Jakarta, 14 November 2018 -- Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (PERHUMAS) akan menggelar Konvensi Nasional Humas 2018 pada tanggal 10-11 Desember 2018 bertempat di XXI Ballroom Jakarta. Konvensi akbar tahun ini mengusung tema "Humas 4.0 Tantangan Kebangsaan & Reputasi Indonesia" akan dihadiri oleh berbagai pihak mulai dari mahasiswa, praktisi, akademisi hingga tokoh nasional.
Konvensi Nasional Humas 2018 ini akan menghadirkan berbagai narasumber diantaranya R. Niken Widiastuti (Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik -- KOMINFO RI), Wianda Pusponegoro (Staff Khusus Kementrian BUMN), Boy Kelana Soebroto (Head of Corporate Communication ASTRA International), Mardi Wu (CEO Nutrifood) dan lainnya. Konvensi ini dirancang menjadi sebuah wadah bagi praktisi, akademisi, professional public relations, pimpinan perusahaan dan praktisi media massa, untuk melahirkan berbagai gagasan serta pemikiran guna terciptanya hubungan yang saling bersinergi serta memperdalam fungsi peran masing-masing, khususnya di Era Industri 4.0.
Rosarita Niken Widiastuti --Â Dirjen Informasi Komunikasi Publik (IKP)Â KOMINFOÂ RI
Humas jangan hanya menguasai sarana komunikasi konvensional saja. Di era 4.0 penggunaan sarana komunikasi baru harus dikuasai dan dimanfaatkan dan ini merupakan tantangan bagi Humas Pemerintah dalam menghadapi industri 4.0.
Kompetensi PR membutuhkan kombinasi unik antara intuisi, nalar, empati, emosi serta kreativitas yang tidak terbatas (limitless)! Hal ini menjadi keterbatasan mesin AI untuk dilatih. Persepsi lama, bahwa PR hanya berfungsi sebagai media relations, membuat klipping, protokoler serta publikasi di konvensional media semata haruslah kita tinggalkan. Sekarang profesi ini dituntut memiliki keahlian yang lebih kompleks.
Pada akhirnya, Peran fungsi Humas adalah membangun Trust dan Reputasi melalui branding "Making Indonesia 4.0". Ini juga butuh agenda setting serta peran strategis Humas yang Humas 4.0.
Point besar saya disini adalah HUMAS 4.0 harus memiliki software and Hardware yang global, digital, creative. Namun, yang paling penting juga adalah inside chipnya seorang Humas 4.0 haruslah NKRI -- #IndonesiaBicaraBaik
Konvensi Nasional Humas 2018, menjadi sebuah momen tepat bagi segenap Praktisi Humas 4.0 untuk lebih waspada dan cermat dalam menghadapi tantangan kemajuan dunia digital di Indonesia. "Harapannya melalui Konvensi Humas 2018, kami segenap praktisi Public Relations Indonesia, professional dari berbagai industri dapat saling berdiskusi dan menemukan strategi untuk membangun reputasi baik Indonesia."
Industri 4.0 merupakan tantangan globalisasi yang menciptakan ketidakpastian yang justru menjadi tantangan terbesar Humas Indonesia. PERHUMAS sebagai lembaga profesi perlu terus menerus meningkatkan kapasitas dan kualitas Humas Indonesia secara berkelanjutan. Sudah saatnya Humas Indonesia memimpin di depan dengan menjadikan teknologi informasi, digitalisasi dan sosial media sebagai isntrumen kekuatan PR di masa depan atau di era industri 4.0.Â
Humas Indonesia bukan lagi sebagai alat pemadam kebakaran yang reaktif, tetapi memimpin didepan dengan Strategic Thinking yang kuat. Menghadapi hal tersebut praktisi Humas perlu melengkapi diri juga dengan Local Wisdom yang menjadi kekuatan pemain lokal dan memperkuat platform digital guna meningkatkan awarness sebagai Contact Point bagi sasaran khakayaknya.