Mohon tunggu...
PERHUMAS Indonesia
PERHUMAS Indonesia Mohon Tunggu... Administrasi - Organisasi Profesi Humas

Organisasi profesi humas Indonesia | Visi dan Misi: Mengembangkan kompetensi para professional humas ( Public Relations) di Indonesia untuk mendukung pengembangan citra positif dan reputasi Institusi dan bangsa Indonesia. | Sekretariat Badan Pengurus Pusat (BPP) PERHUMAS: Gedung Graha Arda lt.2Jl. HR. Rasuna Said Kav. B-6, Jakarta Selatan 12910 | IG @perhumas_indonesia | Web: www.perhumas.or.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menkeu Akui Komunikasi Efektif Bantu Atasi Ketidakpastian Isu Kebijakan Keuangan di Era Pandemi

13 Desember 2020   23:10 Diperbarui: 14 Desember 2020   00:24 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jakarta, 4 Desember 2020 (PERHUMAS) -Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani Indrawati mengakui peran penting  kehumasan  dalam  membantu  kebijakan  suatu  institusi  atau  lembaga  apapun,  termasuk  pemerintah,  melalui komunikasi  efektif  yang  dijalankannya,  terutama  dalam  mengatasi  ketidakastian  isu-isu  yang  banyak  bermunculan  di masa pandemi Covid-19, tidak terkecuali dalam kebijakan keuangan.

"Dalam menghadapi sebuah tantangan yang luar biasa akibat Covid-19 ini, pemerintah perlu terus berkomunikasi secara efektif.  Kementerian  keuangan  dalam  hal  ini  terus  melakukan  komunikasi,  kolaborasi  dan  bersinergi  dengan  seluru pemangku  kepentingan,  termasuk  DPR,  OJK  dan  juga  LPS  dalam  menjelaskan  kebijakan  keuangan  yang  extra  ordinary yang dilakukan pemerintah agar sistem keuangan negara tetap stabil dan aman," kata Sri Mulyani melalui webinar saat menjadi pembicara kunci dalam salah satu sesi utama kegiatan Konvensi Humas Nasional (KNH) 2020 di Jakarta, Jumat (4/12) kemarin.

Menteri  keuangan  bersama  pembicara  lainnya  membahas  isu  utama  perna  komunikasi  dalam  krisis  dalam  sesi  yang berjudul "Strategi dan Integrasi Komunikasi: Akuntabilitas, Transparansi dan Etika". Kegiatan KNH merupakan tradisi tahunan  dari  Perhimpunan  Humas  Indonesia  (PERHUMAS)  dan  kali  ini  berlangsung  dari  tanggal  4-5  Desember  yang dilakukan pertama kalinya melalui webinar serta diikuti sedikitnya seribu praktisi humas baik dari dalam dan luar negeri.

Komunikasi yang Transparan

Pesan  komunikasi  yang  transparan,  juga  dimaknai  oleh  Tanoto  Foundation  sebagai  gaya  berkomunikasi  organisasi kepada  publik  seperti  disampaikan  J.  Satrijo  Tanudjojo  selaku  Chief  Executive  Officer  Global  Tanoto  Foundation.  Ia mengatakan,  penggunaan  media  digital  menjadi  saluran  komunikasi  yangrelevan  saat  ini  namun  harus  diikuti  dengan strategi  perencanaan  yang  matang,  dapat  dipertanggungjawabkan  dan  mutlak  memenuhi  etika  komunikasi  dalam mendistribusikan konten dan pesan yang disampaikan kepada publik.

"Ada dua pilihan bagi pelaku humas di tengah  maraknya  penggunaan  sosial  media.  Menjadi  penonton  saja  atau  ikut berperan aktif untuk memberikan pengaruh dan kemudahan media digital yang positif? Ini adalah bentuk akuntabilitas kita semua. Sudah menjadi kewajiban Tanoto Foundation untuk menyampaikan pesan dengan transparan dan akuntabel melalui laporan tahunan agar bisa menjadi referensi bagi pihak yang tertarik kepada lembaga filantropi ini," kata Satrijo Tanudjojo.

Menurutnya,  Kualitas  komunikasi  sangat  penting  karenanya  penyampaian  pesan  melaluinarasi  yag  positif  dapat menimbulkan  kepercayaan  publik  yang  kuat,  terlebih  dalam  upaya  memberdayakan  komunitas  agar  berkontribusi positif  kepada  masyarakat.  Singkatnya  komunikais  yang  trasparan,  dapat  dipertanggungjawabkan  dan  timbulnya kepercayaan publik merupakan salah satu pengukuran komunikasi yag efektif. 

Kultur Lokal 

Pembicara  terkahir  dalam  sesi  tersebut,  Guru  Besar  Fikom  UNPAD  Prof.  Dedy  Mulyana,  mengemukakan,  bahwa komunikasi  hendaknya  fokus  pada  hal  urgensi  dari  integrasi  komunikasi  yang  transparan,  akuntabel  dan  beretika. Dengan  kata  lain  diperlukan  seorang  PR  yang  berideologi  dan  memperhatikan  kultur  lokal  agar  pesan-pesan  yang dikampanyekan dapat lebih diterima oleh masyarakat. 

"Setiap proses PR selalu berlangsung dalam proses budaya yang melibatkan interaksi nilai-nilai budaya masyarakatnya.  Peran  PR  tidaklah  sempurna  tanpa  menyertakan  komunikasi  antarbudaya,  apalagi  dalam  era  pandemi  Covid-19. Komunikasi yang terintegrasi dan penuh etika akan berhasil dan diterima oleh publik dengan cepat,"katanya.

Menyinggung  soal  teknologi  komunikasi,  Dedy  Mulyana  mengatakan,  hal  tersebut  hanyalah  perluasan  pancaindra manusia.  Media  sosial  tetap  tidak  dapat  menggantikan  kekuatan  komunikasi  tatap  muka  yang  melibatkan  beberapa aspek komunikasi non--verbal yang tidak didapat dari berkomunikasi melalui media sosial.

 "Terbukti pada sebuah kasus kegagalan komunikasi berkonteks rendah, di tahun 2018 silam dimana Michihito Matsuda gagal  dalam  kampanye  politik  untuk  menjadi  Walikota  Tama  di  Jepang  saat  ia  menggunakan  robot  dalam  program kampanye politiknya,"" kata Dedy lagi.

Secara  singkat  Dedy  menegaskan  bahwa  etika  komunikasi  sangatlah  penting.  Tanggung  jawab  sebagai  praktisi  Humas untuk  menyebarkan  pesan  yang  benar  dan  objektif  dengan  rasa  hormat  kepada  publik  adalah  sebuah  sikap  lain  yang harus terus dipupuk diera global ini.

"Tedapat empat kriteria wacana yang etis dan lebih baik saat disampaikan. Pertama, komprehensif. Kedua, benar. Ketiga, pesan harus layak bagi khalayak (tanpa rekayasa) dan keempat, pesan yang disampaikan haruslah mengandung unsur ketulusan," demikian Prof. Dedy Mulyana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun