Ketika dulu,
Sebuah glorifikasi akan cinta berputar-putar dalam benak, di hari-hari di mana sahabat-sahabat saya diindetifikasikan menjadi separuh kekasihnya. Sekeliling saya berisi mereka yang baru jadian, mereka yang baru lamaran atau setelah melangsungkan akad nikah. Cinta tersebar di udara, terhirup bahagianya, terpancar dan tertular di sekitarnya.
Pada masa itu,
Cinta, tergambar sebagai bentuk kalimat "tidak butuh banyak alasan untuk mengasihi.."
---
Meski pada hari ini, sebagian kecil dari orang-orang yang dulu bersuka mulai menampakkan duka, walau lebih banyak yang masih memegang komitmen untuk tetap bersama, sembari melihat dan merefleksikan masa lalu mengenai saat pertama cinta itu hadir, mempertahannya untuk selalu hadir.
Perkara meninggalkan,
untuk dua orang yang pernah saling cinta sekalipun, memiliki kekuatan untuk tak lagi saling mencari. Mulai membuat-buat alasan dan pembenaran atas hilang perlahannya degup jantung tidak teratur ketika mata saling menatap. Ketika peluk tak lagi saling memberi kenyamanan. Ketika pulang tak lagi membuat lega.
Mereka, yang dulu saling cinta tanpa ada alasan, mulai memiliki satu persatu alasan mengapa mereka harus pergi,
yang tak jarang,
alasan itu sudah ada sejak awal mereka menyebut satu sama lain sebagai bagian dari hidup.
Ironis memang,
karena di awal mereka bersatu tanpa mempedulikan cela yang sudah ada,
tapi pergi karena hal yang sudah mereka lihat di awal.
Atau,
Kalaupun mereka memiliki daftar mengapa mereka mencintai pasangannya, ketika pergi, mereka tidak lagi melihat itu sebagai sebuah keindahan yang layak dipertahankan.
Ketika sepasang kekasih terlihat amat saling mengasihi, ketika sudah berusaha memberikan semua hal terbaik yang bisa ia lakukan untuk membahagiakan kekasihnya. Kenyataannya ia bisa tetap memilih pergi untuk meninggalkan.
Di antara pasangan lainnya, ada yang diuji dengan berbagai macam cara. Dengan ujian sakit, jarak tempat tinggal, kemapanan, restu, atau ujian lainnya. Tapi mereka bisa tetap saling menguatkan, tidak pernah memilih untuk saling meninggalkan.
Banyak alasan untuk pergi,
Tapi cinta tidak butuh banyak hal untuk tetap bertahan.
---
Jadi,
apa yang berbeda?
Kita memang tidak selalu memiliki alasan yang konkret untuk saling mencinta.
Bisa karena kemandiriannya, karena wawasannya, karena kesabarannya,
karena kulit cokelatnya, karena rambut pendeknya,
karena hobinya, karena ia memelihara kucing, karena ia piawai di dapur.
---
Namun, sebagaimanapun ia tidak pernah berubah, bila seseorang ingin pergi, ia akan selalu memiliki alasan untuk pergi.
Jadi, sungguh sia-sia,
Mempertahankan orang yang ingin pergi. Karena, mungkin, cintanya masih ada, tapi ia ingin pergi dengan alasan yang ia karang-karang sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H