contoh:
Angka 1 kurang berarti dan kurang ada nilainya kalau tidak di barengi dengan angka nol (0), akan lebih bernilai kalau satu (1) dan nol (0) bersanding misalnya jadi angka sepuluh (10). semakin banyak deretan nolnya setelah angka satu (1) maka akan semakin bernilai. Â begitu juga sebaliknya kalau angka satu (1) sebelumnya disandingkan dengan angka nol (0). maka hasilnya juga akan kurang bernilai contohnya seperti nol koma satu (0,1).
selain itu deretan angka berapa pun (1, 2, 3, sampai 9) kalau dikali nol maka hasilnya akan nol (0) .
Sekarang timbul pertanyaan yang paling mendasar, "sebenarnya angka nol ini apa?" Â atau kenapa nilai nol ini kalau di sandingkan akan jauh lebih bernila atau bahkan tidak ada nilainya sama sekali?
Jawaban analisis deretan angka-angka matematika itu kalau di sandingkan dengan rahasiah kehidupan seperti pertanyaan yang saya sebutkan diatas atas ("Siapa saya, Untuk apa kita hidup, dan kenapa kita di hidupkan di dunia?")adalah: Nol (0) adalah kebenaran yang paling hakiki yang sering kita abaikan. kebenaran hakiki adalah "Allah" .
Contoh:
Ketika kita melakukan satu kebaikan karena ingin pujian dari orang di sekeliling kita, maka satu kebaikan itu akan bernilai nol (0) atau kosong. sebaliknya kalau kita melakukan satu kebaikan karena ingin mendapatkan keridhoan dan fahala dari Allah maka hasilnya satu (1) kebaikan itu akan menjadi sepuluh (10) kebaikan bahkan lebih.
Apabila kita melakukan satu (1) kebaikan karena ingin di puji orang di sekeliling kita maka kita menjadi orang yang ria dan sombong. maka perbuatan itu akan sia-sia tidak ada nilainya bahkan akan menjadi siksaan buat diri kita dan jelas akan menjadi nilai no (0) dan negatif (-).
Semoga aku tidak mengabaikan dan selalu memakai rumus matematika itu secara praktis dalam setiap kehidupan aku sehari-hari.
Amin... Amin... Amin Yarobbala'lamin !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H