Assalamualaikum wr wb
Dengan bismillah datang ke majlis
Berpakaian lawa nampaknye indah
Kalimat disusun untuk ditulis
Semoge banyak dapat faedah
Hendak saya banyak berkawan
Supaye dapat banyak kenalan
Harapan saya kepada pembaca budiman
Dapat meresap ape yang ade pade tulisan
Anak-anak bermain gasing
Ramai-ramai bersukaria
Supaya kita dapat bersaing
Membaca jadikan jendela dunia
Gurindam 12 secara sederhana memiliki arti sebagai sebuah puisi, sekumpulan syair yang diciptakam oleh Raja Ali Haji di pulau Penyengat, Kepulauan Riau. Raja Ali Haji adalah cucu Raja Haji Fisabilillah. Ayah beliau, Raja Ahmad yang bergelar Engku Haji Tua, dikenal sebagal sosok intelektual muslim. Ibu beliau merupakan putri dari Kerajaan Selangor. Tak heran, sejak kecil ia telah mendapatkan pendidikan yang cukup. Kunjungan dari para tokoh dan ulama terkemuka saat itu ke Istana Kerajaan Riau-Lingga juga memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan beliau. Raja Ali Haji juga sempat belajar ke Batavia, Kairo, dan Mekah.
Selain dikenal dengan Raja Ali Haji, beliau mempunyai beberapa sebutan lainnya, diantaranya Raja Ali Al-hajj ibni, Raja Ahmad Al-Hajj ibni, Raja Haji Fisabilillah atau juga Engku Raja Ali ibni, juga Engku Haji Ahmad Riau, serta beberapa nama lainnya.
Raja Ali Haji salah seorang budayawan, sastrawan, ulama, dan ilmuwan Melayu yang sangat terkenal pada abad ke 19. Beliau dilahirkan di Pulau Penyengat pada tahun 1808 dan wafat pada 1873.
Sebagai seorang terpelajar dan sastrawan, beliau banyak menghasilkan karya bermutu. Puluhan karya sastra lahir dari tangan beliau, antara lain Gurindam Dua Belas, Bustanul Katibin, dan Syair Sultan Abdul Muluk. Karya-karya beliau banyak memukau para ahhi bahasa dari dalam dan luar Indonesia hingga kini.
Pemerintah Republik Indonesia menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional dan Bapak Bahasa Indonesia kepada Raja Ali Haji, tokoh utama perjuangan bahasa Melayu Kepulauan Riau. Anugerah itu diberikan melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 089/TK/Tahun 2004,6 November 2004. Plakat Pahlawan Nasional untuk Raja Ali Haji diserahkan oleh Presiden Republik Indonesia Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono kepada perwakilan zuriat Raja Ali Haji yaitu Raja Ahmad (Raja Halim) bin Raja Mukhsin di Istana Negara, Jakarta, 11 November 2004.
Dengan anugerah Pahlawan Nasional kepada Raja Ali Haji itu, berarti secara resmi Pemerintah Republik Indonesia atas nama bangsa Indonesia mengakui dan menghargai dua hal. Pertama, Raja Ali Haji merupakan tokoh yang paling berjasa dalam melahirkan bahasa nasional, bahasa Indonesia. Kedua, bahasa Melayu Kepulauan Riau diakui resmi sebagai asal bahasa Indonesia.
Bahasa melayu (sebagai cikal bakal bahasa Indonesia) dikatakan sebagai lingua Franca,karena bahasa melayu adalah bahasa pengantar atau perantara di pulau hindia. Selain itu bahasa melayu memiliki berbagai dialek yang tersebar di seluruh nusantara ini.
Gurindam 12 ditulis dan diselesaikan di Pulau Penyengat pada tanggal 23 Rajab 1264 Hijriyah atau 1847 Masehi pada saat usianya 38 tahun. Karya ini terdiri dari 12 pasal dan dikategorikan sebagai Syi`r al-Irsyadi atau puisi didaktik, karena berisikan nasihat dan petunjuk menuju hidup yang diridhai oleh Allah SWT. Dan terdapat pula pelajaran dasar Ilmu Tasawuf. Kalimat yang termaktub didalamnya sarat dengan nuansa ke islaman, mempunyai dua baris dalam serangkap atau beberapa baris dalam serangkap, setiap baris ke baris mempunyai makna dan saling berkesinambungan. Baris pertama disebut syarat yang merupakan suatu pikiran atau peristiwa, sedangkan baris kedua jawab atau keterangan pokok pikiran yang dinyatakan dari ayat pertama atau garis pertama .
Jalan ke pekan membeli baju
Baju dipakai pergi undangan
Mari kita menuntut dan menambah ilmu
Gemar membaca kita galak kan
Simpul tali di ikat kuat
Tali panjang sehasta tangan
Tulisan saya semoga bermanfaat
Salah dan silaf mohon maafkan
Gurindam dua belas pasal yang pertama (I):
Barang siapa tiada memegang agama, Sekali-kali tiada boleh dibilang nama.
Barang siapa mengenal yang empat, Maka ia itulah orang ma'rifat.
Barang siapa mengenal allah, Suruh dan tegahnya tiada yang menyalah.
Barang siapa mengenal diri, Maka telah mengenal akan tuhan yang bahari.
Barang siapa mengenal dunia, Tahulah ia barang yang terpedaya.
Barang siapa mengenal akhirat, Tahulah ia dunia mudarat.
Berikut ini penjabaran makna gurindam 12 pasal yang pertama bait demi bait akan saya terakan untuk pemahaman kita bersama:
- Gurindam 12 pasal pertama bait pertama.