Mohon tunggu...
PERHUMAS Muda Yogyakarta
PERHUMAS Muda Yogyakarta Mohon Tunggu... Lainnya - Organisasi

PERHUMAS Muda Yogyakarta merupakan organisasi profesional yang berada dibawah naungan PERHUMAS Indonesia. PERHUMAS Muda Yogyakarta memiliki fokus pada bidang Public Relations atau hubungan masyarakat bagi para mahasiswa yang ada di Yogyakarta. Organisasi ini diharapkan mampu menjadi wadah belajar dan mencari pengalaman bagi para pemuda yang memiliki minat di bidang Public Relations.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Seni Storytelling dalam Dunia Public Relations

31 Desember 2023   15:46 Diperbarui: 31 Desember 2023   19:52 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Serafica Putria Dewita Sari
serafica.putria.deeitasari@gmail.com

Tahukah kamu perbedaan advertising dengan public relations? Tentu saja itu merupakan dua hal berbeda. Advertising adalah kegiatan menjual cerita sedangkan public relations adalah kegiatan menyampaikan cerita. Public Relations merupakan semua tentang storytelling. 

Dalam lingkaran Public Relations (PR), kita sering dihadapkan dengan hal yang kompleks. Bukan hanya menyampaikan pesan, tetapi juga membangun ikatan emosional dengan audience. Di tengah dinamika ini, storytelling menjadi seni yang tak tergantikan. Namun, lebih dari sekadar merinci fakta dan angka, mari kita jelajahi bagaimana storytelling memberikan pengaruh dalam dunia Public Relations. 

  1. Membangun hubungan emosional: Cerita manusia mempunyai hubungan emosional yang kuat dengan audiencenya dan memiliki kekuatan untuk membangun koneksi. Dengan menciptakan cerita yang menumbuhkan empati dan pemahaman, PR dapat menciptakan ikatan yang lebih dalam antara organisasi dengan masyarakat. Hubungan emosional ini adalah landasan untuk membangun kepercayaan dan loyalitas.

  2.  Mengomunikasikan nilai-nilai dan identitas: Storytelling memungkinkan PR mengomunikasikan secara mendalam nilai-nilai inti dan identitas suatu merek atau organisasi. PR memperkuat persepsi positif audiens terhadap tujuan dan moral perusahaan dengan menguraikan cerita yang mencerminkan prinsip-prinsip yang dipegang teguh.

  3. Mengatasi tantangan dan krisis: Dalam situasi krisis, storytelling berperan penting dalam mengatasi tantangan. Dalam hubungan masyarakat, narasi dapat digunakan untuk menjelaskan tindakan perbaikan yang diambil dan  menunjukkan komitmen terhadap perbaikan. Cerita yang kuat dapat menghilangkan kekhawatiran dan mengembalikan kepercayaan publik.

  4. Meningkatkan visibilitas dan kesadaran: Cerita yang menarik dan relevan kemungkinan besar akan menarik perhatian publik dan media. Dengan memanfaatkan media sosial, video, dan berbagai platform digital, PR dapat meningkatkan visibilitas brand atau organisasi Anda.

  5. Meningkatkan keterlibatan dan interaksi: Cerita yang menarik tidak hanya menyampaikan pesan Anda tetapi juga mengundang keterlibatan aktif dari audiens Anda. Melibatkan audiens Anda dalam proses bercerita, melalui hal-hal seperti konten interaktif dan ajakan bertindak, akan meningkatkan partisipasi dan keterlibatan serta menciptakan komunitas yang lebih terlibat.

  6. Membangun reputasi positif:  PR dapat membangun reputasi positif bagi suatu merek atau organisasi melalui storytelling. Cerita yang menunjukkan komitmen terhadap keberlanjutan (susitainibility), tanggung jawab sosial (corporate social responsibility), dan inovasi (inovation) dapat menciptakan citra positif di mata publik.

 Secara keseluruhan, bercerita lebih dari sekedar alat PR, ini adalah seni yang memungkinkan  organisasi  berbicara dari hati, memiliki makna, dan meninggalkan kesan abadi di benak audiensnya.

Menyajikan storytelling tentu harus menggunakan racikan yang tepat. Berawal dari ide sederhana, konsisten dengan isi pesan, menemukan skenario, tokoh, jagoan, musuh, dan konfliknya. Dalam storytelling juga harus tetap mempertahankan karakter edukatif dalam konten, tidak melulu mengenai promosi. Isi konten merupakan hal yang terpenting terutama dalam media sosial, pemasaran digital, edukasi, blogging, SEO (Search Engine Optimazation). Media-media tersebut merupakan sarana yang tepat di era sekarang untuk menyampaikan cerita supaya program PR dapat menonjol. 

Sebagai penutup, mari kita ingat bersama bahwa dalam dunia Public Relations, storytelling bukan sekadar alat, melainkan seni yang memungkinkan organisasi berbicara dari hati, memiliki makna, dan meninggalkan kesan abadi di benak audiensnya. Dengan menggabungkan data dan narasi, kita tidak hanya menyampaikan pesan, tetapi juga menciptakan pengalaman yang mendalam.

Jika PR adalah tentang menciptakan ikatan emosional dengan audiens, maka storytelling adalah kunci yang membuka pintu untuk memahami, merangkul, dan membangun koneksi yang langgeng. Mari terus menginspirasi, menggerakkan, dan meninggalkan jejak positif melalui setiap cerita yang kita bagikan.

Sejalan dengan perkembangan media sosial, pemasaran digital, dan berbagai platform komunikasi modern, mari terus berinovasi dalam meracik cerita-cerita yang tidak hanya memikat, tetapi juga memberikan nilai edukatif kepada audiens kita. Dengan demikian, kita dapat meraih kesuksesan dalam mencapai tujuan PR dan meningkatkan daya saing di tengah dinamika yang kompleks ini.

Terima kasih telah menyisihkan waktu untuk menjelajahi dunia storytelling dalam PR bersama kami. Semoga cerita-cerita yang Anda bagikan selalu menjadi sumber inspirasi, wawasan, dan membangun ikatan yang kuat dengan publik Anda. Sampai jumpa dalam kisah-kisah berikutnya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun