Bila kita ambil kearifannya, maka sesungguhnya tidak pernah ada tindakan yang berada di luar perkembangan pribadi kita. Tidak pernah ada perilaku di luar pembentukan reputasi diri kita sendiri. Sehingga yang harus dipertahankan setiap saat adalah menjaga momentum. Anggaplah momentum-momentum akan memberikan hadiah yang dirajut dan dihias oleh keterampilan tangan kita sendiri. Sebuah surprise. Sebenih keajaiban.
Uniknya, momentum berserak bersama semua tindak-tanduk kita. Selalu berpotensi untuk diabaikan, diremehkan, bahkan dilupakan. Untuk tukang kayu seperti kita, Tn. Mario Teguh –sang pemborong rumah impian, punya prediksi yang sangat relevan:
Sebuah kesempatan yang bahkan berkualitas emas,bisa dengan mudah kita lewatkan; karena biasanya mereka tampil sederhana, biasa, dan ‘rasa’-nya seperti mengharuskan kita untuk bekerja keras. Karena penampilannya yang seperti itulah, kita sering menyepelekan apapun yang sedang kita kerjakan, karena kita tidak melihatnya sebagai kesempatan untuk mencapai keberhasilan yang mengagumkan. (Second Time, Around; Mario Teguh)
Kesempatan emas tidak datang dengan kemilau yang lain. Ia mempunyai pantulan sinar yang sama. Sederhana, biasa dan perlu dikerjakan bahkan dengan tetes keringat lebih banyak. Kesempatan emas akan menjadi kenyataan emas, ketika kita menaruh gairah dan memberinya perspektif sebagai bagian dari keagungan.
Di sisi lain, kehidupan selalu menjaga rahasia. Manusia tak ada yang kuasa tahu kapan dinilai, kapan dicap, kapan diangkat, dan kapan diperhitungkan. Namun rumusnya jelas untuk bisa dinilai baik, dicap indah, diangkat tinggi-tinggi, diperhitungkan dengan kehormatan dan kebesaran, yakni: hiduplah dengan tetap berteguh pada kebaikan. Tak perlu mencoba-coba melanggarnya. Dengan cara sederhana ini, tak ada keajaiban kita yang bakal absen. Tak ada kesempatan kita untuk dikenal dalam ketak-baikan. Dan akhirnya kita akan selalu tahu dan yakin: hidup kita seindah dan sekuat kebaikan yang kita rangkai [PUF 160908]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H