Jakarta, 26 September 2021 - Â PERHUMAS Muda Jakarta Raya mengadakan acara Nimbrung PM Â berkolaborasi dengan PERHUMAS Muda Malang Raya bertajuk "Lets Improve Ourselves During Quarter Life Crisis" pada 26 September 2021.Â
Nimbrung PM oleh PERHUMAS Muda Jakarta Raya menghadirkan tiga pembicara antara lain, Yessicha Ramadhanisya (Business Development Executive Inspigo), Gandung Senatama (Account Executive Utero Indonesia), dan Anisa Rahmanita (Clinical Psychologist of Anisa Rumah Psikologi).
Selama pandemi melanda dunia, banyak dari kita atau teman-teman mengalami fase "quarter life crisis".Â
Berdasarkan fakta bahwa quarter life crisis yaitu krisis yang dialami oleh manusia berkisar usia 20 -- 30 tahun, berkaitan dengan penyelarasan antara harapan pribadi dan tekanan, tuntutan dari luar (keluarga, teman, dan lingkungan), dan 86% millennials mengalami perasaan ini atau sebanyak enam dari sepuluh orang milenial dilaporkan mengalami quarter life crisis.
Pada sesi talkshow oleh Gandung siang itu menjelaskan bahwa pandemi bukan jadi penghalang, justru itu adalah kesempatan atau peluang untuk bisa tembus kemana-mana dan mencoba hal baru, banyak platform kegiatan yang menyelenggarakan event online agar dapat mengembangkan diri, dan banyak bertemu orang supaya belajar bagaimana mengawali komunikasi dengan baik.Â
"Jangan sampai kalian melewatkan masa muda. Gunakan waktu semaksimal mungkin. Jangan sampai setelah kalian lulus merasa bukan orang yang diharapkan.Â
Insecure boleh tapi jangan berlebihan, buat insecure itu berlian diantara yang lainnya. Jadi pesan ku tetap produktif walau sedang pandemi seperti ini," tutur Gandung Senatama.
Dilanjut oleh Yessicha pada talkshow tersebut, bahwa sebagai manusia boleh saja merasa insecure, bisa jadi disebabkan melihat banyak orang yang sukses di tiktok, Instagram. Tapi, berbeda saat kita lihat di Linkedin.Â
Banyak orang-orang hebat di sana, dan jadikan motivasi agar bisa sehebat mereka dalam versi sendiri dan rajin mengembangkan diri menjadi yang lebih baik.Â
Lalu, buat versi diri sendiri yang unik berbeda dari yang lainnya, latih skill yang belum tentu dimiliki oleh orang lainnya. Belajar mengatur waktu dan manfaatkan waktu dengan semaksimal mungkin.Â
"Hadapi, anggap ini sebagai proses pendewasaan diri dan paling penting jangan lupa bahagia!," ujar Yessicha disesi akhir dari kesempatan tersebut.
Dikesempatan yang sama Anisa menjelaskan bahwa faktor yang menyebarkan krisis itu ada dari internal dan eksternal, faktor internal seperti membandingkan diri dengan orang lain dan tidak sesuai harapan, faktor eksternal seperti tuntutan orang tua, lingkungan, dan budaya. ketika mendapatkan masukan dari eksternal maka harus disaring terlebih dahulu.Â
Lalu, tidak perlu panik karena banyak orang yang mengalami quarter life crisis, bedanya bagaimana cara mereka mengekspresikannya.
Kunci menghadapi quarter life crisis ada tiga yaitu sadar, terima, dan kelola. Terima ini memang hal yang mudah tapi membutuhkan proses yang lama, setelah kita melalui tahap sadar, menyusun priotitas seperti menentukan apa hal yang ingin dicapai dan mencari informasi yang lengkap, hargai setiap orang.Â
"Apapun hal-hal yang ingin kalian lakukan, sekecil apapun itu adalah proses untuk mencapai kesuksesan kita," ujar Anisa Rahmanita.
Oleh karena itu, perlu diingat bahwa sebagai manusia masing-masing mempunyai hal yang luar biasa serta hal yang menarik. Tidak perlu iri kepada orang lain, karena masing-masing orang mempunyai keunikannya.Â
Jangan merasa mengalami krisis ini sendiri, karena semua orang pernah mengalami dan atau bahkan sekarang sedang mengalami itu, serta hal penting lainnya dalam menghadapi quarter life crisis di media sosial yakni jangan membandingkan diri dengan orang lain, apapun yang mereka bagikan itu adalah hak mereka, berkomentar lah yang baik agar tidak menyinggung perasaan mereka.
___________
Narahubung finagulfiana@gmail.comÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H