Mohon tunggu...
Peri Nijuar
Peri Nijuar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Profi pribadi

Akun ini pribadi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

At Tawazun (Keseimbangan)

19 Agustus 2022   07:53 Diperbarui: 19 Agustus 2022   07:55 1494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam ajaran islam ada yang dinamakan tawazun (keseimbangan) ini mengajarkan tentang bagaimana cara menjaga keseimbangan eksistensi hidup manusia, yang terdiri dari tiga unsur yaitu al-jasad(jasad), ar-roh(ruh), al-aql(akal) , agama islam mengarahkan agar setiap muslim menjaga keseimbangan dari tiga unsur ini, dengan cara yaitu selalu memnuhi asupan asupan atau makan makanan yang diperlukan oleh jasad,ruh,dan akal 

1. Ghidaul jasad (makanan jasad) yaitu at tha'am (makanan dan minuman) 

Allah SWT berfirman 

Artinya : "Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu." (QS. Al-Baqarah, 2: 168).

Dalam ayat tersebut allah swt tidak menghendaki manusia untuk meninggalkan kebutuhan nya yaitu makan, karena jikalau manusia tidak terpenuhi kebutuhan jasadnya dia akan menjadi lemah dalam menjalankan aktivitas nya baik itu yang bersifat duniawi atau ukhrawi.

Dibalik itu Aallah SWT juga tidak menghendaki bahkan tidak menyukai orang orang yang berbuat istaf (berlebihan) Dalam makan dan minum melebihi dari apa yang dibutuhkan jasad

Allah SWT berfirman: 

Artinya: "makan dan minumlah, dan janganlah berlebih- lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan." (QS. Al-A'raf, 7: 31)

Allah SWT melarang berbuat istaf bukan semata mata hanya melarang, akan tetapi orang" yang berlebihan dalam makan dan minum, jasad akan menjadi buruk diantaranya yaitu obesitas yang nantinya akan mudah menumbuhkan penyakit penyakit didalam tubuh.

2. Ghidaul Aql (makanan akal ) adalah Ilmu

Jika manfaat makanan dan minuman untuk jasad adalah untuk menyehatkan tubuh maka Ilmu ini juga sebagai sarana untuk menyahatkan dan menguatkan akal, sehingga manusia yang akalnya sehat akan terciptanya fikiran fikiran yang cerdas, ilmu yang luas sehingga karena kecerdasan dan kepintarannya serta karena ilmu yang luas terangkatlah derajatnya.

Allah SWT berfirman:

Artinya: "...niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat." (QS. Al-Mujadilah, 58: 11).

Rasulullah SAW bersabda:

Dari Katsir bin Qois, ia berkata: "Aku pernah duduk bersama Abu Darda' di Masjid Damaskus, lalu datang seorang pria yang lantas berkata, 'Wahai Abu Ad-Darda', sungguh Aku datang dari kota Rasul --shallallahu 'alaihi wa sallam-- (Madinah Nabawiyah) karena ada suatu hadits yang telah sampai padaku di mana engkau yang meriwayatkannya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Aku datang dengan maksud untuk mendapatkan hadits tersebut'. Abu Darda' lantas berkata, 'Sesungguhnya Aku pernah mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya di antara jalan menuju surga. Sesungguhnya malaikat meletakkan sayapnya sebagai tanda ridho pada penuntut ilmu. Sesungguhnya orang yang berilmu dimintai ampun oleh setiap penduduk langit dan bumi, sampai pun ikan yang berada dalam air. Sesungguhnya keutamaan orang yang berilmu dibanding ahli ibadah adalah seperti perbandingan bulan di malam badar dari bintang-bintang lainnya. Sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi. Sesungguhnya Nabi tidaklah mewariskan dinar dan tidak pula dirham. Barangsiapa yang mewariskan ilmu, maka sungguh ia telah mendapatkan keberuntungan yang besar'." (HR. Abu Daud).

Rasulullah juga bersabda: 

"Jika seorang manusia mati maka terputuslah darinya amalnya kecuali dari tiga hal; dari sedekah jariyah atau ilmu yang diambil manfaatnya atau anak shalih yang mendoakannya." (HR. Muslim).

3. Al Ghidaur ruuh (makanan ruh) yaitu dzikrullah ( mengingat allah )

Jasad atau badan manusia menjadi tenang dengan makanan dan asupan gizi yang lainnya sedangkan ruh akan menjadi tenang dengan mengingat allah 

Allah SWT berfirman:

Artinya: "Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra'd, 13: 28).

Allah SWT menyeru kepada orang beriman untuk senantiasa berdzikir kepada Allah SWT, 

Jikalau manusia tidak ataupun enggan berdzikir kepada Allah maka ruhaninya akan lemah dan mati

Rasullullah SAW bersabda:

"Permisalan orang yang berdzikir kepada Rabb-Nya dan orang yang tidak berdzikir kepada-Nya adalah seperti orang yang hidup dan orang yang mati." (HR. Al-Bukhari)"

Orang yang senantiasa berzikir maka setiap langkah dan gerak geriknya akan menjadi amal sholeh,.

   Manusia yang dapat bersikap tawazun (seimbang) antara jasad aqal dan ruh maka niscaya dia akan merasakan yang namanya an ni'mah (kenikmatan) yang dzahirah dan batinah (kenikmatan lahir batin) 

   Allah SWT berfirman: 

   

   "Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu ni'mat-Nya lahir dan batin..." (QS. Luqman, 31: 20)

   Dijelaskan dalam tafsir al baghawiy bahwa salah satu makna dari kenikmatan dzahir adalah disempurnakan rezekinya dan makna dari kenikmatan bathin adalah akhlak yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun