikan Platon, yang meluas ke pria dan wanita. Pendidikan, bagi Plato, sebagian besar datang dalam bentuk permainan dan pentingnya tidak dapat dilebih-lebihkan. Bagian berikut menangkap ide ini, serta konservatisme Plato: Jika Anda mengontrol cara anak-anak bermain, dan anak-anak yang sama selalu memainkan permainan yang sama di bawah aturan yang sama dan dalam kondisi yang sama, dan mendapatkan kesenangan dari mainan yang sama, Anda akan menemukan bahwa kebiasaan kehidupan orang dewasa juga dibiarkan dalam kedamaian. tanpa perubahan...Â
Perubahan, kita akan menemukan, kecuali dalam sesuatu yang jahat, sangat berbahaya (Saunders trans., 797a-c) Di bawah ini adalah sketsa dari hukum dan prinsip-prinsip utama pendidikan. sebuah. Pendidikan Musik Puisi dan teater yang diperbolehkan di Magnesia sebagian besar akan menampilkan gambar dan suara yang memberikan pelajaran moral positif (814e-816d, 817b-817d). Ide yang mendasari pembatasan ini adalah bahwa manusia akan mengembangkan karakteristik orang yang mereka amati dalam puisi dan teater. Jika mereka melihat orang jahat berbuat baik atau bertindak sebagai pengecut, mereka akan lebih cenderung menjadi jahat dan pengecut. Namun, ada pengecualian penting, dalam komedi itu akan diizinkan selama itu dilakukan oleh budak atau orang asing (816d-e).Â
Kebijakan Athena mengenai pendidikan musik memperluas pandangan yang dibahas dalam Buku 1 dan 2 dalam dua cara. Pertama, kebijakan mencerminkan pandangan bahwa karakter yang kita kembangkan sebagian besar dibentuk oleh apa yang kita anggap menyenangkan dan menyakitkan. Seni dan hiburan di kota harus sedemikian rupa sehingga kita menikmati hal-hal yang baik dan indah dan disakiti oleh hal-hal yang buruk dan buruk.Â
Kedua, masuknya komedi mencerminkan pelajaran dari diskusi tentang mabuk; kita hanya bisa belajar untuk menolak melakukan perilaku yang memalukan jika kita memiliki beberapa eksposur untuk itu. Semua orang Magnesia akan belajar matematika dasar, dengan beberapa yang maju untuk mempelajari astronomi. Ini penting karena di Republik, Plato mengatakan bahwa melalui matematika kita belajar tentang sifat-sifat yang tidak masuk akal, yang merupakan subjek pemikiran filosofis (7.522c-540b). Di Republik, studi ini umumnya dianggap disediakan untuk warga negara yang paling elit dan berbakat, sedangkan di Hukum sebagian diberikan kepada seluruh badan warga negara. Ini menunjukkan bahwa, pada tingkat tertentu, semua orang Magnesia akan memiliki kesadaran akan filsafat.
11. Buku 9 sebuah. Tanggung jawab Dalam apa yang disebut "dialog awal" Platon, Socrates membela klaim paradoks ketidakadilan selalu tidak disengaja karena itu adalah hasil dari ketidaktahuan. Pelaku kejahatan sebenarnya menginginkan apa yang baik, jadi ketika mereka bertindak salah, mereka tidak melakukan apa yang sebenarnya ingin mereka lakukan (Protagoras 352a-c; Gorgias 468b; Meno 77e-78b). Kita dapat memecah pandangan paradoks ini menjadi dua klaim: Tesis Involuntary: Tidak ada orang yang secara sukarela tidak adil. Ketidaktahuan Tesis: Semua perbuatan salah adalah akibat dari ketidaktahuan.Â
Dalam Buku 9 Hukum, Platon akan bergulat dengan kedua klaim. Di satu sisi, orang Athena itu bersikeras bahwa tesis yang tidak disengaja itu benar, tetapi di sisi lain, dia mengakui bahwa semua pembuat hukum tampaknya menyangkalnya. Para pembuat hukum memperlakukan kesalahan yang disengaja sebagai hukuman yang lebih berat daripada kesalahan yang tidak disengaja. Selain itu, konsep pemidanaan seolah-olah mengandaikan bahwa para pelaku kejahatan bertanggung jawab atas perbuatannya dan hal ini seolah-olah mengandaikan bahwa mereka bertindak secara sukarela ketika mereka bertindak tidak adil.Â
Dengan demikian, orang Athena menghadapi dilema: dia harus meninggalkan tesis yang tidak disengaja atau dia harus menjelaskan bagaimana tesis yang tidak disengaja dapat mempertahankan pemikiran mendasar dalam hukum bahwa beberapa kejahatan bersifat kebetulan dan yang lainnya tidak (860c-861d).Â
Orang Athena menolak untuk meninggalkan tesis yang tidak disengaja dan mencoba untuk menyelesaikan kesulitan ini dengan menawarkan perbedaan antara cedera dan ketidakadilan. Cedera mengeksplorasi jenis kerugian apa yang dilakukan pada korban dan apa yang harus dilakukan penjahat kepada korban, keluarga mereka, atau negara. Ketidakadilan mengeksplorasi kondisi psikologis di mana kejahatan itu dilakukan. Dia menyebutkan tiga kondisi utama: kemarahan (thumos), kesenangan, dan ketidaktahuan (862b-864c).
Sumber: Internet Encyclopedia of Philosophy; Platon: The Laws__Â
https://pintek.id/blog/etika-bisnis/
https://greatdayhr.com/id-id/blog/pengertian-etika-bisnis/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H