Mohon tunggu...
Perempuan Takabonerate Selayar
Perempuan Takabonerate Selayar Mohon Tunggu... -

Perempuan yang juga di sebut Wanita adalah makhluk Yang dikonotasikan sebagai Mahkluk lemah lembut namun sangat dibutuhkan kehadirannya oleh seorang lelaki atau pria. Perempuan di Kompasiana tidak mendapat pelayanan khusus, olehnya itu saya senang pada Kompasiana. Maklum Saya Adalah seorang pereempuan yang suka emansipasi.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Minta Ampun Mahalnya Biaya Bersalah ke Oknum Binmas di Kampungku

28 November 2011   17:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:05 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Coba kalau perbuatan ini mengenai anda atau keluarga anda, pasti sangat menjengkelkan rasanya. Kakak iparku yang memang masih muda kles dengan temannya di sebuah pesta terpaksa harus membayar uang tebusan 2 juta rupiah kepada sang oknum aparat polisi di kampungku yang biasa kami panggil Pak Binmas. kalau tidak maka kakak iparku harus dibawa ke ibu kota kabupaten yang harus ditempuh selama 8 sampai 9 jam pelayaran. Maklum kampungku berada di kepulauan Jinato kecamatan Takabonerate Kepulauan Selayar.  Bukan di damaikan seperti layaknya seorang pamong atau petugas kemanan eh eheh malah pak binmas menunggu bu bidan di pustu untuk buat surat visum , katanya kelengkapan data pihak berwajib termasuk uang itu untuk jaminan agar kakak iparku tidak lari.  Kasihan mertuaku yang hanya bekerja sebagai seorang nelayan harus tunggang langgang mencari pinjaman ke tetangga agar anaknya tidak di bawa ke mapolres selayar. Apakah pak binmas itu tidak punya perasaan ya , karena setiap kali pak binmas itu ada di kampung rasanya kemanan makin tidak terkendali, karena minuman keras saja tidak dilarang eh eh malah di bekingi.

Bukan sekali ini saja perbuatan seperti ini terjadi dan sekampungku juga sudah pada mengeluh atas kelakuan yang sering negatif oleh oknum penegak keadilan yang satu ini. Tapi kok komandannya pada bisu dan tuli serta buta melihat dan mendengar kejadian seperti ini sepertinya dianggap biasa saja.

Mudah mudahan saja kakak iparku bisa tobat dan tidak mau minum minuman keras lagi, agar tidak lagi bayar untuk menghindari hukuman yang ancamkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun