Mohon tunggu...
Wahyudi Iskandar
Wahyudi Iskandar Mohon Tunggu... Swasta -

twitter: WAHYUDI ISKANDAR facebook: WAHYUDI ISKANDAR googl+: WAHYUDI ISKANDAR Fanpage: WAHYUDI ISKANDAR

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tanjung Pinang Kepulauan Riau Apakah Kau Tak Lagi Milik Kami

24 Agustus 2015   13:21 Diperbarui: 24 Agustus 2015   13:32 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KEMANA ANAK NEGERI LANCANG KUNING KAN MEMBAWA MASADEPANNYA

BILA DIRINYA TAK BERPENDIDIKAN

 

"PENINGGALAN SEJARAH DUNIA"

 

[MASJID SULTAN RIAU BERLOKASI DI PULAU PENYENGAT SALAH SATU PULAU YG BERSEJARAH DI KOTA TANJUNG PINANG PROVINSI KEPULAUAN RIAU INDONESIA]

Siapapun yang mengingat Tanjung Pinang maka akan mengingat pula Pulau penyengat yang penuh dengan sejarah dan melambangkan adanya GURINDAM DUA BELAS DAN MASJID SULTAN RIAU. Yang menggambarkan betapa MELAYU memiliki peradaban yang sangat harmonis saat itu. Adat istiadat yang dijunjung tinggi hingga kehidupan beragama yang harmonis. MASJID SULTAN RIAU yang menggambarkan kegotongroyongan masyarakat melayu dahulu dan syair syair GURINDAM DUA BELAS yang memberikan isyarat nasehat.

Namun Bila kita lihat saat ini dan ketika kita melakukan obrolan kecil dengan generasi muda saat ini mengapa mereka hanya mengingat tempat hiburan massage yang bertebaran dan karaoke live yang hampir setiap pojok ada wajah wajah kejayaan melayu sudah mulai tampak sirna di gerus waktu apakah tak ada lagi MASYARAKAT MELAYU KU YANG DAHULU apakah telah tiada orang yang dapat menyebarkan nasehat GURINDAM DUA BELAS itu dirikupun heran dan tak habis fikir.

Apakah ini melambangkan kurangnya Pendidikan didaerahku atau kurangnya jiwa gotongroyong dalam ber warga ataukah sudah sirna kepedulian sesama.

ketika kumelihat banyaknya bertebaran KONDON di anak tangga salah satu tempat wisata yang letaknya di jantung kota yang atas dan bawahnya jalan raya menggambarkan betapa ngerinya kehidupan anak muda generasi bangsa di negeriku lancang kuning ini. apakah karena kurangnya pengawasan ataukan karena kurangnya kerja sama antara pemerintah dan PLN sehingga tiada penerangan atau memamng karena sudah tiada moral. diriku pun tak mengerti.

Tanjung Pinang kemana arah tujuanmu kini bilamana kau ku ibaratkan sebuah bahtera SI LANCANG KUNING maka dimana NAKHODAMU kini.

Kalau nakhoda
Kalau nakhoda kuranglah faham
Kuranglah faham...

Kalau nakhoda
Kalau nakhoda kuranglah faham
Hai kuranglah faham...

Alamatlah kapal
Alamatlah kapal akan tenggelam...
Alamatlah kapal
Alamatlah kapal akan tenggelam...

 

Nampaknya lirik lagu itu sudah mulai menimbulkan efek nya dan sayangnya bukan kearah yang positif melainkan negatif.

SIAPA YANG HARUS DISALAHKAN?

HARUSKAH SALING MENYALAHKAN?

 

Wahai anak negeriku negeri LANCANG KUNING mari kita bersama mengembalikan harkat dan martabat NEGERI INI NEGERI KITA LANCANG KUNING.

 

Jangan kita biarkan negeri ini tenggelam.

jangan kita biarkan peradaban luar menghancurkan pusaka peninggalan leluhur kita.

mari bersama kembali bergotongroyong membersihkan nergeri lancang kuning ini dari kemaksiatan.

 

mari kita selamatkan penerus bangsa penerus negeri kita NEGERI LANCANG KUNING INI. mari kita pantau bersama kualiatas pendidikan dan kehidupan bersosial di negeri ini mari kita tegakkan kembali norma norma adat istiadat melayu KEPRI mari kita tegakkan GURINDAM DUA BELAS di negeri kelahirannya ini. 

BUAT MU WAHAI SAHABAT KERABAT SANAK SAUDARA NEGERI SERUMPUN NEGERI LANCANG KUNING.

Hormatku,

WAHYUDI ISKANDAR

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun