Mohon tunggu...
peringatan zendrato
peringatan zendrato Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang penulis apa yang dirasa perlu ditulis

Suka Kesasar, Asal ada Teman

Selanjutnya

Tutup

Money

Pintar Melihat Peluang

21 Januari 2019   13:07 Diperbarui: 21 Januari 2019   13:10 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Era yang Semakin Maju

Di era yang semakin maju sekarang ini pasar digital menjadi tempat yang tepat dan cepat untuk memperoleh kebutuhan sehari-hari. Hampir segala kebutuhan bisa dibeli dengan mudah di sana. Seorang pembeli tidak harus turun ke tempat barang itu ada, sebab kondisi barang yang akan dibeli bisa dilihat melalui smartphone atau laptop. Juga tidak perlu membuang-buang waktu dan tenaga banyak untuk pindah dari satu toko ke toko yang lain, sebab ini bisa dilakukan hanya dengan menggunakan jari untuk mengklik di layar smartphone. Kebutuhan yang bisa didapat dengan cara cepat dan mudah merupakan harapan setiap orang yang malas melewati kemacetan di jalan raya, dan  panasnya terik matahari serta sesaknya orang-orang di pasar, di hypermarket, atau di toko-toko.

Pasar digital akan menjadi tempat yang banyak dikunjungi orang dan di sana mereka akan berbelanja. Dari 93,4 juta orang penduduk Indonesia yang menggunakan internet, 23 persennya adalah pembeli di pasar online (suara.com)[1]. Sedangkan jumlah total usaha berbasis online di tahun 2016 mencapai 26,2 juta. Inilah salah satu alasan mengapa ada cita-cita menjadikan Indonesia sebagai world's biggest digital power. Alhasil, Negara Indonesia telah memasuki Industri 4.0, dimana salah satu titik perhatiannya pada kecanggihan teknologi yang digunakan.

Untuk itu, maka semua pihak di sector ini (konsumen, investor, dan pengusaha) perlu dikuatkan. Pihak investor mengetahui peluang apa yang bisa mereka targetkan. Begitu pula setiap orang yang ingin membuka usaha online, dengan modal keterampilan teknologi atau inovasi mereka bisa 'membaca' peluang apa yang bisa diciptakan untuk menarik perhatian investor dan konsumen.

 

Dua Penarik Perhatian

 Seorang investor pada umumnya tidak mau rugi dari penanaman saham yang dia lakukan. Mereka biasanya memiliki perhitungan matang untuk membeli saham dan berinvestasi pada sebuah perusahaan. Itu sebabnya mereka sangat sukar berinvestasi di perusahaan rintisan (startup) yang cenderung 'gulung tikar'. Para investor lebih memilih berinvestasi pada perusahaan yang sudah berpengalaman dan bervaluasi besar, seperti perusahaan-perusahaan unicorn. 

Namun ada hal yang akan menarik perhatian para investor pada sektor digital di masa yang akan datang, yakni, bahwa akan bermunculan perusahaan-perusahaan rintisan yang bisa menarik perhatian konsumen. Seiring munculnya perusahaan-perusahaan rintisan yang penuh inovasi juga ada jaminan bahwa akan lebih banyak konsumen yang berbelanja di pasar digital. Kedua penarik perhatian para invetor ini akan terjadi di masa yang akan datang.

Penarik perhatian pertama terjadi karena pemanfaatan tenaga kerja yang berasal dari tingkat pendidikan SMK atau SMA lebih tinggi jumlah penganggurannya. Serta, Tingkat Pengangguran Terbuka pada tingkat pendidikan tersebut juga lebih tinggi di perkotaan (baca juga inilah.com)[2]. Sementara calon tenaga kerja di pasar online ini akan dikerumuni oleh mereka yang bergaya hidup menyatu dengan teknologi, karena lahir di sekitar tahun 1993-2000, dimana teknologi bukan benda asing lagi. Sehingga mereka lebih suka mengotak-atik teknologi dan mudah mempelajari bahasa pemograman. Mereka akan terus bersaing dengan cara membuat terobosan-terobosan baru. Hanya dengan bermodalkan pengetahuan tentang coding mereka bisa masuk dalam pasar ini.

Penarik perhatian yang kedua terjadi karena perubahan pola belanja masyarakat yang lebih tertarik bertransaksi lewat online. Kalau dulunya masyarakat suka bertranskasi dengan konvesional, maka zaman sekarang bertransaksi lewat online. Ini artinya, kedepannya akan semakin banyak masyarakat yang bertransaksi ke pasar online. 

Mengutip data dari iPrice memperlihatkan jumlah pengunjung setiap situs belanja online. Di sana terlihat puluhan juta pengunjung setiap situs belanjan online (lihat gambar di bawah). Malah, pasar online ini akan diramaikan oleh generasi-generasi berikutnya. Jadi, bisa diprediksi akan ada peluang bagi investor untuk mendapatkan untung dari sektor ini.

Sumber: https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20170315104148-185-200219/peta-persaingan-situs-e-commerce-di-indonesia
Sumber: https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20170315104148-185-200219/peta-persaingan-situs-e-commerce-di-indonesia
Harapan dari Pasar Digital yang Semakin Meluas

Dengan memanfaatkan peluang ini, akan memberikan harapan penyerapan tenaga kerja semakin banyak dan untung dari investasi juga terjamin. Pengusaha rintisan harus mampu bersaing dengan membuat terobosan-terobosan terbaru dan menarik perhatian konsumen, terlebih investor. Sementara investor harus mau mendanai pengusaha-pengusaha rintisan seperti ini dan akan meraup untung darinya. 

Sebab, pandangan ke depan, bukan hanya kota-kota besar di Indonesia bagian barat dan tengah saja yang akan bersaing di pasar digital. Besar kemungkinan kedepannya akan bermunculan startup yang dibangun oleh anak-anak muda di kota-kota lainnya, dan pastinya mereka butuh penyokong dana untuk mempertahankan usaha.

[1] https://www.suara.com/tekno/2017/05/17/043700/jumlah-pembeli-online-indonesia-ternyata-sebanyak-ini diakses pada 15 Maret 2018, 11:55 WITA.

[2] https://ekonomi.inilah.com/read/detail/2416273/bps-pengangguran-berkumpul-di-perkotaan ddiakses pada 15 Maret 2018, 11:55 WITA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun