"Setiap kali berdebat dengan kelompok intelektual, aku selalu menang. Tetapi kalau berdebat dengan orang bodoh, aku kalah tanpa daya".
"Sikap diam terhadap orang bodoh adalah suatu kemuliaan. Begitu pula diam untuk menjaga kehormatan adalah suatu kebaikan".
Pesan-pesan ini selalu kuingat, karena akan percuma saja. Menghadapi seseorang yang tidak paham akan konsep dasar keilmuan. Apalagi berbicara tentang menghormati, menghargai, empati dan simpati. Maka semuanya seakan sirna.
Tepat pukul sembilan nol-nol tadi aku memasuki ruangan ini, kulihat jam di handphoneku sekarang pukul sebelas lewat dua puluh menit. Hampir dua jam setengah ujarku.
Tak ada yang kudapatkan, selain rasa haus yang semakin menjadi-jadi, jika waktu ini kugunakan untuk sholat Duha dan tadarus tentu sudah banyak rakaat dan lembar-lembar surat cinta yang kudapat. Tapi tidak kali ini, yang kudapat hanya haus dan rasa bosan menggebu diseluruh tubuhku.
Jika waktu ini kugunakan untuk menulis, tentu saja sudah dapat beberapa kisah, atau paling tidak satu artikel yang siap kulempar dan bisa di baca oleh sahabat-sahabat semuanya.
Inilah kisah Ramadhanku kalai ini !
Ramadhan kesebelas, penuh cerita.
Menggugah emosi, menguji kesabaran, menguji semuanya.
Salam sehat dan bahagia selalu buat sahabat setia kompasiana semuanya..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H