Mohon tunggu...
Perdana Wahyu Santosa
Perdana Wahyu Santosa Mohon Tunggu... profesional -

Hanyalah seorang Dosen yang ingin berbagi opini..... Email: perdana.ws@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

G20: Indonesia Hanya Memenuhi Agenda saja

12 November 2011   00:59 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:46 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara substansial, KTT G20 Perancis tidak menghasilkan kesepakatan apapun bagi perekonomian global termasuk Indonesia. Pasalnya hampir semua waktu, energi dan perhatian tersita habis untuk menemukan solusi terbaik bagi krisis utang Eropa yang semakin mencemaskan. Fokus utama adalah “memaksa” Yunani dan Italia menaati hasil KTT Eropa berupa bail out dan tetap berada di UE. Yunani merespon melalui sebuah langkah terobosan dengan membentuk semacam “unity government”. Unit ini direncanakan akan mengamankan pembayaran bailout financing dari EU dan IMF.

Namun fokus masalah segera begeser ke Italia, yang mengalami masalah serupa dengan Yunani. Pasar global kembali merespon negatif masalah perekonomian Italia kemudian Spanyol, Irlandia dan Portugal. Dengan demikian KTT G20 kali ini terus berkutat pada masalah krisis utang super besar Eropa ketimbang pemulihan ekonomi global secara umum. Hal tersebut dapat dipahami karena begitu peliknya solusi untuk Eropa tersebut. Selain itu sektor perbankan sebagai pemegang obligasi Yunani, penerbit credit default swap juga akan terpukul jika krisis terus belarut-larut.

KTT 20 negara ekonomi terbesar dunia ini juga, diharapkan dapat melahirkan beberapa kebijakan penting terkait “darkening outlook” ekonomi global pada 2012. Para pemimpin ekonomi dunia sudah berinisitif melahirkan beberapa kebijakan strategis seperti “code of conduct” dalam penglolaan capital inflow dan outflow dalam kerangka capital account regulation untuk meredam “currency war”,  disiplin fiskalausterity measure, dan ketidak-keseimbangan ekonomi global. Selain itu, karya terbaik G20 2011, sejauh ini adalah berhasil "memukul mundur" dua PM negara bermasalah fiskal yaitu Papandreou dan Berlusconi sekaligus.

Indonesia sejauh ini belum mempunyai daya tawar yang kuat sehingga hanya mengikuti agenda KTT G20 saja. Ini hal yang lumrah, karena ukuran ekonomi kita yang masih kecil, jauh dibandingkan China misalnya. Namun, Indonesia dapat menunjukkan beberapa kebijakan yang lebih sektoral misalnya terkait pertambangan, perkebunan dan kehutanan dalam rangka green economy. Hanya dengan menunjukkan pertumbuhan ekonomi domestik yang sehat dan terencana baik saja sudah memasukan Indonesia ke dalam pantauan radar investasi global.

Perdana Wahyu Santosa

Source: www.imq21.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun