6. Terlalu Mudah Puas Diri
Baru mendapat ranking tiga puluh tujuh dari empat puluh siswa sudah puas diri. Artinya, jika ada yang berada di bawah dia, dia akan merasa puas. Ini merupakan salah satu faktor untuk menghambat mengembangkan potensi diri. Kenapa demikian? Karena dengan mudah puas diri, manusia akan cenderung untuk bermalas-malasan.
Semisal seperti ini, seorang siswa puas dengan dirinya mendapat ranking tiga puluh tujuh dari empat puluh siswa. Selama ini dia tidak belajar, selalu bermain-main, dan selalu remedi jika ujian. Nah, ketika dia puas diri karena demikian, maka dia akan selau malas belajar, bermain-main, dan remedi ketika ujian. Pertanyaannya, kapan dia akan mengembangkan potensi diri?
Itu yang membuat manusia menjadi tidak berkembang, mudah puas diri. Manusia boleh merasa puas, ketika dia telah mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Untuk urusan akhirat juga jangan terlalu mudah puas diri. Teruslah memperbanyak amalan.
7. Malu Untuk Berkembang
Siapa yang tidak gugup ketika pertama kalinya berbicara di khalayak ramai? Jawabannya tidak ada. Kenapa beberapa manusia sering sekali, bahkan terlihat luwes ketika berbicara di depan umum? Hal tersebut karena dia tidak malu untuk berkembang. Jika ada rasa malu untuk berkembang dalam diri, maka itu akan menghambat mengembangkan potensi diri.
Memang, banyak hal di dunia ini yang membuat diri ini malu untuk berkembang. Seperti berbicara di khalayak ramai, mengutarakan pendapat, menyatakan perasaan cinta, dll. Namun, jika rasa malu itu dibiarkan berkembang, tentu akan menghambat potensi diri.
Misal, Anda berpotensi untuk menjadi publik speaker. Namun, Anda malu untuk berbicara di depan khalayak dan tidak ingin mencoba satu kali saja. Apa yang terjadi? Tentu saja Anda tidak akan menjadi publik speaker, meskipun ada bakat terpendam di dalam diri.
8. Mudah Putus Asa
Baru gagal sekali saja sudah putus asa, hal inilah yang akan menghambat mengembangkan potensi diri. Manusia tidak boleh putus asa, walaupun putus asa merupakan sifat alamiah manusia, tapi harus ditekan demi kehidupan manusia. Dan sialnya, setan suka sekali membuat manusia putus asa. Dan tentu saja, jika mudah putus asa, manusia tidak akan berkembang.
Misalnya seperti ini, Anda berbakat untuk menjadi penulis best seller. Maka Anda pun dengan semangat menulis sebuah cerita. Setelah cerita selesai, Anda mengirim karya Anda ke penerbit mayor. Ternyata penerbit mayor menolak karya Anda. Setelah itu, Anda putus asa, tidak pernah mencoba untuk menulis sedikit pun.