Mohon tunggu...
Peri Danau
Peri Danau Mohon Tunggu... -

Kamu percaya pada keajaiban? Aku percaya...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Surgakah Kakimu, Ibu?

7 September 2012   11:37 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:48 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ia mereguk kesunyian dari cawan bara

Bibirnya kini sebiru laut

Berjuang mengumpulkan harga diri yang terserak

Lemah dan berduka ia meronta dalam ketidakberdayaan

Bayi yang terlahir dari rahim pendosa

Cerita kelam dari masa ke masa

Darah kesucian telah dilukis pada anggun dadanya

Lekuk asing yang sekarat, tegar menunggu maut

Lelaki-lelaki mandul sibuk memasung aib

Temaram mentari menyingkap getir jubahnya

Takdir telah menistakan kita, anakku

Pada sujud-sujud peraduan yang sakral

Telah kubayar lunas nasibmu

Disini aku menunggumu selesai bergumam

Dinginnya dinding doa menelanjangiku

Seperti ular yang mengalirkan bisanya dalam nadi

Mendesah lelah, "surgakah kakimu, Ibu?"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun