Sayang kamu sungguh-sungguh adalah sebuah kalimat terbaik. Ada dua konsep di sana: sayang dan sungguh-sungguh.
Sayang kemudian saya pahami lebih luas. Ia seperti langit. Ia seperti semesta. Sesuatu yang tidak berbatas. Satu-satunya yang membatasi kami adalah mata. Bagaimana kami tidak saling melihat dan berjarak namun kami tahu bahwa kami saling sayang. Kami saling menyayangi. Konsep ini lalu diam-diam berkembang menjadi tidak saling menuntut dan saling menerima apa adanya saja, masa lalu, masa sekarang, maupun masa depan.
Saya katakan, saya mau menyayangi kamu seperti Bapak dan Ibu saya. Bagaimana mereka terus mengasihi, mendampingi, menguatkan, juga memberi melalui kekurangan mereka. Tetapi, apakah saya sudah seluas mereka? itu sebuah pertanyaan. Mereka sudah punya penghayatan yang lebih dalam tentang arti sayang.
Kedua, sungguh-sungguh. Saya mengartikan sungguh-sungguh dengan sepenuh hati. Tidak hanya di mulut. Melainkan segenap pikiran, akal, dan perasaan menyadarinya dengan penuh.
Sayang kamu sungguh-sungguh, tidak lagi menjadi kalimat biasa. Mereka juga pengingat. Mengingatkan saya kepada cinta dan kasih sayang orang tua saya. Sekaligus mengingatkan saya untuk mulai melakukan kalimat pendek tersebut dengan sungguh-sungguh.
❤
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H