Mohon tunggu...
Nur Hadi
Nur Hadi Mohon Tunggu... -

Penulis. Telah menghasilkan ratusan cerpen yang tersebar di pelbagai media nasional dan daerah. Di samping juga menulis esai (sastra & budaya) serta resensi buku

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Tuntunan Mempercantik Diri dengan Akhlak Terpuji

7 Oktober 2014   03:15 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:07 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14126010591790209270

Judul Buku:Perempuan Dambaan Al-Quran

Penulis:Gayatri Ida Susanti

Penerbit:Penerbit Mizania

Cetakan:Pertama, Juni 2014

Tebal:163 halaman

ISBN :978-602-1337-06-6

Kebanyakan orang beranggapan bahwa cantik selalu identik dengan fisik tinggi, putih, langsing dengan tubuh, dada, wajah yang proporsional, berhidung mancung, berambut hitam mengilat, dan sebagainya. Padahal definisi kecantikan fisik selalu saja berubah sesuai zaman. Jika pada abad 15-17M definisi cantik identik dengan perempuan yang memiliki perut, panggul, dan dada besar, maka abad ke-19 kecantikan sudah diidentikkan dengan wajah dan bahu bundar serta tubuh yang berisi. Abad ke-21 ini definisi cantik bahkan sudah dikendalikan oleh iklan-iklan produk kecantikan (halaman 20), di mana tentu saja mereka yang tak memiliki kepercayaan diri akan menjadi korban.

Buku ini akan memberikan pandangan lain kepada Anda yang mendambakan kecantikan luar dalam. Kecantikan yang tak hanya tampak pada fisik semata, namun juga terpancar dari jiwa, tingkah laku, dan pola pikir. Kecantikan yang terangkum dalam memoar; jadikan ghadhul bashar (menjaga pandangan) sebagai hiasan kedua mata agar semakin bening dan jernih, oleskan lipstik kejujuran pada bibir agar semakin manis, gunakan pemerah pipi dari haya’ (rasa malu) yang hanya dijual di salon iman, pakai sabun istighfar untuk membersihkan badan dari dosa dan kesalahan, merawat rambut dengan jilbab islami yang akan menghilangkan ketombe pandangan laki-laki asing yang membahayakan, gunakan anting-anting indahdengan hanya mendengarkan yang baik-baik saja, hiasi tangan dengan gelang tawadhu’ dan jari-jemari dengan cincin ukhuwah, sebaik-baik kalung adalah kalung kesucian, serta bedaki wajah dengan memperbanyak wudhu (halaman 24). Anda juga akan dipandu untuk mengetahui amalan ruhiah apa saja yang akan mengimbas pada kecantikan diri. Bagaimana bisa kecintaan terhadap Allah, menegakkan salat lima waktu, wudhu, puasa, zakat dan sedekah, tilawah Al-Quran, zikir dan do’a, istighfar, tawakal, berbuat kebajikan dan meninggalkan kemaksiatan, silaturahim, senyum, memaafkan orang lain, berjilbab, mempertebal rasa malu kepada Allah, ilmu, tawadhu’, zuhud serta qana’ah , dapat menambah kecantikan para wanita lengkap dengan dalil/bukti ilmiah yang menguatkannya. Inner beauty—di mana akhlak baik menjadi sumbunya—justru menjadi pangkal dari kecantikan fisik yang tak terbatasi oleh jangka umur.

Tapi jangan salah. Buku ini juga mengingatkan Anda untuk selalu merawat kecantikan fisik. Mandi, tidur yang cukup, perawatan kulit dengan kosmetik yang sesuai, lulur, pemanfaatan buah dan sayur, pemilihan makanan minuman yang baik dengan nutrisi yang cukup, olahraga, perawatan rambut dan kuku, membatasi beberapa jenis makanan yang akan berakibat buruk jika dikonsumsi berlebih (diet), manfaat air putih, perawatan daerah kemaluan hingga area ketiak, bahkan bagaimana pentingnya pengaruh kombinasi pakaian yang kita pakai juga diurai. Selama semuanya masuk dalam toleransi agama, kita justru dianjurkan demi menjaga sekaligus meningkatkan kualitas hidup. Dalam hal pemenuhan kebutuhan perut saja Al-Quran dan Nabi sampai berpesan; makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan (Q.S. 7;31). Sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk udara (Al Hadits).

Berhias pun tetap ada aturannya. Beberapa hal yang tidak diperbolehkan dalam mempercantik diri itu dibahas dalam bab terakhir. Tabarruj atau berlebih-lebihan dalam berhias (atau dalam definisi Imam Bukhari, memamerkan segala kecantikan diri) menjadi larangan lantaran dapat memancing kemaksiatan. Jilbab pun kemudian menjadi tameng wajib yang menandakan identitas bahwa pemakainya adalah perempuan berakhlak baik. Berdandan menyerupai lawan jenis dilarang. Ada ahli yang menyatakan bahwa karakteristik seseorang bisa berubah karena penampilan. Menggunduli rambut kepala, menyambung rambut kepala, mentato tubuh, berlebih-lebihan dalam memakai wewangian, dan kehati-hatian dalam bertutur sapa juga masuk dalam pembahasan larangan lantaran ada kekhawatiran tertentu jika dilanggar. Menjadikan buku ini panduan lengkap perawatan kecantikan luar dalam.*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun